Kesiapan Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Inklusi

teaching 5 Mei 2023

Untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru harus menerapkan metode mengajar yang optimal, salah satunya dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Secara umum, pembelajaran berdiferensiasi berarti kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan metode beragam yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter peserta didik. Salah satu metode pembelajaran berdiferensiasi, yaitu metode belajar inklusif.

Metode pembelajaran inklusif merupakan metode pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama dengan kelas reguler atau dengan anak normal lainnya menggunakan kurikulum yang sama secara langsung (tatap muka). Inklusi sendiri merupakan metode pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan kondisi dan latar belakang yang berbeda, meliputi kondisi fisik, karakter, kepribadian, status, budaya, dan lainnya.

Adapun pembelajaran berdiferensiasi inklusi artinya pembelajaran yang mengakomodasi semua kebutuhan belajar siswa, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru mengotak-ngotakkan siswa berdasarkan kecerdasan atau daya tangkap dan keaktifan siswa, melainkan cara guru mampu memfasilitasi gaya belajar siswa berdasarkan kebutuhannya, karena setiap siswa memiliki karakter, kebutuhan, dan cara belajar yang berbeda, sehingga tidak bisa diberikan perilaku orang yang sama.

Adapun berikut ini merupakan ciri-ciri atau karakteristik pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:

  • Menciptakan lingkungan belajar yang dapat memancing rasa ingin tahu atau keaktifan siswa untuk belajar
  • Berdasarkan kurikulum dengan tujuan pembelajaran yang didefinisikan jelas dan terstruktur
  • Melakukan penilaian berkelanjutan dari proses belajar siswa
  • Mampu memanajemen kelas dengan baik, efektif, dan efisien
  • Guru mampu memberikan tanggapan atau respons terhadap kebutuhan belajar siswa

Adapun contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu saat kegiatan belajar mengajar guru menggunakan beragam metode belajar agar siswa bisa mengeksplorasi isi kurikulum, guru memberikan berbagai kegiatan yang masuk akal untuk siswa bisa mengerti serta mendapatkan informasi atau memberikan ide terkait materi pelajaran, dan guru bisa memberikan berbagai pilihan cara pada siswa untuk bisa mendemonstrasikan hasil pembelajaran yang mereka dapatkan.

Adapun contoh kelas yang belum bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu ketika guru fokus terhadap metode pengajaran yang dilakukan dan memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tersebut tidak bisa memahami minat dan keinginan siswa, sehingga kebutuhan belajar siswa tidak bisa terpenuhi semuanya, karena proses pembelajaran hanya menggunakan satu cara dari guru tersebut, serta guru tidak memberikan beragam kegiatan atau beragam pilihan belajar yang bisa dilakukan siswa.

Implementasi Quizizz dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Quizizz membantu guru dalam melakukan pembelajaran. Quizizz bisa digunakan sebagai alat evaluasi. Melalui Quizizz, guru bisa melakukan evaluasi pembelajaran menggunakan kuis interaktif

Dari contoh tersebut, dapat terlihat perbedaan pembelajaran berdiferensiasi dengan pembelajaran satu arah. Di mana metode pembelajaran berdiferensiasi yang baik memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, dan guru membiarkan siswa untuk mengeksplor pengetahuannya sendiri (namun tetap diberikan pembimbingan).

Persiapan Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Inklusi

Jika bapak/ibu guru mengajar di sekolah inklusi atau sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus, alangkah baiknya jika Anda melakukan persiapan pembelajaran berdiferensiasi inklusi. Berikut ini merupakan beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, yaitu:

1. Perencanaan

Dalam tahapan perencanaan pembelajaran, guru harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan 3 aspek, yaitu profil belajar siswa, minat belajar, dan kesiapan belajar siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan cara wawancara, observasi, survei menggunakan angket dan lainnya. Dalam kurikulum Merdeka ini juga bisa dilakukan melalui asesmen diagnostik.

Asesmen diagnostik merupakan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dan latar belakang mereka. Ada dua jenis asesmen diagnostik, yaitu asesmen diagnostik kognitif untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan, dan asesmen diagnostik non-kognitif untuk mengetahui karakter, gaya belajar, dan minat siswa.

