Evaluasi Diri Sekolah: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Cara
Pengertian Evaluasi Diri Sekolah
Secara umum, proses Evaluasi Diri Sekolah erat hubungannya dengan aspek perubahan dan peningkatan yang diwujudkan dalam perencanaan peningkatan mutu pendidikan beserta hasil belajar siswa. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) menjadi tanggung jawab setiap kepala sekolah dan dilakukan oleh tim pengembang sekolah seperti kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua, dan pengawas.
Sederhananya, Evaluasi Diri Sekolah adalah penilaian internal untuk mengukur kinerja sekolah berdasarkan acuan pada standar yang ditetapkan. Dalam prosesnya, Evaluasi Diri Sekolah juga bisa melibatkan tokoh agama atau masyarakat sekitar. Dengan kata lain, proses Evaluasi Diri Sekolah dapat mengikutsertakan para pemangku kepentingan untuk menilai mutu penyelenggaraan pendidikan apakah telah sesuai dengan indikator dalam Standar Pelayanan Minimum dan Standar Nasional pendidikan atau tidak.
Evaluasi diri sekolah juga memuat informasi terkait kemajuan sekolah, kelebihan, dan kekurangan sekolah yang perlu ditingkatkan.
Tujuan Evaluasi Diri Sekolah
Tujuan utama Evaluasi Diri Sekolah ialah untuk:
- Menilai kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan Standar Nasional Pendidikan. Terdapat 8 indikator dalam SNP yang hasilnya bisa dijadikan masukan dalam menyusun Rencana Pengembangan Sekolah;
- Mengetahui tahapan perkembangan pencapaian acuan dasar peningkatan mutu pendidikan yang dimuat dalam SPM dan SNP; dan
- Rencana Pengembangan Sekolah dapat disusun sesuai kebutuhan untuk mewujudkan ketercapaian dalam proses implementasi SMP dan SNP.
Manfaat Evaluasi Sekolah
Beberapa manfaat dari pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah, yaitu untuk:
- Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sekolah;
- Memperbaiki mutu sekolah dengan peluang yang ada, menilai keberhasilan dari upaya peningkatan yang selama ini dilakukan, serta menyesuaikan program-program yang ada;
- Mengetahui tantangan yang akan dihadapi sekolah dan mampu mengdiagnosis jenis kebutuhan yang mungkin diperlukan adanya perbaikan guna meningkatkan mutu sekolah;
- Mengetahui tingkat pencapaian kinerja yang mengacu pada standar 8 SNP; dan
- memberikan laporan resmi pada pihak-pihak pemangku kepentingan terkait kemajuan dan hasil yang diperoleh sekolah.
Manfaat evaluasi diri sekolah tidak hanya memberi manfaat pada sekolah itu sendiri, melainkan juga bermanfaat untuk pemerintah baik di kota maupun provinsi.
Berikut ini beberapa manfaat tersebut.
- Dengan hasil EDS, data dan informasi untuk memuat perencanaan bahkan penyusunan anggaran pendidikan di tingkat Kota/Kabupaten, Provinsi atau bahkan Nasional dapat tersedia.
- EDS memberi informasi kepada sekolah tentang prioritas perbaikan misalnya sarana dan prasarana pendidikan.
- Pelaksanaan EDS dapat memberikan informasi terkait jenis dukungan seperti apa yang menjadi kebutuhan sekolah.
- EDS menjadi sarana untuk mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan dan pelatihan di sekolah.
- EDS dapat mengidentifikasi berbagai indikator kunci yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menilai keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan mutu pendidikan.
Cara Evaluasi Diri Sekolah
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, cara Evaluasi Diri Sekolah diawali dengan membentuk Tim Pengembang Sekolah. Tim tersebut menyesuaikan dengan pelaksaan EDS yang digelar setahun sekali sehingga keberadaan TPS juga hanya setahun sekali. Setelah TPS terbentuk, dilakukan pelatihan penggunaan instrumen sebelum mulainya pelaksanaan EDS di sekolah.
Selanjutnya, hasil dari EDS dapat berguna sebagai dasar untuk menyusun RPS/RKS serta RAPBS/RKAS. Tugas TPS dalam proses EDS adalah mengumpulkan informasi yang diperoleh dari bermacam sumber agar bisa menilai kinerja sekolah. Penilaian tersebut harus berdasarkan indikator-indikator yang mengacu pada standar ketentuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, bukti dan informasi yang telah dikumpulkan akan dirumuskan dalam instrumen. Kegiatan ini secara langsung akan melibatkan keikutsertaan pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mengumpulkan informasi seluruh pemangku kepentingan di sekolah.
