Hal yang Harus Diketahui Mengenai Pembelajaran Perubahan Konseptual
Pembelajaran perubahan konseptual atau pendekatan konsep merupakan suatu pengajaran yang dilakukan secara langsung dengan menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengetahui perolehan konsep tersebut. Ada dua pendekatan pembelajaran konseptual yaitu pendekatan secara langsung atau deduktif dan pendekatan pencapaian konsep atau induktif.
Pendekatan pembelajaran pencapaian konsep inilah yang menjadi alat penilai untuk guru dalam mengetahui apakah gagasan yang telah diperkenalkan sudah dikuasai siswa atau belum.
Model pembelajaran ini dapat mengungkapkan pemahaman siswa dengan cepat dan menguatkan pengetahuan siswa sebelumnya. Model pembelajaran ini juga mempunyai struktur yang moderat, guru dapat mengendalikan aktivitas dan dan mengembangkan menjadi dialog bebas dalam fase kegiatan.
Konsep pembelajaran perubahan konseptual berbasis konstruktivistik. Konsep model pembelajaran perubahan konseptual adalah siswa difasilitasi agar terjadi proses perubahan konsepsi yang terjadi karena adanya pembangkitan dan restrukturisasi konsepsi-konsepsi siswa yang dibawa sebelum pembelajaran.
Konsep pembelajaran perubahan konseptual dibagi menjadi dua yaitu konsepsi yaitu konsepsi ilmiah dan alternatif (miskonsepsi). Konsepsi ilmiah artinya seseorang memiliki konsepsi yang sama dengan para pakar, sedangkan konsepsi alternatif adalah sebaliknya. Konsepsi alternatif tidak sama dengan konsepsi para pakar, ini disebabkan karena intuisi sebagai pengalaman kehidupan sehari-hari, kerangka teori spesifik, pembelajaran, buku teks, fragmentasi, dan apresiasi konseptual.
Konsep model pembelajaran perubahan konseptual mengasumsikan bahwa setiap siswa dalam pembelajaran di kelas telah mengalami miskonsepsi mengenai fenomen dan miskonsepsi tersebut harus diperbaiki/dihilangkan. Bisa diperbaiki dengan memberikan pelajaran kepada siswa melalui analogi, konfrontasi, demonstrasi, dan contoh-contoh tandingan.
Konsep pembelajaran ini akan memodifikasi konsep yang dipahami siswa dan mengkonstruksi pengetahuan baru bagi mereka. Sebelum pengetahuan dapat dikonstruksi dengan benar, ada dua fase yaitu fase asimilasi yang artinya pengetahuan baru datang sesuai dengan pengetahuan awal siswa dan fase akomodasi yang sebaliknya, pengetahuan baru yang datang bertentangan dengan pengetahuan awalnya.
Hal ini menunjukkan kalau pengetahuan seseorang bukan sekali jadi. Pengetahuan itu dibentuk oleh individunya sendiri secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki dan mengubah pengetahuan yang dimiliki sebelumnya oleh individu tersebut.
Langkah Pembelajaran Perubahan Konseptual
Menurut Santyasa, 2004, Model pembelajaran perubahan konseptual memiliki enam langkah pembelajaran dengan berbagai konfrontasi, yaitu:
1. Sajian masalah konseptual dan kontekstual
2. Konfrontasi miskonsepsi masalah-masalah konseptual dan kontekstual
3. sangkalan strategi-strategi analogi demonstrasi, atau contoh tandingan
4. Konfrontasi pembuktian konsep dan prinsip,
5. Konfrontasi contoh dan materi kontekstual,
6. Konfrontasi pertanyaan untuk memperluas secara bermakna pemahaman dan penerapan pengetahuan.
Sistem sosial juga sangat berpengaruh pada model pembelajaran ini. Contohnya adalah kedekatan atau interaksi guru sebagai teman belajar siswa, interaksi sosial yang efektif, harus diminimalisir peran guru sebagai transmiter pengetahuan, dan juga latihan menjalani learning-to-be.