2. Pelaksanaan

Setelah melakukan observasi atau menggali data di tahap perencanaan, maka di tahap pelaksanaan guru bisa mulai memberikan gaya atau metode pembelajaran yang berbeda dan menyenangkan. Metode pembelajaran ini bisa disesuaikan berdasarkan hasil observasi sebelumnya. Guru bisa memberikan strategi, materi atau cara belajar yang cocok pada siswa.

3. Evaluasi

Setelah melakukan metode pembelajaran berdiferensiasi, guru juga perlu mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran agar bisa lebih optimal ke depannya dalam mencapai kompetensi siswa.

4. Melakukan Pemetaan

Melakukan pemetaan kebutuhan belajar sangat penting dilakukan untuk bisa menentukan langkah selanjutnya. Pemetaan harus dilakukan dengan objektif, akurat dan tepat agar pembelajaran berjalan optimal. Jika hasil pemetaan kurang tepat atau tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang dilakukan pun akan kurang tepat dan justru menyulitkan siswa dalam belajar.

Untuk melakukan pemetaan belajar dan kebutuhan siswa, guru bisa berkolaborasi dengan orang tua siswa maupun orang terdekat di lingkungannya. Tentu orang tua akan memberikan data yang lengkap dan sesuai dengan kenyataan yang ada (tidak dikurangi atau ditambahi), karena untuk kebaikan anaknya. Guru bisa kolaborasi dengan orang tua melalui wawancara, survei, angket, dan lain sebagainya.

3 Strategi Pembelajaran Diferensiasi

Ada tiga strategi diferensiasi yang bisa dilakukan, di antaranya sebagai berikut;

1. Difefensiasi Konten

Konten adalah bahan atau isi materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Konten bisa diberikan berdasarkan kesiapan, minat serta profil belajar siswa, dan bisa juga kombinasi dari ketiganya. Selain itu, guru juga bisa menyediakan bahan dan alat belajar sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Diferensiasi Proses

Diferensiasi proses artinya proses kegiatan belajar dan bagaimana cara siswa memahami atau memaknai kegiatan pembelajaran. Ada beberapa cara untuk melakukan diferensiasi proses belajar, seperti menggunakan kegiatan berjenjang, menyiapkan pertanyaan pemandu atau tantangan yang harus diselesaikan, membuat agenda individual untuk masing-masing siswa (mulai dari daftar tugas, bentuk tugas hingga waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan tugas), serta melakukan kegiatan pembelajaran yang bervariasi.

3. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil karya atau pekerjaan yang dibuat oleh siswa, baik karangan, rekaman, pidato, video materi, maupun produk lainnya yang ada wujudnya. Produk meliputi 2 hal ini, yaitu:

  1. Tugas karya memberikan tantangan dan keragaman atau variasi
  2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih bagaimana mereka mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan
Pentingnya Observasi Sebelum Melakukan Pembelajaran
Observasi penting dilakukan sebagai sarana untuk meningkatkan diri dalam hal sejauh mana perencanaan pembelajaran dilakukan di dalam kelas.

Manfaat Pembelajaran Berdiferensiasi Inklusi

Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah memberikan efek atau dampak yang positif bagi siswa. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka saja, tetapi juga mendukung siswa untuk mencapai pembelajaran lebih optimal sehingga anak bisa maju dan terus berkembang. Adapun berikut ini merupakan beberapa manfaat pembelajaran berdiferensiasi, yaitu:

  1. Siswa merasa dihargai dan disambut dengan baik, tanpa dibeda-bedakan dengan siswa yang lainnya
  2. Siswa merasa aman dan nyaman dengan perbedaan mereka satu sama lain, karena guru bisa menanggapi karakter anak yang berbeda
  3. Siswa dan guru bisa berkolaborasi dengan cara yang seru dan tidak membosankan
  4. Siswa berkebutuhan khusus bisa terfasilitasi dan terlayani dengan baik layaknya siswa lainnya

Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi inklusi tentu banyak guru yang merasa kesulitan atau mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Oleh sebab itu, guru harus tetap bisa bersikap positif, adaptif dan tidak menyerah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi inklusi.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.