Sering "Memaksa" Anak Belajar Ternyata Tidak Baik. Ini Dampaknya

parenting 23 Mar 2021

Di beberapa kesempatan, tidak jarang kita akan menemukan orang tua yang kerap kali terlihat memaksa anaknya untuk selalu belajar, tanpa kenal waktu. Bagi beberapa orang tua yang seperti itu, mereka menganggap bahwa ajarannya ada benar dan lebih praktis bagi anak-anak mereka. Sayangnya tekanan dan paksaan yang orang tua berikan tersebut akan berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan psikologis anak. Anak-anak yang cenderung dipaksa dan ditekan sedari dini sebagian akan tumbuh menjadi seseorang yang senang menindas temannya, hal ini dikatakan sebagai cara untuk meluapkan emosi yang ada di dalam dirinya.

Mereka cenderung ingin menunjukan bahwa mereka adalah seseorang yang patut disegani oleh orang lain. Sedangkan sebagian lagi akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak percaya diri, penyendiri, dan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Maka dari itu, memaksa anak belajar tidak baik dan Anda harus segera mengubah persepsi Anda.


Memaksa anak untuk belajar adalah kondisi di mana orang tua memaksa anak secara berlebihan. Anak-anak seakan tidak diberikan waktu untuk bernapas dan istirahat. Mereka selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik dan orang tua terlalu berambisi dalam membentuk anaknya untuk menjadi anak yang sempurna. Sangat disayangkan apabila anak-anak dididik dengan cara yang seperti itu, karena mental anak akan tertekan dan bisa bahaya ketika dewasa nanti. Namun, kita juga tidak bisa menyangkal apabila kerap kali kita memaksa anak kita untuk belajar ketika mereka malas belajar padahal tugasnya belum selesai.

Dalam kondisi ini Anda memaksa dengan bijaksana dan tidak berlebihan. Misalnya seperti anak Anda sedang malas untuk pergi ke sekolah untuk mengikuti ekstrakulikuler, Anda tentu saja tidak bisa membiarkan anak Anda untuk malas-malasan dan mengabaikan kewajiban yang mereka miliki. Oleh karena itu, Anda memilih untuk membawa anak Anda untuk datang ke sekolah dan membiarkannya untuk melaksanakan kewajibannya. Memaksa dalam konteks ini sangat diwajarkan dan bahkan pilihan tepat bagi setiap orang tua.


Lantas bagaimana cara untuk melakukan memaksa secara bijaksana? Dalam hal ini, ada satu hal yang harus selalu Anda ingat, jangan terlalu berambisi dengan kesempurnaan anak. Biarkan mereka bebas dalam mengembangkan kreativitas dan minatnya. Untuk memaksa secara bijaksana Anda bisa melakukan pendekatan dan pengungkapan yang mengubah paksaan menjadi sebuah dorongan.

Misalnya dalam hal minat anak, akan ada saat di mana mereka jenuh dan bosan dengan apa yang sedang dilakukannya, seperti bermain musik. Anda bisa mengantarnya ke tempat les lalu dengar mereka bermain musik. Pujilah bakat mereka, katakan padanya bahwa Anda bangga dengan apa yang anak Anda tampilkan. Katakan bahwa Anda berharap bisa mendengar musik yang dimainkan anak Anda dengan lebih indah di kemudian hari.


Namun, bagaimana dengan memaksa anak dengan tidak bijaksana? Memaksa keinginan orang tua demi memuaskan ambisi yang dimilikinya? Tentu saja akan sangat berbahaya bagi anak. Apa saja dampaknya? Berikut penjelasannya.

7 Tip Mengajarkan Kebiasaan Belajar di Rumah yang Baik Selama PJJ
Dalam kondisi pandemi, di mana hampir semua orang bekerja dan belajar di rumah. Kebiasaan Anda dan keluarga mengalami berbagai perubahan, termasuk kebiasaan belajar bagi anak-anak.


Dampak memaksa anak belajar ternyata tidak baik, akan ada menimbulkan dampak yang begitu serius kepada anak. Dalam hal ini, akan sangat disayangkan apabila sebagai orang tua Anda tidak segera membaca setiap detail dampak yang akan diderita anak. Apa saja? Yuk simak penjelasan di bawah ini.

  1. Anak Menjadi Lebih Mudah Stress

Sudah sewajarnya anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Namun, dalam hal ini Anda merebut kegiatan yang membuatnya bahagia dan jangka waktu yang Anda berikan untuk bermain tergolong sebentar saja. Hal itu akan memicu anak menjadi stress, bukannya memberikan hasil yang maksimal dalam pendidikannya. Mungkin Anda kerap kali melihat anak-anak jenius yang meraih banyak sekali prestasi di luar sana, tetapi Anda juga harus mengingat bahwa kemampuan setiap anak tentu saja berbeda. Sebagai orang tua kita tidak bisa memaksakan kehendak kita secara berlebihan kepada anak, apalagi sampai memaksanya dengan keras untuk belajar.

