Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

teaching 21 Mar 2023

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berbasis dengan sebuah metode untuk memperkenalkan siswa terhadap suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi pelajaran yang dibahas. Pada kesempatan ini, siswa akan diminta untuk mencari solusi tentang bagaimana menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dalam proses kegiatan belajar.

Berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek, solusi yang ditawarkan dalam model pembelajaran ini tidak harus berupa produk. Namun, proses yang dihadapi siswa yaitu pencarian mengenai jawaban dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. Masalah ini akan menjadi fokus utama dalam kegiatan pembelajarannya.

Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan metode mengajar yang berfokus pada pemecahan masalah yang nyata, proses belajar di mana siswa akan melaksanakan kerja kelompok, melakukan umpan balik, diskusi yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk melakukan penyelidikan dan membuat lapora akhir. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk bisa terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar di kelas serta dapat mengembangkan keterampilan untuk berpikir kritis.

Selain itu, pembelajaran berbasis masalah juga dapat didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah konstekstual yang berguna untuk merangsang siswa untuk giat belajar.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Para Ahli

1. Duch

Pembelajaran berbasis masalah merupakan sistem belajar yang menantang siswa dalam belajar mengenai cara belajar. Pada kesempatan ini siswa dituntut untuk bisa bekerjasama secara berkelompok, dengan tujuan untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada di dunia nyata atau terjadi adanya.

2. Arends

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang memaksa siswa untuk menghadapi suatu masalah secara nyata. Dalam hal ini, siswa diharapkan mampu menyusun pemahaman dan pengetahuannya sendiri, dapat menumbuhkan karakteristiknya dan keterampilan untuk meningkatkan rasa percaya diri.

3. Gd. Gunantara

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan tentang bagaimana cara membuat konfrontasi kepada siswa dengan memberikan masalah-masalah praktis dan secara nyata yang dimulai dengan pemberian masalah. Permasalahan yang diberikan harus sesuai dengan konteks dunia nyata.

4. Shoimin

Pembelajaran berbasis masalah merupakan cara untuk menciptakan suasana belajar yang mengarah kepada permasalahan sehari-hari. Adapun tujuan dari pembelajaran in yaitu untuk memberikan pengalaman yang bermakna untuk siswa dalam menjalani kehidupannya.

5. Glazer

Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi belajar di mana siswa terlibat secara aktif dalam menghadapi permasalahan yang kompleks dan situasi yang membutuhkan ketegasan dan keputusan secara nyata.

Contoh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah nyata yang terjadi di kehidupan sehari-hari dan bersifat terbuka

Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Adapun langkah-langkah operasional dalam proses kegiatan belajar yang dikonsepkan oleh Kemendikbud, yaitu sebagai berikut:’

a. Konsep Dasar (Basic Concept)

Pada tahap ini, fasilitator akan memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi belajar, atau link yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Hal ini dilakukan agar siswa bisa lebih cepat memahami proses kegiatan belajar dan mendapatkan arahan yang tepat tentang tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut.

b. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam tahap ini fasilitator akan menyampaikan scenario atau permasalahan kepada siswa. Kemudian siswa akan melakukan kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok harus saling mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapannya masing-masing terhadap scenario atau permasalahan yang telah diberikan secara bebas.

Dengan adanya brainstorming dan pengungkapan ide tersebut kemungkinan besar akan muncul berbagai macam jawaban alternatif dari masalah yang ada.

c. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Pada kesempatan ini siswa akan mencari berbagai macam sumber belajar yang dapat memperjelas isu atau masalah yang sedang diinvestigasi. Sumber belajar yang dapat digunakan siswa bisa berasal dari buku, website, jurnal, artikel, atau dari bidang relevan yang lainnya. Adapun tujuan dari dilakukannya investigasi masalah tersebut yaitu untuk:

- Agar siswa bisa mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan masalah, dan

- Informasi yang dikumpulkan akan dipresentasikan di kelas, dan informasi tersebut harus relevan dan mudah dipahami.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)

Pada tahap ini siswa akan saling berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing. Tujuan dari diadakannya diskusi ini yaitu untuk mengklarifikasi pencapaian informasi yang telah ditemukan dan merumuskan solusi dari permasalahan tersebut.

e. Penilaian (Assessment)

Adapun tiga aspek yang dilakukan dalam penilaian yaitu pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian ini mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dengan melakukan UAS, UTS, kuis, PR, dokumen, dan juga pembuatan laporan.

