Penerapan Options Diamond untuk Melatih Rutinitas Berpikir Siswa

edukasi 22 Jan 2022

“Children must be taught how to think, not what to think”- Margaret Mead. Siapa yang setuju dengan ungkapan tersebut? Pastinya kita semua akan setuju, ya. Bahwa yang paling penting dalam proses pendidikan adalah bagaimana mengajak siswa-siswa untuk berpikir, bukannya menunjukkan apa yang harus dipikirkan. Jadi, sangat penting bagi guru untuk bisa membiasakan siswanya untuk terbiasa berpikir.

Salah satu metode yang dianggap mampu mengasah kebiasaan berpikir siswa adalah melalui VTR (Visible Thinking Routine). Dimana VTR ini punya banyak komponen, salah satunya adalah Option Diamond. Artikel ini selanjutnyaakan membahas tentang penerapan option diamond untuk melatih rutinitas berpikir siswa.

VTR (Visible Thinking Routine)

Sebelum membahas tentang penerapan option diamond untuk melatih rutinitas berpikir siswa, ada baiknya kita membahas tentang Visible Thinking Routine terlebih dahulu. Visible Thinking Routine ini adalah sebuah konsep pendidikan yang dibuat oleh Project Zero Harvard Garduate School of Education.

Visible Thinking Routine adalah sebuah konsep dari penelitian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan proses berpikir siswa selama mengikuti pembelajaran. Apakah pembelajaran yang telah dilakukan selama ini sudah bisa mengembangkan kemmapuan berpikir siswa atau belum.

Visible Thinking Routine bisa memperkaya proses pembelajaran di kelas sekaligus mendorong kecerdasan intelektual siswa. Selain itu, Visible Thinking Routine berfokus pada hal-hal sebagai berikut :

· Memahami konten pembelajaran secara mendalam

· Meningkatkan motivasi belajar

· Mengembangkan kemampuan berpikir siswa

· Mengembangkan kemampuan belajar siswa

· Mengasah perkembangan sikap siswa dalam berpikir dan belajar

· Membuat suasana pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan

· Suasana kelas jadi lebih hidup karena adanya partisipasi aktif dari siswa

Hasil penelitian dari Project Zero Harvard Garduate School of Education tentang Visible Thinking Routine ini menunjukkan bahwa, untuk bisa mendapatkan kemampuan berpikir yang baik, siswa tidak hanya butuh pengetahuan dan keterampilan saja. Ada unsur lain yang harus dipenuhi agar siswa punya kemampuan berpikir yang baik. Setidaknya ada empat unsur yang harus dimiliki oleh siswa untuk bisa memiliki kemmapuan berpikir yang baik, yaitu kemampuan, keterampilan, kepekaan dan sikap. Dan adanya konsep Visible Thinking Routine inilah yang mampu dianggap mengakomodasi keempat unsur tersebut.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana ya cara menerapkan Visible Thinking Routine dalam proses belajar di kelas? Saat akan menerapkan Visible Thinking Routine dalam pembelajaran di kelas, ada tiga hal yang harus diperhatkan oleh guru.

Pertama, Questioning. Guru bisa meihat kemampusn berpikir siswa dimulai dengan cara sering bertanya. Saat kelas berlangsung, sebaiknya guru banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bisa mengasah kemampuan berpikir siswanya. Pertanyaan yang dilontarkan oleh guru haruslah pertanyaan yang mendalam, misalnya mengapa dan bagaimana. Tak sekadar bertanya apa. Dengan rutin bertanya seperti ini, guru bisa mengasah kemampuan berpikir siswanya secara mendalam. Inilah yang menjadi salah satu tujuan dari konsep Visible Thinking Routine ini.

Kedua, listening. Sangat penting bagi guru untuk memiliki keterampilan mendengarkan. Saat pembelajaran berlangsung, hendaknya guru mendengarkan beragam respon yang ditunjukkan oleh siswa-siswanya. Guru mendengarkan setiap pendapat, opini, saran hingga kritik yang dilontarkan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan keterampilan mendengarkan yang baik ini, siswa akan semakin mudah untuk mengemukakan pendapat hasil berpikirnya. Saat siswa disengarkan, siswa akan merasa dihargai. Ini akan membuatnya semakin semangat untuk mengemukakan hasil berpikirnya.

