Cara Memberitahu Orang Tua Mengenai Murid yang Bermasalah

edukasi 19 Mei 2020


Memberitahu orang tua mengenai murid yang bermasalah membutuhkan cara yang bijak. Orang tua manapun akan membela anaknya, dan menganggap anaknya yang paling baik. Umumnya orang tua tidak mengetahui kenakalan anak mereka di sekolah. Tak jarang anak-anak yang berbuat ulah di sekolah adalah anak yang manis di rumah. Beberapa kasus kenakalan anak di sekolah dilakukan oleh anak-anak yang dikenal manis di rumah. Oleh karena itu, guru harus mencari cara agar bisa memberitahu orang tua mengenai murid yang bermasalah ini dengan baik. Akan tetapi, ada juga anak yang membuat ulah di sekolah karena mengalami masalah di rumah. Seperti kekerasan dalam rumah tangga, atau masalah keluarga lainnya.

Tanda Murid Bermasalah di Sekolah

Masih lekat di ingatan kita kejadian murid SMP di Jakarta yang terjun dari balkon sekolah. Sebut saja namanya Bunga. Persoalan bermula ketika Bunga ketiduran di ruang UKS karena merasa kurang sehat. Entah mengapa, guru yang mengajar tidak mengetahui kondisi ini, hingga menahan tas Bunga di ruang guru. Guru tersebut meminta agar Bunga mengajak orang tua atau walinya datang ke sekolah untuk mengambil tas.

Sangat disayangkan, sang kakak yang diminta datang ke sekolah mengabaikan hal tersebut tanpa mengetahui kalau adiknya tidak berani pulang ke rumah. Alhasil, sang adik memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun dari balkon lantai atas sekolahnya. Kejadian ini sangat mengguncang dunia pendidikan.

Ada banyak penyebabnya. Mulai dari depresi yang dialami murid, orang tua yang kurang perhatian, guru yang tidak peka, dan teman-teman sekolah yang abai. Diketahui dari chat terakhir Bunga dengan temannya, yang mengatakan bahwa dia tidak disukai teman-temannya, ketakutannya pada orang tua, hingga keinginannya untuk mengakhiri hidup.

Perlunya Perhatian Sekolah Pada Murid Bermasalah

Berkaca terhadap masalah ini, hendaknya guru harus lebih perhatian ke murid. Jika menemukan tindakan kenakalan seorang murid, cobalah melihat lebih jauh. Kira-kira apa yang menjadi penyebabnya? Apa latar belakang sikap membangkang seorang murid? Bagaimana kondisi keluarganya? Jangan hanya melihat bagian permukaannya saja. Kebanyakan kita, sebagai pendidik hanya melihat luarnya saja. Jika ada murid yang melanggar disiplin, maka murid tersebut akan disebut sebagai murid yang nakal, yang bermasalah, dan langsung memutuskan memanggil orang tua ke sekolah.

Pada kasus Bunga di atas, seharusnya guru bisa mengajak Bunga mengobrol lebih dulu. Cari tahu penyebab ketidakhadirannya di kelas, jangan langsung memutuskan memanggil orang tua ke sekolah. Terbukti guru tersebut tidak mengenal Bunga lebih dalam, sehingga tidak mengetahui ketakutan terbesar Bunga terhadap Ayahnya, hingga memutuskan lebih baik mati daripada dimarahi Ayahnya.

Saat pembagian rapor, merupakan momen bagi guru untuk menganalisa setiap muridnya. Apakah murid mengalami kemajuan dalam pelajaran atau bahkan mengalami kemunduran. Jika mengalami kemunduran, guru akan mencari tahu penyebabnya dengan berbagai cara. Misalnya, dengan mengamati perilaku anak di sekolah, atau dengan mendiskusikannya bersama orang tua. Guru harus memutar otak agar bisa memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah ini dengan baik.

Sebelum memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah, perhatikan beberapa hal berikut ini, di antaranya adalah:

Suasana yang Nyaman

Undanglah orang tua secara pribadi, sehingga pembicaraan tentang anak tidak menjadi konsumsi publik. Cukup menjadi rahasia antara guru, murid dan orangtua. Orang tua tentu agak sulit menerima kenyataan kalau anaknya bermasalah di sekolah. Dengan mengadakan pembicaraan secara pribadi, akan membuat ego orang tua sedikit menurun dan bersedia mendengarkan arahan dari guru. Setidaknya orang tua tidak merasa malu di hadapan wali murid lainnya. Saat orang tua mengambil rapor, merupakan waktu yang tepat untuk berdiskusi tentang murid. Apakah prestasi murid menurun, dan kira-kira apa penyebabnya?

