Literasi Finansial untuk Pelajar: Mengapa Harus Dimulai Sejak SD?

edukasi 15 Agt 2025

Literasi finansial di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara maju. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai sekitar 49,68%, artinya hampir separuh penduduk belum memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan. Sementara itu, data OECD juga menunjukkan bahwa skor literasi finansial pelajar Indonesia berada di bawah rata-rata global.

Kondisi ini terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang dewasa yang kesulitan dalam membuat anggaran, tidak memiliki tabungan darurat, bahkan terjebak dalam hutang konsumtif. Hal ini sering kali terjadi bukan karena kurangnya penghasilan, tetapi karena minimnya keterampilan mengelola keuangan yang sudah terbawa sejak kecil.

Oleh karena itu, penting untuk mulai menanamkan pemahaman finansial sejak usia dini, khususnya di bangku Sekolah Dasar. Masa kanak-kanak merupakan periode emas pembentukan kebiasaan, di mana anak-anak lebih mudah menyerap nilai-nilai dan pola perilaku yang akan terbawa hingga dewasa. Mengajarkan literasi finansial sejak SD bukan hanya membantu mereka mengelola uang saku, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang esensial untuk masa depan.

Apa Itu Literasi Finansial?

Literasi finansial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami dan mengelola keuangannya secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Dalam praktiknya, literasi finansial mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang bijak.

Bagi pelajar, literasi finansial bukan sekadar tahu nilai uang, tetapi juga mengerti cara menggunakannya dengan tepat. Anak yang memiliki literasi finansial akan mampu merencanakan penggunaan uang saku, membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta menyadari pentingnya menabung untuk tujuan tertentu.

11 Tips untuk Memulai Kebiasaan Menabung
Menabung bermanfaat untuk masa depan anak atau untuk kebutuhan yang mendesak nantinya. Menabung juga bisa digunakan untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan usaha sendiri

Secara umum, literasi finansial mencakup beberapa komponen utama:

  • Mengenal uang : memahami bentuk, nilai, dan fungsi uang sebagai alat tukar.
  • Menabung : menyisihkan sebagian uang yang dimilikinya untuk masa depan.
  • Mengatur pengeluaran : membuat rencana belanja sesuai prioritas.
  • Memahami nilai barang/jasa : menilai apakah suatu harga wajar dibandingkan manfaat yang didapat.
  • Mengenal konsep sederhana investasi dan resiko : untuk siswa SD, literasi finansial bisa diperkenalkan dalam bentuk cerita atau permainan.

Pentingnya literasi finansial terletak pada kemampuannya membekali anak dengan keterampilan hidup yang akan terus mereka gunakan sepanjang masa. Anak yang terbiasa mengatur uang sejak dini akan lebih siap menghadapi tantangan finansial di masa depan, terhindar dari kebiasaan konsumtif, dan mampu membangun kemandirian ekonomi.

Mengapa Harus Dimulai Sejak SD?

Usia anak saat Sekolah Dasar adalah periode emas yang harus diperhatikan agar perkembangan anak dapat berjalan dengan baik. Pada jenjang ini, otak anak sedang berkembang pesat dan mereka mudah menyerap informasi, termasuk nilai-nilai dan kebiasaan yang akan terbawa hingga dewasa. Inilah momen terbaik untuk menanamkan dasar-dasar pengelolaan keuangan.

Secara kognitif, anak SD sudah mampu memahami konsep dasar uang. Mereka mulai mengerti bahwa uang memiliki nilai tukar, jumlahnya terbatas, dan harus digunakan dengan bijak. Mereka juga mulai bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Adapun beberapa dampak positif jangka panjang yang akan dimiliki anak jika mereka diajarkan literasi finansial sejak SD, yaitu:

  • Membentuk disiplin finansial : Anak terbiasa membuat perencanaan sebelum membelanjakan uang saku.
  • Menumbuhkan kebiasaan menabung : Menyisihkan uang sejak kecil akan menjadi refleks alami di masa dewasa.
  • Menghindari perilaku konsumtif : Anak belajar untuk menunda keinginan dan memilih pembelian yang bermanfaat.
  • Membangun rasa tanggung jawab : Mereka paham bahwa setiap keputusan keuangan memiliki konsekuensi.

Jika pembiasaan ini dimulai lebih awal, anak akan tumbuh menjadi individu yang lebih bijak dalam mengelola uang, terhindar dari masalah finansial yang umum terjadi di usia dewasa, dan memiliki pondasi yang kuat untuk kemandirian ekonomi di masa depan.

Manfaat Literasi Finansial Sejak Dini

1. Meningkatkan tanggung jawab anak terhadap penggunaan uang

Anak yang memahami nilai uang akan lebih berhati-hati dalam membelanjakannya. Mereka belajar membuat pilihan, memprioritaskan pengeluaran, dan bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.

2. Membantu anak memahami perbedaan kebutuhan dan keinginan

Konsep ini adalah fondasi penting dalam pengelolaan keuangan. Anak belajar bahwa kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan alat sekolah harus didahulukan, sementara keinginan seperti mainan atau jajanan tambahan bisa dipertimbangkan sesuai anggaran.

