Mekanisme pengembangan Silabus
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa silabus merupakan gambaran singkat secara garis besar atau ringkasan dari pokok dari sebuah mata pelajaran. Tentu saja manfaat dari silabus ialah untuk sumber acuan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selain itu, fungsinya juga memudahkan pengajar untuk memetakan macam-macam variasi pembelajaran yang dituangkan dalam RPP. Guru juga lebih mudah dalam memetakan indikator pencapaian belajar untuk para peserta didik dan mudahnya merancang bentuk evaluasi pembelajaran.
Tenaga pengajar tidak hanya dituntut untuk menyampaiakan materi pada seluruh siswa, namun wajib menguasai proses pembuatan silabus yang bisa dibilang cukup rumit. Pengembangan silabus harus mengikuti kurikulum nasional, meskipun akan diserahkan sepenuhnya pada setiap satuan pendidikan, terutama bagi yang sudah ahli di bidang tersebut.
Sebelum masuk ke mekanisme pengembangan silabus, kita harus mengetahui terlebih dahulu prinsip-prinsipnya, antara lain ;
1. Ilmiah
Pengembangan silabus hendaknya bersifat ilmiah, artinya segala bentuk muatannya dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan, logis, realistis dan sudah jelas keluaran penelitian/ risetnya. Guru wajib memeriksa bahan ajar setelah menyusun silabus, mengingat kini banyak beredar bank soal yang tidak mengikuti standar kurikum.
2. Relevan
Relevan berarti segala cakupan, tingkat kesulitan, kedalaman materi, cara penyajian serta urutannya harus memiliki kaitan dengan fase perkembangan fisik, sosial, emosional, intelektual dan sprititual para peserta didiknya.
Apabila tidak relevan dan tidak menyesuaikan perkembangan siswa, dikhawatirkan ilmu tersebut tidak akan tersampaikan pada para peserta didik. Jika tidak tersampaikan, artinya proses belajar di sekolah tidak membawa perubahan positif bagi siswa. Padahal tujuan dari “belajar” itu sendiri untuk memberikan adanya perubahan.
3. Sistematis
Seluruh komponen silabus harus tersusun secara sistematis, saling berkaitan secara fungsional dan praktikal agar dapat mencapai kompetensi. Ketika segala hal tersusun secara sistematis, maka juga memudahkan para pengguna, dalam konteks ini guru dan peserta didik.
4. Konsisten
Seluruh materi, indikator, kompetensi dasar, sumber bahan air, penialain dan segala jenis rentetannya harus sesuai dan konsisten satu sama lain. Konsistensi ini membantu pengajar tidak rancu dalam persiapan proses belajar mengajar hingga proses akhir yakni evaluasi.
5. Memadai
Makna "memadai" memiliki arti cakupan materi pokok, indikator, sumber belajar, pengalaman belajar hingga sistem penilaian cukup dalam menunjang pencapaian kompetensi dasarnya.
6. Aktual & Kontekstual
Keseluruhan bahan silabus hendaknya memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni, sosial dan dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari. Misalnya pada era pandemi ini, silabus juga harus menyesuaikan sekolah virtual, penggunaan bahan ajar dan cara penilaiannya pasti sedikit berbeda ketika sekolah tatap muka.
7. Fleksibel
Seluruh komponen silabus wajib mengakomodasi perbedaan-perbedaan peserta didik, pengajar, serta seluruh dinamika yang terjadi di lingkungan pendidikan dan tuntutan masyarakat.
Fleksibel juga bermakna ilmu tersebut dalat diterapkan di kehidupan sehari-hari meski setiap anak memiliki perbedaan, contohnya mata pelajaran matematika. Adanya soal cerita dalam tugas-tugas siswa juga membantu siswa dalam berimajinasi dan membayangkan hitung-hitungan tersebut dapat diterapkan di dunia nyata, seperti menghitung uang kembalian, menghitung estimasi waktu dan lainnya.
8. Menyeluruh
Seluruh komponen silabus wajib mencakup semua ranah kompetensi (Kognitif, afektif dan psikomotor).
Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Setelah memahami indikator-indikatornya, saatnya masuk dalam mekanisme pengembangan silabusitu sendiri. Terdapat delapan langkah dalam proses pengembangan silabus. Mari kita simak poin-poin berikut.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Dalam proses penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini;
a. Tingkat kesulitan materi disusun secara hirarki beserta konsep disiplin ilmu yang diterapkan.
b. Adanya kaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran.
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pembelajaran yang dapat menunjang kompetensi dasar harusnya memperhatikan hal-hal berikut ini;
a. Potensi para peserta didik
b. Karakteristik mata pelajaran
c. Struktur keilmuan
d. Alokasi Waktu
e. Kebermanfaatan untuk peserta didik
f. Tingkat perkembangan intelektual, fisik, emosional, spiritual dan sosial para peserta didik.
g. Relevansi dengan karakteristik lingkungan / daerah.
h. Perkembangan, kedalaman materi, serta luasnya bahan ajar.
i. Adanya relevansi antar kebutuhan para peserta didik dengan tuntutan lingkungannya
3. Pemetaan Kompetensi
Dalam proses pemetaan kompetensi, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini;
a. Mengidentifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran.
b. Mengelompokkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran.
c. Menyusun standar kompetensi, kompetensi dasar sesuai dengan keterkaitanya.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Dalam proses kegiatan belajar-mengajar, sebelumnya wajib dirancang terlebih dahulu agar proses tersebut dapat memberikan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman yang dimaksud ialah keterlibatan fisik dan mental dengan cara interaksi antar siswa, guru, lingkungan dan bahan ajar itu sendiri.
Berikut merupakan hal-hal yang wajib diperhatikan dalam proses pengembangan kegiatan pembelajaran ;
a. Disusun agar dapat menjadi alat bantu pada para tenaga pengajar agar terlaksana proses belajar-mengajar yang profesional.
b. Kegiatan ini memuat rangkaian kegiatan yang wajib dilakukan oleh para siswa secara runtut demi mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan belajar harus disesuaikan menurut hierarki konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan ini minimal miliki dua unsur/ ciri yang dapat mencerminkan proses pengelolaan pengalaman belajar para siswa, yakni dengan kegiatan dan materi.
5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan ini membantu para pengajar dalam mendapatkan tanda apakah kompetensi dasar sudah tercapai atau belum. Biasanya indikator ini berupa perubahan perilaku para peserta didik dalam ranah sikap, pengetahuan serta keterampilan.
Indikator ini bisa dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, potensi daerah, satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang nantinya dapat diukur dan diobservasi.
6. Menentukan Jenis penilaian
Penentuan jenis penilaian ini dapat diambil dari indikator-indikator pencapaian kompetensi. Setelah mengetahui indikator, kita dapat menentukan jenis penialainnya. Segala bentuk penilaian dapat disesuaikan se-fleksibel mungkin tanpa mengurangi kebermaknaan dan tidak menyalahi kompetensi dasar itu sendiri. Setelah menentukan jenis penialaian, tenaga pengajar akan dimudahkan untuk mengevaluasi segala bentuk proses belajar.
7. Penentuan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar merujuk pada jumlah minggu efektif dalam alokasi waktu pelajaran per minggunya. Tentu saja dengan pertimbangan banyaknya kompetensi dasar, kedalaman, keluasan, tingkat kepentingan kompetensi dasar dan tingkat kesulitannya. Alokasi waktu ini wajib dicantumkan dalam silabus.
8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan hal pokok dalam dunia pendidikan. Tanpa bahan ajar, kita tidak tahu apa yang akan disampaikan pada peserta didik. Sangat penting memilih bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Selain itu bahan ajar kini sudah banyak variasinya, mulai bahan ajar cetak (buku, modul dan bank soal) dan digital (e-modul, power point, video dan lainnya).
Itulah beberapa hal mengenai pengembangan silabus yang bisa Anda ketahui. Semoga bermanfaat.