Tidak Menuduh atau Menghakimi

Cara memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah berikutnya adalah dengan tidak menghakimi murid secara sepihak. Jika murid terlibat perselisihan serius dengan temannya, guru tetap harus netral tidak memihak salah satu murid. Biarkan murid menjelaskan persoalannya di depan orang tua dan guru, secara bergantian. Minta kesaksian dari beberapa murid lain yang bisa dipercaya. Jika murid melakukan kesalahan, jangan sekali-kali menuduh atau menghakimi. Sebaiknya cari tàhu terlebih dahulu penyebabnya serta kronologis kejadiannya. Dengan mengetahui kronologis langsung dari murid, orang tua akan mengerti letak persoalan yang sesungguhnya. Mereka butuh dibimbing bukan dihakimi. Sayangnya, sebagian kita sebagai guru tanpa sadar lebih cenderung untuk menghakimi daripada membimbing murid yang terlanjur membuat kesalahan.

Lebih Banyak Mendengar

Saat sesi diskusi dengan orang tua murid, cobalah untuk mendengar lebih banyak. Ini merupakan cara memberitahu orang tua mengenai murid yang bermasalah, yang bisa dicoba. Beri kesempatan pada orang tua murid untuk menjelaskan tentang perilaku anaknya di rumah, aktivitas apa saja yang dilakukan anaknya, sehingga diharapkan terjadi diskusi dua arah. Guru dapat lebih memahami murid jka mendengar banyak informasi dari orang tua. Sedangkan orang tua pun mendapat masukan tentang perilaku murid di sekolah. Diharapkan dari sesi diskusi ini, guru dan orang tua mendapat penjelasan yang menyebabkan murid bermasalah di sekolah. Dengarkan juga pendapat dari murid. Apa penyebab murid bermasalah di sekolah? Apakah murid mempunyai alasan tersendiri, yang tidak diketahui orang tua? Lalu, apakah alasan ini masuk akal atau hanya alasan yang mengada-ada. Dengan komunikasi tiga arah seperti ini, diharapkan ada solusi terhadap murid yang bermasalah di sekolah.

Sampaikan dengan Bijaksana

Posisikan diri kita sebagai orang tua murid, yang akan menerima berita buruk tentang prestasi anaknya di sekolah. Oleh karena itu, sampaikanlah hal ini secara bijaksana. Gunakan tutur bahasa yang halus, dan lembut, sehingga orang tua tidak merasa tersinggung. Bagaimanapun, orang tua akan menganggap anaknya adalah anak yang paling baik, paling rajin, dan paling hebat. Jangan sekali-kali memojokkan orang tua, seakan kita mengetahui segalanya. Bagaimanapun orang tua adalah orang yang paling mengenal anaknya. Jika terdapat perubahan sikap murid yang signifikan antara di rumah dan di sekolah, berikan bukti sederhana pada orang tua. Ini menjadi cara memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah, yang bisa dicoba.

Menggunakan Perumpamaan

Ini salah satu trik yang bisa dilakukan saat menghadapi anak yang bermasalah di sekolah. Misalnya, ada anak yang bermasalah dengan pelajaran matematika. Saat bertemu dengan orang tua murid, kita sebagai guru bisa mengatakan bahwa matematika itu memang pelajaran yang menakutkan bagi banyak orang. Termasuk kita pun, pernah bermasalah dengan matematika. Akan tetapi, karena setiap tingkatan selalu ada pelajaran matematika, maka kita harus mencari cara untuk melakukannya. Salah satu caranya adalah dengan menghafal perkalian, dan mengerjakan latihan soal matematika lebih banyak lagi. Hal ini akan menimbulkan perasaan senasib dengan murid, sehingga ia terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Murid akan menyadari bahwa tidak ada yang sulit jika mau berusaha. Apalagi sekarang ada kejarcita.id yang menyediakan bank soal SD untuk anak-anak latihan mengerjakan soal. Dengan sedikit ketekunan, anak-anak akan memahami pelajaran matematika yang sering menjadi momok menakutkan.  