Indikator Pengukuran Kemampuan Siswa
Ada indikator untuk mengukur kemampuan menyelesaikan masalah siswa, contohnya pada matematika. Dapat dilihat apakah siswa dapat mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan dalam menyelesaikan soal. Apakah siswa juga dapat merumuskan masalah atau menyusun model matematika dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah di dalam/di luar matematika.
Apakah siswa juga telah mampu menjelaskan hasil sesuai permasalahan yang diberikan. Siswa juga harus nantinya bisa memakai matematika secara bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mendukung model pembelajaran ini diperlukan sarana pendukung. Yang bisa digunakan adalah lembaran kerja siswa, bahan ajar dan panduannya, peralatan atau demonstrasi untuk eksperimen, model analogi, dan ruangan kelas yang tertata dan termobilisasi.
Manfaat Konsep Pembelajaran Perubahan Konseptual
Konsep pembelajaran perubahan konseptual bisa Anda gunakan saat KBM di kelas karena metode ini memiliki berbagai manfaat untuk siswa. Konsep pembelajaran perubahan konseptual akan membuat siswa lebih paham secara mendalam bisa dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Guru sendiri akan lebih berperan sebagai pengarah siswa membentuk konsep ilmiah jadi perannya adalah sebagai fasilitator, negosiator, dan konfrontatif untuk siswa. Pada konsep ini, akan terlihat dengan mengetahui perubahan pola perubahan konseptual pada siswa.
Pola perubahannya adalah pola berubah positif (perubahan konseptual), berubah negatif, bertahan positif, dan yang terakhir bertahan negatif.
Dampak dari konsep pembelajaran ini sangat baik dan positif bagi para siswa. Siswa akan memiliki sikap positif terhadap pembelajaran, memiliki pemahaman secara mendalam, dan memiliki keterampilan untuk menerapkan pengetahuan dengan variatif.
Dampak lain bagi siswa secara pribadi adalah siswa mengenal jati dirinya, memiliki kebebasan, menghasilkan kebiasaan belajar, merubah paradigma, dan menumbuhkan kecerdasan interpersonal sekaligus intrapersonal.
Hasil dan dampak dari konsep pembelajaran perubahan konseptual ini diharapkan dapat berdampak dan memberi makna bagi kehidupan siswa sehari-hari dan juga lingkungan sekitarnya.
Pelaksanaan Pembelajaran Konsep
Joyce & Weills, 1996: 173 menyatakan bahwa sintaks pembelajaran pencapaian konsep memiliki tiga fase kegiatan, di antaranya yaitu:
1. Fase pertama. Pada fase ini dilakukan penyajian data dan identifikasi konsep. Adapun berikut perilaku guru dan siswa ketika memasuki fase ini, yaitu:
- Guru memberikan contoh-contoh konsep yang sudah diberi label
- Siswa melakukan perbandingan atribut dalam contoh positif dan contoh negatif
- Siswa melakukan generalisasi dan menguji hipotesis
- Siswa membuat definisi mengenai konsep berdasarkan atribut esensial yang diketemukan
2. Fase kedua. Menguji pencapaian konsep.
Perilaku guru dan siswa pada fase kedua ini adalah:
1) Siswa mengindentifikasi tambahan contoh yang tidak diberi label dengan mengatakan “ya” atau “bukan”,
2) Guru menegaskan hipotesis, nama konsep, dan menyatakan kembali defenisi konsep sesuai dengan atribut-atribut esensial,
3) Siswa menemukan contoh-contoh konsep.
Fase ketiga : Menganalisis strategi berpikir.
Perilaku guru dan siswa pada fase ini adalah:
1) Siswa mengungkapkan apa yang dipikirkannya,
2) Guru membantu siswa mendiskusikan hipotesis dan atribut-atribut konsep,
3) Siswa mendiskusikan tipe/jenis dan jumlah hipotesis.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai pembelajaran perubahan konseptual yang bisa diterapkan di kelas bersama siswa Anda. Model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai variasi model pembelajaran.