Cara Mengembangkan Asesmen Formatif di Kelas
Asesmen merupakan suatu/serangkaian upaya menyeluruh untuk menilai individu. Di sekolah, asesmen tidak terlepas dari proses pembelajaran untuk siswa. Hasil yang diperoleh dari asesmen akan sangat membantu guru dalam mempersiapkan, membuat dan melaksanakan kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Maka, tidak heran apabila asesmen tidak asing lagi bagi guru. Selanjutnya, mari simak lebih lengkap informasi mengenai asesmen ini.
Pengertian Asesmen
Asesmen disebut juga assesment (bahasa Inggris) yang berarti penilaian. Menurut Robert M Smith (2002), asesmen merupakan suatu penilaian yang komprehensif serta melibatkan anggota tim agar dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan dari individu. Hasil asesmen dapat digunakan dalam layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Asesmen menurut Nana Sudjana adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penilaian pada objek atau individu secara komprehensif. Tujuan asesmen dalam pendidikan, yaitu untuk melakukan penilaian terhadap siswa berdasarkan kriteria tertentu. Dengan demikian, kebutuhan belajar siswa terdeteksi sehingga guru dapat menyusun layanan pendidikan yang sesuai.
Asesmen dibagi menjadi tiga jenis, yaitu asesmen diagnosis, asesmen formatif, dan asesmen sumatif. Sesuai istilahnya, diagnosis (berdasarkan KBBI) adalah 'pemeriksaan terhadap suatu hal'. Asesmen diagnosis merupakan upaya penilaian untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan siswa di awal kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya, asesmen formatif diinterpretasikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa untuk membantu menyediakan informasi. Informasi yang diperoleh akan digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan memodifikasi aktivitas belajar mengajar (Black & William, 1998). Asesmen formatif menjadi aktivitas guru dan siswa yang dilaksanakan sebagai upaya memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Hasil penilaian formatif akan membantu guru untuk mengetahui dan mengurangi kesalahan dalam pembelajaran. Dengan begitu, terdapat umpan balik dalam menyempurnakan proses pembelajaran.
Kemudian, asesmen sumatif merupakan suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau angka yang digunakan sebagai pengukur kinerja siswa dalam proses belajar. Penilaian asesmen dilakukan pada saat penyampaian materi pelajaran telah selesai diberikan.
Asesmen Formatif
Setiap jenis asesmen penting dilakukan serta bermanfaat bagi guru maupun siswa sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Pelaksanaannya disesuaikan tergantung kebutuhan dan tujuan yang diinginkan. Dalam artikel kali ini, akan membahas lebih lanjut mengenai asesmen formatif. Yuk, simak selengkapnya!
Asesmen formatif disebut juga dengan assesment as learning. Jenis ini hampir sama dengan assesment for learning (asesmen sumatif). Namun, pada asesmen formatif, siswa juga bisa mendapatkan kesempatan sebagai penilai, bukan hanya guru saja. Jadi, siswa bisa mendapatkan pengalaman untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri atau teman sekelasnya juga. Dalam aktivitas penilaian, guru mengajak siswa untuk merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik. Hasilnya, siswa dapat mengetahui apa yang perlu dilakukan agar mendapatkan capaian pembelajaran secara maksimal.
Penilaian ini dilakukan bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan hanya untuk menentukan tingkat kemampuan siswa saja. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilakukan. Informasi yang didapatkan kemudian digunakan untuk memperbaiki, mengubah, atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Untuk melaksanakan asesmen formatif, ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru. Berikut ini prinsip-prinsip dalam menerapkan asesmen formatif.
Prinsip-Prinsip Penilaian Formatif
a. Penilaian formatif terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Karena dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung, penilaian formatif bisa dilakukan lebih dari satu kali.
b. Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya).
c. Berkenaan tidak hanya dengan kemajuan penguasaan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan kerja sama dalam proses pembelajaran.
