7 Hal yang Harus Orangtua Perhatikan Saat Anak Tumbuh Remaja
Seiring berjalannya waktu, si kecil mengalami pertumbuhan dari masa anak-anak menuju remaja. Ketika anak tumbuh besar, peran orangtua semakin penting. Karena saat remaja, biasanya mereka memiliki problem pertamanya yang cukup sulit. Anak remaja seringkali membutuhkan teman dan pendengar yang baik untuk membantu menyelesaikan problemnya.
Jika saat ini anak Anda sudah tumbuh remaja, Anda harus lebih sering memperhatikan mereka. Apalagi saat ini perkembangan internet dan media sosial semakin cepat, jangan sampai anak terjerumus dengan hal-hal yang kurang baik. Anda harus membimbing mereka, namun tetap memberikan kebebasan dan privasi untuk anak.
Usia remaja anak yaitu 13-16 tahun, di mana pada saat itu anak-anak akan merasakan kehidupan yang bebas, rasa penasaran tinggi terhadap hal-hal baru, meningkatnya fungsi seksualitas serta emosi yang tidak stabil.
7 Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua ketika Anak Tumbuh Remaja
Ada beberapa hal yang terjadi pada diri anak ketika mereka memasuki usia remaja. Hal ini sangat wajar dan tentunya harus diperhatikan oleh orangtua. Untuk bisa mengambil peran yang tepat, orangtua harus mengetahui hal-hal yang terjadi pada anaknya ketika tumbuh remaja.
Berikut 7 hal yang harus diperhatikan orangtua saat anak tumbuh remaja, yaitu:
1. Emosi Tidak Stabil
Saat memasuki masa remaja, anak biasanya akan mengalami yang namanya emosi yang tidak stabil dan labil. Orangtua harus mengetahui kondisi ini dan mengerti bahwa ini biasa terjadi. Perubahan emosi mereka bisa dengan cepat terjadi karena suatu hal yang tidak fatal, bahkan cukup sederhana.
Emosinya cenderung naik turun, mood mereka mempengaruhinya menjalani kegiatan. Bukan tanpa alasan, perubahan emosi ini dipengaruhi paling besar oleh hormon dan suasana hati mereka. Anak menjadi lebih sensitif dari sebelumnya.
Ini bisa terjadi lebih parah lagi kalau anak sudah mulai mengenal perasaan dan menyukai lawan jenis. Untuk orangtua, jangan menambah menambah beban anak Anda. Cukup awasi, beri nasihat, dan beri arahan agar kegiatannya tidak terganggu dan mereka sehat secara psikologis.
2. Pola Tidur Berubah
Sering kali pola tidur remaja berbeda dengan orang dewasa. Perubahan pola tidur ini biasa terjadi saat anak menginjak remaja.
Mereka punya tendensi yang natural untuk tidur hingga larut malam dan bangun siang. Walaupun ini bisa dikatakan wajar, kalau tidur mereka berlebihan atau sangat kurang harus sangat diperhatikan.
Ajak bicara anak Anda dan tanya ada apa. Ini bisa jadi tanda adanya gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan (anxiety), insomnia, atau akibat dari tindak kekerasan yang tidak orangtua tahu.
Jika mereka melakukannya terus menerus juga harus ditegur supaya tidak jadi kebiasaan. Mungkin bisa dibuat aturan dan diperbolehkan hanya saat libur saja. Pola tidur yang berubah-ubah bisa disebabkan karena kesehatan fisik atau mental anak yang terganggu.
Sebagai orangtua, Anda harus bisa memperhatikan mereka dengan baik dan tegur apabila mereka mengulanginya terus-menerus agar tidak berdampak lebih buruk.
3. Perilaku dan Tindakan
Masa pubertas adalah masa transisi di mana anak sedang bertumbuh dari anak-anak menjadi orang dewasa. Fenomena pencarian jati diri sedang mereka hadapi. Mereka punya kecenderungan mencari seperti apa sebenarnya diri mereka.
Mereka mencoba mencari melalui berbagai hal. Bisa jadi ada pengaruh negatif dari lingkungan, modernisasi, atau teman-temannya. Hal ini sangat lah penting untuk orangtua tahu.