Berdasarkan uraian di atas, adapun langkah-langkah dari kegiatan pembelajaran berbasis masalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Penyajian Masalah

Hal pertama yang dilakukan siswa yaitu menyajikan suatu masalah. Sebelum menyajikan permasalahan, guru terlebih dahulu harus menjelaskan tujuan dari kegiatan belajar, menjelaskan logistic yang diperlukan, serta memotivasi siswa.

2. Diskusi Masalah

Selanjutnya siswa akan mendiskusikan permasalahan tersebut di dalam kelompoknya masing-masing. Setiap kelompok harus mengklarifikasikan fakta-fakta dari suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah.

Pada kesempatan ini siswa akan melakukan brainstorming gagasan-gagasan dengan berpijak pada pengetahuan yang sebelumnya. Kemudian siswa akan mengidentifikasi apa yang akan mereka perlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Siswa juga bertugas untuk mendesain rencana untuk penyelesaian masalah tersebut. Dalam hal ini, guru bertugas dalam memfasilitasi kegiatan belajar siswa.

3. Penyajian Solusi

Pada tahap ini siswa akan merencanakan dan menyiapkan solusi dari masalah yang diinvestigasi tersebut.

4. Mereview

Setelahnya siswa bersama-sama dengan guru akan mereview hasil kerja dari penyelidikan masalah yang sudah diinvestigasi tersebut.

Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Menjelaskan Orientasi Masalah

Pada tahap ini guru terlebih dahulu akan memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai tujuan kegiatan belajar. Adapun tujuan dari tindakan ini yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Mengorganisasi Siswa

Pada tahap ini guru akan mengorganisasi siswa ke dalam suatu sistem belajar yaitu dengan memberi tugas setelah penentuan topik belajar.

3. Memberi Bimbingan

Pada tahap ini guru akan memberikan bimbingan kepada setiap individu maupun kelompok. Adapun tujuan dari bimbingan ini yaitu agar setiap siswa bisa mendapatkan sumber atau referensi belajar yang sesuai. Adapun yang dimaksud dari sumber ini yaitu sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi siswa.

4. Mengembangkan Hasil Karya

Pada tahap ini siswa akan mendapatkan bantuan dari guru, khususnya dalam mempersiapkan hasil dari proses pemecahan masalah yang telah dilakukan. Setelahnya siswa akan membuat laporan dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut. Hasil laporan ini yang akan diberikan kepada guru. Laporan tersebut bisa berupa dokumentasi, rekaman beserta teori-teori pendukung lainnya.

5. Melakukan Analisis dan Evaluasi

Setelah proses kegiatan pembelajaran sudah dilakukan, guru akan meminta setiap siswa untuk merefleksikan dan melakukan evaluasi terhadap hasil karya yang diperoleh.

Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Siswa dilatih untuk dapat berpikir kritis dan bisa bersikap terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

2. Memicu peningkatan aktivitas siswa di dalam kelas. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif karena melakukan kegiatan pembelajaran sembari praktik.

3. Sistem pembelajaran ini dapat membuat siswa merasa terbiasa untuk belajar dengan menggunakan sumber belajar yang relevan.

4. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih kondusif dan efektif. Hal ini dapat terwujud karena siswa diwajibkan untuk bersikap aktif di dalam kelas.

Mengajarkan Design Thinking Pada Anak
Design Thingking membuat anak memiliki karakter yang kreatif dan inovatif dalam penyelesaian masalah yang ia hadapi.

Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran ini.

2. Waktu yang dibutuhkan tergolong cukup lama dan tidak sebentar.

3. Siswa yang tidak terbiasa melakukan analisis suatu permasalahan akan merasa kesulitan.

4. Guru akan kesulitan dalam memberikan tugas. Hal ini dapat terjadi karena jumlah siswa yang ada di dalam kelas tergolong banyak.

Demikianlah penjelasan tentang pembelajaran berbasis masalah beserta langkah-langkah penerapannya. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam merancang pembelajaran di kelas.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.