Kegiatan Belajar Dialihkan ke Rumah, Apa Saja Manfaatnya?

edukasi 27 Apr 2020

Pendidikan adalah jalur paling aman sebagai gerbang menuju kesuksesan. Belajar yang berkelanjutan dalam proses pendidikan ini menjadi kunci utamanya. Belajar bisa dilakukan di mana saja, tidak hanya di sekolah atau lembaga pendidikan formal. Konsep belajar non formal dan bahkan belajar di rumah juga besar sekali manfaatnya.

Ada beberapa kondisi yang mengharuskan orang belajar dari rumah saja. Bisa karena alasan kesehatan pribadi, kondisi ekonomi sosial juga kondisi adanya wabah pandemi yang menyerang suatu kota, negara atau bahkan dunia.

Belajar di rumah tidak mengurangi kualitas dari pendidikan itu sendiri. Jadi kita tidak perlu merasa kecil hati jika harus belajar dari rumah saja.

Untung sekali, saat ini banyak lembaga pendidikan formal yang juga menyediakan program belajar jarak jauh atau kelas online. Begitu juga dengan lembaga edukasi non formal atau startup bidang teknologi pendidikan yang semakin tumbuh banyak sekarang. Hal ini adalah kabar baik bagi kita, karena belajar menjadi semakin mudah.

Adanya internet membuat kita bisa belajar apa saja, kapan saja, di mana saja dan dengan siapa saja. Termasuk belajar di rumah.

Kejarcita.id Alternatif Belajar di Rumah untuk Anak
Perkembangan gawai (gadget) yang bisa mengakses internet, membuat belajar secara online menjadi semakin mudah dilakukan. Beruntung sekali ada platform penyedia konten belajar online yang berkualitas seperti kejarcita.id.

Apa saja keuntungan dari kegiatan belajar yang dialihkan di rumah?

1. Hemat

Karena belajar di rumah saja, kita tidak perlu keluar ongkos transportasi. Menghemat waktu juga karena tidak perlu berdesakan atau antri naik kendaraan umum lalu terjebak kemacetan di jalan. Belajar di rumah juga hemat, karena tidak perlu keluar uang lebih untuk jajan atau membeli makan siang di luar. Cukup dengan makan masakan yang sudah disediakan di rumah. Atau bisa mengatur konsumsi makan dan jajan sesuai dengan kebutuhan selama beberapa hari di rumah.

2. Belajar Sesuai Kecepatan Diri

Kalau kita masuk kelas tatap muka dan belajar secara bersama atau klasikal, semua orang harus mengikuti ritme kelas atau guru mengajar. Padahal tidak semua orang atau murid mempunyai kecepatan belajar yang sama. Bahkan perbedaan gaya belajar juga mempengaruhi. Di kelas, guru tidak bisa menunggu murid yang belum paham karena ada target dan jadwal yang harus dipenuhi. Sedangkan murid yang perlu mencerna lebih lama akan suatu materi, bisa saja ketinggalan.

Belajar di rumah, memungkinkan kita untuk belajar sesuai dengan gaya belajar dan kecepatan diri masing-masing. Untuk materi yang sulit dipahami, kita bisa mempelajari berulang-ulang. Sedangkan jika kita merasa sudah paham materi dasar, bisa langsung meloncat ke materi berikutnya tanpa harus menunggu teman lainnya yang masih berkutat di materi dasar.

3. Lebih nyaman

Rumah adalah tempat yang kita tempati sehari-hari. Maka belajar di rumah tentu lebih nyaman. Kita tidak perlu juga harus berdandan penuh dan memakai sepatu. Dalam segala kondisi di rumah, kita bisa mulai belajar. Tentu akan lebih menyenangkan jika suasana di rumah juga disiapkan tetap rapi, bersih dan nyaman untuk belajar dan kegiatan lainnya.

4. Bisa memilih kelas online atau materi

Belajar di rumah dengan mengambil kelas online memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih materi belajar. Juga memilih jadwal dan program yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Tidak dibatasi oleh usia dan jenjang pendidikan formal.

5. Belajar berkelanjutan

Yang paling menarik dari belajar di rumah menggunakan platform kelas online adalah terbukanya ini untuk semua usia. Belajar tidak dibatasi apapun. Siapa saja bisa belajar. Bahkan orang dewasa bisa kembali menekuni materi pelajaran SMA jika dia merasa ingin kembali mengulang dan memahaminya.

Kelima poin di atas adalah manfaat belajar di rumah dari segi akademis.