Ketiga, docomenting. Jangan lupa untuk mendokumentasikan hasil berpikir yang sudah dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Catat setiap hasil berpikir yang dikeluarkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasikan dalam beragam media, mulai dari catatan di papan tulis, foto, video hingga jurnal pengamatan. Dokumentasi ini sangat penting, baik bagi siswa maupun bagi guru.

Bagi siswa, dokumentasi ini bisa menjadi bahan refleksi belajarnya. Siswa bisa memonitor perkembangan belajar yang sudah dicapainya. Apa yang sudah bagus, apa yang perlu ditingkatkan, bisa dilihat melalui dokumentasi ini. Sedangkan bagi guru, dokumentasi ini bisa digunakan untuk melihat perkembangan siswa. Apa saja hasil pencapaian yang sudah dilakukan siswa selama proses berlajar yang sudah dilakukan.

Option Diamond

Option Diamond adalah salah satu konsep dari Visible Thinking Routine. Option Diamond ini pada dasarnya adalah rutinitas penting dalam meningkatkan kemampuan mengambil keputusan.

Apa Itu Visible Thinking Routine (VTR)?
Visible Thinking Routine (VTR) bisa diartikan sebagai metode pembelajaran yang menekankan rutinitas berpikir yang terlihat.

Tujuan dari Option Diamond ini adalah untuk menumbuhkan pemikiran kreatif siswa. Option Diamond ini membantu untuk mengeksplorasi situasi pengambilan keputusan di mana siswa terlibat dalam persoalan sulit untuk menemukan pilihan yang benar-benar bagus. Option Diamond ini berfokus pada penyelesaian yang berlawanan. Terkadang, tetapi tidak selalu, ada opsi yang sebagian menyatukan hal-hal yang berlawanan. Semua ini juga relevan dengan pemahaman. Ini membantu dalam memahami situasi bahkan ketika Anda bukan pembuat keputusan yang sebenarnya.

Option Diamond ini membantu pengambilan keputusan pribadi atau kelas ketika faktor yang berbeda menarik kuat ke arah yang berlawanan. Ini juga merupakan cara yang berguna untuk mengeksplorasi dan memahami situasi seperti itu dalam berita, sejarah, atau literatur atau sains atau kebijakan medis, dan lain-lain.

Misalnya, Presiden AS Harry Truman dalam memutuskan untuk menjatuhkan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima berjuang dengan pilihan ini : Bunuh ribuan orang Jepang tetapi persingkat perang versus Biarkan perang dan korbannya berlanjut. Dia memilih menggunakan bom. Tapi apa pilihan kompromi yang ada? Dan apakah ada pilihan yang dapat menggabungkan hal-hal yang berlawanan dan mengakhiri perang dengan cepat tanpa membunuh ribuan orang Jepang?.

Apa saja tips untuk memulai dan menggunakan rutinitas ini? Namanya juga option diamond, ibaratnya memilih berlian. Dimana berlian itu punya dua titik, titik kiri dan kanan.

Ingat, titik kiri dan kanan berlian bukanlah pilihan itu sendiri. Mereka adalah keuntungan dan kerugian yang menarik ke arah yang berlawanan. Anda kemudian menulis opsi di dekat sudut kiri dan kanan yang sesuai dengan satu tarikan atau yang lain; kemudian sudut bawah mendapat opsi kompromi dan sudut atas mendapatkan opsi apa pun yang menggabungkan sebagian yang berlawanan.

Pelatihan-pelatihan untuk Mengembangkan Skill Mengajar
Pelatihan guru adalah sebuah pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar.

Dalam banyak situasi kelas, intinya adalah menggunakan pemikiran kreatif untuk memahami situasi dengan lebih baik. Langkah selanjutnya adalah hasil dan pilihan terakhir di antara opsi mungkin tidak masalah. Anda dapat memutuskan apakah akan melanjutkan ke rutinitas lain untuk memilih di antara opsi. Atau Anda bisa mengambil suara cepat pada beberapa opsi yang mungkin.

Penerapan Option Diamond ini pada akhirnya bertujuan untuk memicu pemikiran kreatif siswa dalam menentukan pilihan-pilihan pada soal-soal yang bersifat probelem solving. Dengan begitu, siswa tak hanya mampu berpikir kreatif, tetapi juga memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan baik.

Demikian artikel tentang penerapan option diamond untuk melatih rutinitas berpikir siswa. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam menerapkan option diamond untuk melatih rutinitas berpikir siswa.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.