3. Mendorong pola pikir wirausaha (entrepreneurial mindset)

Dengan literasi finansial, anak tidak hanya belajar mengelola uang, tetapi juga terdorong untuk mencari cara kreatif memperoleh uang. Misalnya, membuat kerajinan untuk dijual atau membantu usaha kecil keluarga. Ini melatih kreativitas, kemandirian, dan keberanian mengambil inisiatif.

4. Mengurangi risiko masalah keuangan di masa depan

Anak yang terbiasa merencanakan keuangan sejak kecil cenderung lebih bijak saat mengelola pendapatan di usia dewasa. Mereka lebih siap menghadapi situasi darurat, terhindar dari utang konsumtif, dan mampu merencanakan masa depan secara matang.

Cara Mengajarkan Literasi Finansial di SD

sumber: kejarcita.id

Mengajarkan literasi finansial pada anak SD sebaiknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sederhana, dan relevan dengan kehidupan mereka. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain:

1. Melalui mata pelajaran atau program ekstrakurikuler

Literasi finansial bisa dimasukkan ke dalam pelajaran Matematika, IPS, atau Pendidikan Kewarganegaraan. Misalnya, saat belajar tentang operasi hitung, guru bisa memberi contoh menghitung uang kembalian atau membuat anggaran sederhana. Sekolah juga dapat membuat klub keuangan atau kelas ekstrakurikuler khusus untuk topik ini.

2. Menggunakan permainan edukatif

Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep keuangan melalui permainan. Contohnya:

  • Board game seperti permainan monopoli yang dapat mengajarkan anak tentang konsep jual beli dan bagaimana cara mengatur keuangan.
  • Simulasi jual beli di kelas, di mana anak memerankan pedagang dan pembeli.
  • Aplikasi interaktif yang mengajarkan cara menabung atau mengatur pengeluaran.

3. Melibatkan orang tua dalam pembelajaran

Peran orang tua sangat penting dalam menanamkan kebiasaan keuangan. Sekolah bisa mengajak orang tua untuk berdiskusi tentang cara memberi uang saku, membuat daftar belanja bersama anak, atau melibatkan anak dalam keputusan keuangan sederhana di rumah.

4. Memberi uang saku terkontrol dan mengajarkan pencatatan pengeluaran

Anak perlu diberi kesempatan mengelola uang saku sendiri dengan jumlah yang sesuai usianya. Ajarkan mereka mencatat pemasukan dan pengeluaran, misalnya dengan buku kecil atau aplikasi sederhana. Dari sini, anak belajar membuat rencana penggunaan uang dan mengevaluasi kebiasaannya.

Dengan pendekatan yang kreatif, anak-anak akan merasa belajar literasi finansial itu menyenangkan, bukan membosankan. Lebih dari itu, mereka akan mulai mengembangkan kebiasaan baik dalam mengelola uang sejak dini.

Tantangan dan Solusi dari Mengenalkan Literasi Finansial Sejak SD

sumber: kejarcita.id

Meskipun literasi finansial sejak SD memiliki banyak manfaat, penerapannya di sekolah tidak lepas dari berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

1. Keterbatasan materi di kurikulum

Saat ini, literasi finansial belum menjadi mata pelajaran mandiri di sebagian besar sekolah. Akibatnya, pembahasan soal keuangan hanya muncul secara singkat dan tidak mendalam di pelajaran lain.

Solusi:

Integrasikan materi literasi finansial ke dalam pelajaran yang sudah ada, seperti Matematika, IPS, atau Prakarya. Selain itu, pemerintah dan lembaga pendidikan dapat mengembangkan modul khusus yang praktis digunakan guru.

2. Keterbatasan pengetahuan guru

Tidak semua guru memiliki pemahaman yang memadai tentang konsep dan cara mengajarkan literasi finansial kepada anak.

Solusi:

Adakan pelatihan dan workshop untuk guru agar mereka menguasai materi, teknik mengajar yang menyenangkan, dan strategi penilaian yang efektif.

3. Minimnya pemahaman orang tua

Banyak orang tua belum terbiasa mengajarkan pengelolaan uang kepada anak atau malah memiliki kebiasaan keuangan yang kurang sehat.

Solusi:

Sekolah dapat melibatkan orang tua melalui seminar parenting, buletin edukasi, atau tugas rumah yang melibatkan anak dan orang tua dalam kegiatan pengelolaan uang bersama.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, literasi finansial dapat diajarkan secara berkesinambungan dan efektif, sehingga anak-anak memperoleh bekal keuangan yang kuat untuk masa depannya.

Mengapa Siswa Membutuhkan Kemampuan Berpikir Adaptif dan Bagaimana Mengembangkannya di Kelas?
Kemampuan berpikir adaptif adalah kemampuan menyesuaikan cara berpikir, strategi, dan tindakan saat menghadapi permasalahan

Literasi finansial adalah keterampilan hidup yang sama pentingnya dengan membaca dan menulis. Mengajarkannya sejak SD berarti membekali anak dengan pengetahuan, sikap, dan kebiasaan yang akan membantu mereka mengelola uang secara bijak seumur hidup. Meski ada tantangan dalam penerapannya, kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah dapat membuat edukasi ini berjalan efektif.

Dengan pondasi yang kuat sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya pandai mencari uang, tetapi juga cerdas mengelolanya, mampu membuat keputusan finansial yang bijak, dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Mulailah sekarang, karena literasi finansial adalah investasi terbaik untuk masa depan anak.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.