Jangan sampai pengaruh negatif lingkungan hinggap pada anak dan membuat perilaku mereka menjadi kurang terkontrol. Jangan sampai anak mengganggu teman yang lemah atau melakukan bullying atau terjerumus ke hal-hal tidak baik.
Maka dari itu peran orangtua sangat penting. Bantu anak dalam mengarahkan jati dirinya dengan benar.
4. Masalah Sosial
Pencarian jati diri pada saat anak tumbuh remaja berkaitan erat dengan terjadinya masalah sosial. Hal ini terjadi karena banyak pengaruh dari luar perkembangan anak untuk yang tidak semuanya baik.
Saat mereka asyik dengan dunia sosial, akan ada kecenderungan mereka mulai lupa dan tidak bergantung pada keluarga. Mereka menemukan komunitas yang mereka rasa lebih penting dan lebih mengerti.
Di situ biasanya akan mereka temukan suatu konflik sosial antar teman. Rasa hormat dan respek kepada orangtua juga mulai berkurang, kadang cenderung mereka berkata kurang baik ke orangtua.
Peran orangtua di sini sangat penting. Bantu dan ajari anak dalam menyeimbangkan kehidupan sosial dan lingkungan di keluarga. Meski begitu, Anda juga tetap harus memberikan ruang-ruang kebebasan untuk menyimpan privasi anak, agar mereka merasa lebih nyaman.
5. Kesehatan Reproduksi
Masa pubertas adalah masa di mana sudah terjadi perubahan seks sekunder pada anak dan tampak jelas dari perubahan fisik juga. Pada remaja laki-laki, tingginya sudah bertambah, tumbuh jakun, dan juga muncul bulu rambut. Mereka akan mengalami mimpi basah sebagai tanda munculnya seks sekunder.
Pada remaja perempuan, bentuk badan menjadi lebih berlekuk, payudara mulai membesar, dan pastinya mengalami menstruasi. Sebagai orangtua harus dapat menjelaskan perubahan ini. Hal ini perlu dibicarakan supaya anak remaja Anda tidak malu terhadap dirinya sendiri.
Jelaskan kepada mereka mengenai masalah reproduksi sekaligus bagaimana mengatasinya. Jangan sampai hal-hal yang tidak baik terjadi kepada mereka.
6. Kurang Tertarik Pada Aktivitas yang Disenangi
Di sekolah, para murid pastinya berusaha untuk mengikuti kelas dengan baik. Biasanya juga mereka punya keinginan mengganti ekstrakurikuler sepak bola menjadi kelas drama. Ini adalah hal yang sangat wajar bagi perkembangannya.
Yang harus dikhawatirkan adalah saat seorang anak mulai menyendiri bahkan sering bolos sekolah. Ada kemungkinan ada masalah pada dirinya secara sosial atau secara psikologis. Bisa jadi mereka diajak oleh temannya yang lain untuk bolos.
Bisa jadi juga mereka memiliki masalah psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, terkena bullying, atau ada gangguan mental yang tidak diketahui. Di sini peran orangtua sangat penting untuk berkomunikasi dengan intens dengan anak.
Anda juga bisa bertanya kepada anak hal apa yang mereka sukai, lalu berikan fasilitas yang kepada anak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jika anak senang melukis, maka Anda bisa memberikan fasilitas lukisan.
7. Ajak Komunikasi dan Selalu Hadir
Ajak anak berbicara dengan sering. Berikan nasihat dengan tegas namun nada yang tetap tenang. Kalau mereka keras kepala, nasehati dengan nada yang tenang tanpa membentak.
Hindari melakukan kekerasan secara fisik maupun emosional. Kekerasan hanya akan membuat remaja tumbuh dengan watak keras kepala dan memiliki trauma.
Selalu hadir bagi keseharian anak remaja Anda. Beri perhatian dan lakukan hal-hal yang membuat anak merasa spesial. Tanyakan hal yang mereka butuhkan dan bicaralah dari hati ke hati.
Itulah 7 hal yang harus orangtua perhatikan ketika anak tumbuh dewasa. Sebagai orangtua, Anda jangan terlalu apatis terhadap hal-hal yang terjadi pada anak, temanilah mereka selama masa pertumbuhannya.