Pubertas pada Remaja, Bagaimana Cara Orangtua Menjelaskannya?
Pubertas adalah fase yang dialami oleh setiap anak-anak yang akan menuju usia remaja. Pada umumnya, pubertas akan dialami oleh anak-anak yang berusia 10 sampai 16 tahun. Di fase ini, anak-anak akan mengalami perubahan hormon yang ditandai dengan perubahan fisik yang cukup berbeda dengan sebelumnya.
Lantas, bagaimana cara orangtua menjelaskan tentang pubertas ketika anak-anak sudah beranjak dewasa?
Setiap anak akan mengalami masa pubertas. Istilah pubertas ini digunakan ketika anak-anak telah mengalamai perubahan hormon di dalam tubuhnya yang berkaitan dengan kematangan organ-organ reproduksinya.
Pada umumnya, anak perempuan akan memulai masa pubernya ketika mereka berada di usia 8 sampai 13 tahun. Sedangkan anak laki-laki akan memulai masa pubernya ketika mereka memasuki usia 10-16 tahun. Bisa dilihat, bahwa anak perempuan lebih cepat mengalami masa puber dibandingkan dengan anak laki-laki.
Ciri-ciri Pubertas pada Anak Perempuan
Perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan dan anak laki-laki saat memasuki masa pubertas begitu berbeda. Tanda pertama yang akan dialami oleh anak perempuan ketika mereka sudah mulai memasuki masa pubertas yaitu mulai bertumbuhnya payudara.
Pertumbuhan payudara yang dialami setiap anak perempuan pun terjadi secara tidak bersamaan. Selain pertumbuhan payudara, anak perempuan memiliki tanda lain, seperti mulai bertumbuhnya rambut di area organ seksual dan di ketiak.
Apabila anak Anda sudah mengalami perubahan tersebut, maka mereka sebentar lagi akan mencapai puncak pertumbuhannya. Adapun beberapa ciri-ciri lain yang akan dialami anak perempuan saat memasuki masa pubertas, yaitu antara lain:
- Jerawat mulai tumbuh pada wajah
- Anak mulai mengalami keputihan
- Tinggi badan mulai meningkat
- Berat badan mulai meningkat
- Pinggul mulai membesar sementara pinggang mengecil
Ciri-ciri Pubertas pada Anak Laki-Laki
Selain anak perempuan, adapun ciri-ciri pubertas yang dialami oleh anak laki-laki. Tanda pertama yang akan menunjukkan bahwa anak laki-laki Anda telah memasuki masa pubertas yaitu dilihat dari ukuran testis yang semakin membesar.
Biasanya hal ini akan terjadi pada anak laki-laki yang berusia 11 tahun. Selain membesarnya ukuran testis, tumbuhnya rambut keriting di area organ seksual dan pada ketiak anak bisa jadi pertanda anak sudah memasuki masa pubertas.
Adapun beberapa ciri-ciri lain yang akan dialami anak laki-laki selama masa pubernya, yaitu antara lain:
- Produksi keringat anak menjadi semakin bertambah
- Anak mengalami mimpi basah
- Perubahan suara anak yang menjadi lebih berat
- Jerawat mulai tumbuh di area wajah maupun badan
- Tinggi anak laki-laki mulai bertambah dastis, sekitar 7-8 cm di setiap tahunnya
- Otot-otot pada tubuh anak mulai terbentuk
- Mulai tumbuh rambut pada wajah
Ketika anak-anak sudah mulai memasuki masa pubertas, orangtua harus berperan penting dalam memberikan informasi, pengertian sejak dini, dan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak. Seperti yang kita ketahui, bahwa pada usia remaja anak-anak cenderung memiliki rasa penasaran yang tinggi dan mudah terpengaruh oleh lingkungan.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan pendidikan lebih mengenai pubertas. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk menjelaskan tentang masa pubertas. Berikut adalah penjelasan tentang cara orangtua menjelaskan tentang pubertas pada remaja, yaitu antara lain:
Tips Mengajarkan Anak Tentang Pubertas
1. Menjelaskan tentang Apa Itu Pubertas
Sebelum anak-anak mengalami masa pubertas, ada baiknya setiap orangtua menjelaskan tentang apa itu pubertas. Dengan membekali anak tentang pubertas, mereka akan lebih sigap ketika hal tersebut terjadi, bukannya dilanda panik dan merasa takut dengan beberapa kejadian yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
Jika dilihat secara seksama, sebagian anak perempuan akan merasa takut ketika mengalami menstruasi pertama. Adapun beberapa hal yang mereka takuti seperti takut bertumbuh dewasa karena harus mengalami hal yang cukup menyakitkan di setiap bulannya, dilanda panik karena tiba-tiba menstruasi dan tidak tahu cara mengatasinya, dan takut dengan perubahan fisik yang terjadi.