Teknik Asesmen Formatif
Sebagai upaya dalam memperoleh informasi mengenai kemajuan penguasaan kompetensi siswa. Baik dalam ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang digunakan. Guru dapat melakukan penilaian formatif melalui kegiatan pembelajaran seperti observasi (pengamatan), bertanya (questioning), diskusi, exit/admit slips, lembar catatan belajar peserta didik, penilaian diri dan penilaian antarteman (self- dan peer-assessment), latihan presentasi, peta konsep, penilaian kinestetik, papan bicara, kuis konstruktif, penugasan, daftar cek, jawaban bersama, contoh dan bukan contoh, tunjuk lima jari, menyebutkan hal-hal yang sudah dipelajari, dan lain-lain.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Asesmen Formatif
Dalam melakukan penilaian formatif guru perlu memperhatikan langah-langkah yang perlu dilalui. Karena pelaksanaannya yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Menurut Bell dan Cowie (2002), penilaian formatif dilakukan melalui tiga tahap.
1. Pengumpulan Informasi (elisitasi)
Tahap pertama asesmen formatif ialah pengumpulan informasi (elisitasi). Di tahap elisitasi, guru mengumpulkan bukti-bukti mengenai penguasaan kompetensi yang dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik. Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan ranah yang diharapkan, entah itu ranah sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Teknik yang diterapkan hendaknya bervariasi dari waktu ke waktu. Apabila teknik digunakan beberapa kali dalam satu tatap muka, siswa bisa menjadi bosan. Perlu diingat bahwa asesmen formatif umumnya tidak dilakukan secara formal dengan alat ukur atau instrumen yang standar. Pelaksanaannya juga biasanya tidak dengan aturan yang ketat seperti pada penilaian sumatif.
2. Pengolahan dan Interpretasi Informasi
Langkah selanjutnya dalam asesmen formatif ialah mengolah dan mengintepretasikan informasi yang diperoleh. Guru harus cepat menangkap dan menyimpulkan penguasaan kompetensi siswa dengan melihat hasil dari penilaian. Pada tahap ini pendidik membuat sejumlah kesimpulan atas beberapa pertanyaan berikut.
a. Apakah peserta didik telah menguasai materi/kompetensi secara umum?
b. Apakah semua peserta didik telah menguasai materi dengan baik?
c. Materi mana yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai dengan baik?
d. Siapa saja yang telah menguasai materi dan yang belum menguasai materi dengan baik?
e. Apa yang telah menyebabkan sejumlah anak belum menguasai materi dengan baik?
Untuk mengambil kesimpulan seberapa baik peserta didik telah mencapai kemajuan (menguasai kompetensi), pendidik umumnya membandingkan penguasaan yang telah dicapai peserta didik dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (criterion-referenced formative assessment). Meskipun demikian, ada sejumlah pendidik yang membandingkannya dengan penguasaan awal peserta didik yang bersangkutan (student-referenced formative assessment). Untuk dapat memberikan umpan balik dan tindakan yang tepat, pendidik dapat menggunakan dua pendekatan tersebut.
3. Pengambilan Tindakan berdasarkan Hasil Interpretasi Penilaian
Setelah guru mengumpulkan informasi dan melakukan interpretasi, tahap berikutnya ialah mengambil tindakan. Di tahap ini, guru akan memberikan umpan balik (feedback) yang meliputi pemberitahuan mengenai tingkat penguasaan kompetensi dari siswa, yaitu materi mana saja yang telah dipahami, yang kurang dipahami, atau belum dipahami. Berikutnya, berkaitan dengan cara mengatasi serta menindaklanjuti kegiatan pembelajaran.
Bagian terpenting dari tahap ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran kepada siswa yang difasilitasi oleh guru. Khususnya, siswa yang belum memenuhi kriteria dari capaian pembelajaran yang ditetapkan dan/atau kemajuannya belum optimal. Guru melakukan intervensi secara langsung atau dapat direncanakan terlebih dahulu dalam waktu yang cepat. Tindakan ini dapat dilakukan guru pada kelompok atau individu di kelas.
Cara Mengembangkan Asesmen Formatif
Asesmen formatif dilaksanakan terintegrasi pada saat pelajaran berlangsung. Kunci utama dalam mengembangkan asesmen ini ialah guru bisa melakukan inisiatif dengan cepat saat melaksanakannya. Namun, guru perlu tetap memperhatikan/fokus pada ranah kompetensi yang ingin dicapai.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai asesmen formatif. Semoga bermanfaat.