Jangan Melebih-lebihkan

Setiap manusia pernah melakukan kesalahan, termasuk murid-murid di sekolah. Mulai dari kesalahan kecil yang tidak disengaja, hingga kesalahan besar yang memang direncanakan. Akan tetapi, setiap manusia berhak mendapat ampunan. Begitupun dengan murid-murid yang melakukan kesalahan. Jika hanya kesalahan kecil yang tidak fatal, beri mereka peringatan, agar tidak mengulangi kesalahannya lagi. Guru juga tidak boleh mengungkit hal-hal lain yang tidak ada hubungannya. Misalnya anak yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, karena lupa atau manajemen waktunya yang buruk, jangan di ungkit kondisi keluarga si anak. Seandainya guru mengetahui kondisi keluarga anak yang broken home, jadikan sebagai acuan untuk membantu anak terlepas dari masalahnya di rumah. Mengetahui kondisi keluarga anak, seharusnya membuat guru lebih berempati agar bisa membantu anak terbebas dari masalahnya.

Murid yang bermasalah tidàk berdiri sendiri. Biasanya ada masalah-masalah lain di belakangnya. Mungkin ada orang tua yang sering bertengkar atau bahkan sudah berpisah. Mungkin juga ada kekerasan verbal dan non verbal yang dialami anak, sehingga menyebabkan luka batin mendalam. Semua latar belakang ini bisa membuat karakter anak berubah. Menjadi lebih pendiam, tidak percaya diri, atau menjadi lebih aktif dibanding teman-teman sekelasnya. Pada kasus Bunga di atas, masalah keluarga membuatnya merasa tertekan, ada rasa minder, merasa teman-teman tidak menyukainya, dan hal-hal negatif yang ia rasakan sendiri, tanpa ada teman untuk berbagi cerita.

Kenali 5 Ciri-ciri Anak Stress Selama Masa Karantina
Hari-hari sebelumnya yang biasanya mereka berkomunikasi dan melakukan banyak aktivitas di luar rumah bersama teman sebaya, guru, bahkan orang lain, kini menjadi hanya sebatas aktivitas bersama keluarga di rumah. Benarkah anak akan stress selama masa karantina?

Di beberapa sekolah ada yang memiliki guru BP sebagai sarana konseling bagi murid. Guru BP ini yang harusnya bisa mendengarkan masalah-masalah murid, hingga mencarikan solusinya. Memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah memang bukan hal yang mudah. Jika guru salah menentukan sikap, akan menimbulkan perseteruan dengan orang tua. Akhir-akhir ini kita sering mendengar berita konflik terjadi antara guru dan orang tua murid. Penyebabnya memang tidak bisa dipukul rata, namun hendaknya menjadi cermin bagi kita agar lebih bijaksana mengambil keputusan. Ada orang tua yang arogan, tidak mau anaknya disalahkan. Akan tetapi, bisa juga hal ini karena cara guru memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah kurang tepat. Secara mental, orang tua tidak siap menerima berita buruk tentang anak mereka, sedangkan di sisi guru merasa sudah melakukan hal yang tepat. Jika keadaan ini berlangsung secara terus-menerus, maka tidak ada kesepakatan antara orang tua murid dan guru.

Pola Asuh yang Harus Diterapkan Agar Anak Berprestasi
Tidak semua orang tua mengerti pola asuh yang tepat untuk buah hatinya, terlebih untuk bisa menjadi bintang di sekolahnya. Lalu, apa pola asuh yang harus diterapkan agar anak bisa berprestasi?

Guru harus memahami bahwa karakter setiap murid berbeda. Ada murid yang karakternya santai, bisa mengelola emosi saat dijatuhi hukuman. Murid yang seperti ini bisa berpikir positif, mencari jalan keluar dari masalahnya. Akan tetapi, ada juga karakter murid yang pemikir, atau kondisi emosi yang labil. Murid yang begini, cenderung menjadi pemurung dan memikirkan hal-hal yang terlalu jauh. Menghadapi masalah kecil pun, mereka akan menjadikan itu sebuah masalah besar. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami karakter murid sebelum memberitahu orang tua tentang murid yang bermasalah. Jangan sampai kejadian pada Bunga terulang kembali pada anak didik kita. Mari kita kenali murid-murid kita agar proses belajar dan mengajar bisa berjalan dengan baik.


Enni Kurniasih

"Penulis, blogger, pemerhati pendidikan dan parenting"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.