Sedangkan keuntungan untuk berkegiatan berpusat di rumah tidak hanya itu. Hal lain juga lama kelamaan terbentuk menjadi lebih baik. Misalnya eratnya hubungan antar anggota keluarga.

Sudah jamak terlihat di model keluarga urban di masyarakat modern saat ini. Terutama untuk kita yang tinggal di kota besar. Semua orang sibuk. Orang tua sibuk. Anak juga sibuk. Orang tua sibuk bekerja, berbisnis, berorganisasi, berkampanye dan aneka bentuk kegiatan lainnya. Anak juga sibuk belajar di sekolah, lalu lanjut ikut les piano, les renang, les karate dan lain sebagainya. Porsi waktu bertemu keluarga semakin lama semakin berkurang. Mungkin hanya sempat bertegur sapa di atas meja makan. Padahal kualitas hubungan dan komunikasi baik itu dalam keluarga atau masyarakat adalah intensitas atau banyaknya pertemuan yang positif.

Belajar di rumah ini bisa jadi ajang untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga. Orang tua bisa mengambil peran untuk memfasilitasi proses belajar anak. Bisa ikut membantu membuat alat peraga pendidikan sehingga memudahkan anak memahami pelajaran.

Bahan-bahan yang ada di rumah bisa dimanfaatkan sedemikian rupa. Misalnya botol bekas menjadi sarana belajar konsep aliran air. Untuk memahami rumus fisika terkait aliran fluida. Atau membuat rangkaian listrik sederhana mengikuti kelas online atau video tutorial di internet dan mengerjakan bersama antara orang tua dan anak.

Tantangan Menjadi Pengajar dalam Mendidik Siswa di Era Digital
Mendidik siswa di era digital harus mengikuti perkembangan zaman. Kemajuan teknologi digital sangat memudahkan hidup manusia. Namun ada juga perubahan yang harus diikuti termasuk di bidang pendidikan dan menjadi tantangan menjadi pengajar. Untuk menjadi semakin go digital, semakin melek teknologi.

Proses pembuatan hal-hal semacam ini, selain bisa meningkatkan ketertarikan anak terhadap materi belajar, juga bisa memberikan memori baik antar keluarga. Tawa canda di sela-sela proses belajar tersebut akan menstimulasi otak anak menjadi bahagia.

Bahagia dan rileks adalah kata kunci utama dalam proses belajar. Jika orang tidak tertekan di ruangan belajar, dia akan bisa belajar jauh lebih banyak dan memahami lebih banyak juga.

Ide-ide baru yang unik juga bisa muncul dan berkembang dari proses belajar di rumah ini. Karena anak bisa leluasa mengeluarkan imajinasinya dan mewujudkannya sendiri. Dia bisa juga melibatkan teman lainnya dengan platform pesan online yang memungkinkan mereka bertukar kabar dan gambar.

Orang tua di rumah bisa meningkatkan motivasi belajar anak dengan membuat tantangan-tantangan sederhana. Misalnya membuat tabel perkalian menggunakan kertas bekas di rumah. Sediakan saja kertas bekas, pensil warna dan spidol warna-warni. Biarkan anak menghias sendiri tabel perkaliannya sesuka hati.

Setelah tabel perkalian ini jadi, orang tua bisa membantu untuk merapikannya dan menempelkannya di dinding, pintu lemari atau di pintu lemari es. Di mana saja yang bisa mudah dilihat oleh anak dan semua orang. Dengan cara ini anak akan bangga melihat hasil karyanya sendiri. Sekaligus mereka belajar tabel perkalian tanpa terasa.

Proses belajar di rumah bisa meningkatkan kreatifitas anak, mempererat hubungan antar keluarga, hemat dan pasti juga jauh lebih sehat. Dengan begini, konsep pendidikan itu penting dan bisa mengubah dunia lebih baik lagi bisa tercapai. Adanya teknologi semakin memudahkan hal ini terjadi. Penyediaan gawai berupa laptop, komputer, tablet ataupun smartphone untuk anak bisa semakin produktif dan edukatif. Anak kelak akan terbiasa belajar menggunakan teknologi dan gawainya. Mereka tahu cara menggunakan internet secara sehat. Dan tahu aturan digital netizen yang terkait keamanan berinternet secara sosial. Ini penting sekali dan baik sekali untuk bekal mereka di masa depan.

Heni Prasetyorini

"A geek mom who loves to write and teach kids how to code >.<"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.