2. Kemungkinan Besar Anak Akan Lebih Mudah Mengalami Depresi

Akibat dari stress berkepanjangan akan mengakibatkan seseorang menjadi depresi. Depresi pada usia muda akan menghambat masa depan anak. Tentu saja Anda tidak mau hal tersebut terjadi pada anak Anda, 'kan? Oleh karena itu, didiklah anak-anak Anda dengan cara yang bijaksana. Jangan terlalu mengekang, menekan dan memaksa mereka demi memuaskan ambisi yang ada di dalam diri Anda.

3. Anak Menjadi Lebih Mudah Sakit

Tekanan yang diberikan pastinya akan menjadi beban pikiran setiap orang, tidak terkecuali pada anak-anak. Pemikiran mereka yang seharusnya diisi dengan hal-hal menyenangkan dan bahagia diganti dengan tekanan yang tidak pernah habis, tentu saja akan membuat mereka lelah dan akhirnya jatuh sakit. Ya, memang tidak langsung jatuh sakit, tentu aja ada prosesnya. Misalnya diawali dengan tidak nafsu makan dan lelah karena terlalu banyak berpikir akan menyebabkan anak menjadi sakit. Anak-anak Anda sakit diakibatkan karena terlalu memaksa dirinya dan kurang istirahat. Oleh karena itu, pada seusianya mereka membutuhkan vitamin, buah, sayur-sayuran dan makanan bergizi lainnya yang berguna dan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan anak. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan susu sebagai sumber energi tambahan bagi mereka.

4. Kehilangan Semangat

Bukannya membangkitkan semangat belajar anak Anda, dengan memaksa mereka untuk belajar semangatnya malah akan semakin menurun. Tekanan yang diberikan semakin membuat mood-nya menjadi menurun dan tidak ada lagi gairah untuk belajar. Apabila semangat belajar anak Anda semakin menurun dan tidak mengalami peningkatan, dampaknya akan semakin parah, anak Anda akan menjadi benci untuk belajar. Daripada Anda memaksa anak Anda untuk belajar, ada baiknya Anda memberikan mereka motivasi, berikan semangat dan bawa mereka sesekali refreshing supaya lebih semangat belajar di hari-hari berikutnya.

5. Menjadi Tidak Mandiri

Karena Anda terlalu sering mengatur dan merancang segala aktivitas yang akan anak Anda lakukan, mereka akan menjadi anak yang tidak mandiri. Oleh karena itu, ada baiknya Anda membebaskan mereka untuk berkembang dan memilih aktivitasnya sendiri. Tugas Anda sebagai orang tua adalah mengawasi mereka dan dampingi mereka ketika sedang terjatuh dan butuh bantuan. Biarkan mereka berkembang dan bertumbuh dengan sendirinya. Asal mereka melakukan hal-hal yang positif, maka dukunglah.

6. Prestasi Belajar Menurun

Selain itu, memaksa anak untuk belajar juga dapat mengakibatkan penurunan prestasi. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang harus mereka pelajari dan pahami, sehingga proses belajar anak Anda menjadi tidak maksimal. Terlebih lagi sistem belajar yang ada di Indonesia menuntut siswanya untuk menghapal bukan untuk memahami pembelajaran.

Mengenal ‘Love Quotient’, Kecerdasan Baru yang Dikenalkan Jack Ma untuk Pendidikan
Menurut Jack Ma, Membangun kapasitas siswa bukan hanya melibatkan IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) saja, tetapi kapasitas LQ (Love Quotient).

7. Mengalami Gangguan Komunikasi

Banyak sekali orang yang beranggapan bahwa anak yang pandai adalah anak yang rajin belajar, tidak gemar menghabiskan waktunya untuk bermain dan berinteraksi dengan orang lain. Pemahaman ini sudah ada sejak lama dan terus ada sampai saat ini. Sayangnya, pemahaman itu kurang tepat. Bahkan bisa dikatakan bahwa anak-anak yang tidak suka berinteraksi dan bermain dengan teman-temannya rawan mengalami gangguan komunikasi. Hal ini dikarenakan mereka terlalu fokus belajar dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Tipe anak yang seperti ini biasanya termasuk tipe anak yang introvert dan pendiam.

Sekarang Anda sudah tahu bukan bahwa memaksa anak belajar ternyata tidak baik.Oleh karena itu, ada baiknya Anda bersikap bijaksana. Alih-alih memaksa, berikan mereka dorongan untuk melakukan sesuatu. Jangan paksa mereka dan memberikan tekanan yang berlebihan. Dengan begitu mereka bisa berkembang dan bertumbuh dengan kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya dengan maksimal tanpa menyakiti diri mereka sendiri.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.