Khusus pengawas yang ikut terlibat dalam Tim Pengembang Sekolah, yaitu menjalankan fungsinya sebagai pembimbing atau fasilitator. Pengawas akan memastikan proses EDS yang dilakukan sudah benar secara prosedur dan didukung dengan ketersediaan bukti-bukti fisik yang ada.
Bentuk Instrumen Evaluasi Diri Sekolah
Ada 8 delapan instrumen dalam SNP yang diuraikan lagi dari 26 komponen menjadi 62 indikator. Dari 8 instrumen tersebut, setiap bagiannya berisi pertanyaan terkait yang menjadi dasar acuan sekolah bagi sekolah dalam mendapatkan informasi terkait kinerja yang sifatnya kualitatif.
Selain itu, delapan instrumen Evaluasi Diri Sekolah tersebut juga bisa digunakan sekolah dalam mengukur dampak kinerja terhadap upaya peningkatan hasil belajar siswa. Tak hanya itu, hasil tersebut juga dapat diperiksa dan diidentifikasi perbaikannya melalui instrumen yang ada. Dengan demikian, perbaikan layanan dalam pembelajaran akan memebuhi kebutuhan siswa secara nyata.
Kemudian, setiap standar yang dimuat terdiri dari aspek-aspek yang memberi gambaran secara menyeluruh. Setiap aspek dari masing-masing standar memiliki 4 tingkat pencapaian diantaranya: kurang yang dituliskan dengan 1, 2 artinya sedang, 3 artinya baik, dan 4 artinya amat baik.
Pertanyaan dalam Evaluasi Diri Sekolah
Kegiatan Evaluasi Diri Sekolah bukanlah suatu proses birokratis melainkan proses dinamis karena melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait di lingkungan sekolah. Dengan demikian, Evaluasi Diri Sekolah perlu dihubungkan dengan proses perencanaan yang dibuat sekolah dan dipandang sebagai bagian penting dalam siklus pengembangan sekolah.
Berikut ini tiga pertanyaan yang perlu dijawab sekolah agar proses EDS berjalan lebih mudah.
a) Sudah Seberapa Baik Kinerja Sekolah Kita Saat Ini?
Pertanyaan tersebut berkaitan dengan posisi pencapaian kinerja sesuai indikator dalam SPM maupun SNP.
b) Bagaimana Kita Bisa Mengetahui Apakah Kinerja Sekolah Baik atau Tidak?
Pertanyaan ini berkaitan dengan bukti apa saja yang dimiliki sekolah untuk bisa menunjukkan pencapaian kinerja dalam kurun satu tahun terakhir.
c) Bagaimana Caranya untuk Meningkatkan Kinerja?
Untuk menjawab pertanyaan ini, sekolah perlu menindaklanjuti terkait apa yang ditemukan sesuai dengan dua pertanyaan sebelumnya.
Dalam menjawab ketiga pertanyaan di atas, sekolah bisa menggunakan indikator kinerja agar jawaban yang diberikan bisa dikaji secara objektif terhadap kinerja sekolah yang berlandaskan SPM dan SNP.
Selain menggunakan indikator kinerja, sekolah juga perlu mengumpulkan bukti-bukti pendukung untuk meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan yang selama ini dilakukan. Selain itu, sekolah juga bisa memanfaatkan sumber informasi dalam mengumpulkan bukti fisik. Sebagai contohnya, hasil observasi, wawancara, konsultasi dengan komite sekolah atau orang tua dan lain sebagainya.
Perlu diingat bahwa informasi dan data dalam bentuk kualitatif yang menggambarkan kondisi nyata bisa berasal dari informasi yang kuantitatif. Apabila pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah telah selesai, selanjutnya hasil yang diperoleh akan dijadikan dasar dalam mempersiapkan rencana pengembangan sekolah yang terpadu.
Laporan hasil Evaluasi Diri Sekolah juga akan dikirim ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kamenag. Hal ini dilakukan untuk menginformasikan kinerja sekolah sesuai dengan pencapaian SMP dan SNP dan menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.