Dengan memberikan pendidikan tentang pubertas, anak-anak akan lebih siap dalam menghadapi perubahan tersebut.
2. Memberikan Penjelasan tentang Perubahan Fisik dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Anak
Ketika anak-anak mengalami puber, mereka akan mengalami perubahan fisik. Langkah yang tepat untuk dilakukan orangtua ketika anak sudah mulai mengalami perubahan fisik yaitu bertindaklah sebagai temannya.
Anak-anak cenderung merasa malu ketika payudaranya mulai tumbuh. Pada kesempatan ini, Anda harus lebih peka terhadap kebutuhan anak. Perhatikan pakaiannya, apakah sesuai dengan mereka atau tidak.
Selain pakaian, orangtua juga harus menjelaskan kepada anak tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan badan, terutama alat reproduksi ketika sedang ada di masa puber. Penting bagi anak untuk menjaga kebersihan sedini mungkin, agar mereka tidak mengalami penyakit serius ketika dewasa nanti.
3. Memberi Pendidikan tentang Nilai Agama dan Moral
Pada umumnya, di usia remaja anak-anak akan mulai mengalami ketertarikan terhadap lawan jenis. Mereka akan mengagumi rupa dan perubahan fisik yang terjadi pada teman ataupun kenalan mereka.
Untuk mencegah beberapa hal yang tidak diinginkan, ada baiknya orangtua untuk memberikan pendidikan tentang nilai agama dan moral. Misalnya seperti menjelaskan tentang dosa untuk melakukan tindakan yang melecehkan atau melakukan hal-hal tidak terpuji dalam berteman.
Seperti yang kita ketahui, bahwa pada saat ini banyak sekali anak remaja yang melakukan tindakan tidak bermoral. Biasanya hal itu dapat terjadi karena kurangnya didikan dan perhatian orangtua.
Selain itu, pengaruh lingkungan dan ruang lingkup pertemanan dapat mempengaruhi sikap dan karakter anak. Dengan mendalami pendidikan tentang agama dan moral, sangat diharapkan anak-anak dapat tumbuh dengan baik.
4. Mendidik Anak Laki-Laki untuk Menahan Emosi
Selain mengalami perubahan fisik, anak-anak yang mengalami puber juga akan mengalami perubahan emosi. Biasanya anak laki-laki menjadi lebih mudah terpancing emosinya, apalagi ketika tidak mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan.
Pada kesempatan ini, orangtua harus berani bertindak tegas, tetapi tidak menyakiti. Dengan begitu, anak bisa memahami penjelasan orangtua dengan baik tanpa menyimpan dendam karena merasa tersinggung.
5. Mengajar Anak Perempuan dalam Menjaga dan Merawat Badan
Di usia remaja, anak perempuan akan mengalami perubahan fisik yang cukup drastis. Perubahan hormon pada anak perempuan dapat membuat mereka menjadi minder dengan kondisi tubuhnya, misalnya karena memiliki beberapa jerawat di area wajah.
Untuk menghadapi kasus ini, orangtua berperan penting dalam mengajarkan anak tentang menjaga dan merawat badan. Misalnya dengan memberikan rekomendasi sabun cuci muka yang cocok untuk kondisi kulit anak, bagaimana menjaga tubuh agar tetap langsing dan tidak berkembang secara drastis, maupun mengajarkan tentang bagaimana cara mengatasi wajah yang berjerawat dan pencegahannya.
Apabila orangtua merasa kesulitan, Anda dapat melihat beberapa konten kecantikan wajah di YouTube.
Demikianlah penjelasan tentang pubertas pada anak serta beberapa cara orangtua menjelaskan tentang pubertas pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat!