Bisakah Anak Homeschooling Bersosialisasi?
Belajar sebagai proses mendapatkan informasi baru untuk menambah pengetahuan dalam kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan proses belajar, dimulai saat lahir hingga menutup usia. Bayi, belajar mengenali wajah dan suara orang tua dari stimulus yang diberikan oleh orang tua. Orang tua dan anak saling belajar untuk memberi ilmu dan menerima.
Orang tua yang berperan sebagai fasilitator anak untuk belajar. Memberikan pengetahuan baru baik teknologi, bahasa, agama, akhlak, moral, komunikasi dan berbagai ilmu lainnya. Setiap orang tua memiliki cara berbeda sebagai fasilitator. Ada yang berusaha dengan memenuhi secara finansial dan proses belajar diserahkan kepada lembaga tertentu. Ada pula yang turut serta aktif belajar bersama anak. Cara yang dipilih tergantung dari kebijakan setiap keluarga.
Anak sebagai pribadi yang unik pun memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Setiap keluarga memiliki kebijakan cara belajar yang mengasyikkan untuk anak. Setelah melalui berbagai peristiwa dan proses, keluarga memiliki visi dan misi terkait metode belajar anak. Ada yang belajar melalui lembaga resmi yaitu sekolah. Ada pula yang memilih belajar dengan cara informal seperti homeschooling.
Homeschooling sebagai Alternatif
Hal pertama yang dilakukan sebelum memutuskan untuk homeschooling adalah menentukan tujuan. Wajar jika ada perbedaan tujuan homeschooling pada setiap keluarga karena adanya perbedaan visi dan misi pendidikan. Menentukan tujuan berfungsi agar pelaksanaan homeschooling lebih terarah.
Peristiwa yang pernah dialami anak ketika bersekolah formal seperti pernah mengalami perundungan dan kelelahan dalam perjalanan ke sekolah bisa menjadi alasan orang tua melakukan homeschooling. Terdapat alasan lain keluarga melakukan homeschooling seperti agar anak menemukan minat, optimal mengembangkan bakat, berakhlak mulia, berpikir kritis, orang tua sering pindah pekerjaan, dan keunikan anak.
Alasan-alasan tersebut bisa menjadi sebuah tujuan homeschooling. Orang tua mengambil alih rancangan pendidikan anak yang disesuaikan dengan tujuan. Tak sekedar pemberi materi tetapi orang tua berproses bersama anak untuk mencapai tujuan.
Homeschooling bukan hanya cara belajar, yang dilakukan di rumah. Homeschooling adalah pilihan untuk menjalani proses dalam kehidupan anak. Proses yang dijalani dengan bahagia oleh anak untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sosialisasi Homeschooling
Berkaitan dengan sosialisasi, seringkali muncul pertanyaan, “Apakah anak homescholling bisa bersosialisasi? Anak homeschooling kan belajar sendiri di rumah.”
Sosialisasi seringkali dikaitkan dengan interaksi sosial dengan teman sebaya baik di lingkungan rumah atau khususnya di sekolah. Bila meninjau lebih jauh tentang sosialisasi, bukan hanya mencakup tentang interaksi sosial saja. Sosialisasi adalah bagaimana seseorang mampu memahami tentang norma sosial, berkomunikasi dan berperilaku dengan baik pada suatu lingkungan.
Ketika anak-anak melakukan proses belajar melalui lembaga Sekolah, mereka memiliki teman bermain. Teman-teman di kelas dan teman bermain ketika jam istirahat. Dengan siapakah anak sering berteman? Kebanyakan anak menghabiskan waktu di sekolah untuk bersosialisasi dengan teman yang satu kelas atau teman yang satu angkatan.
Pengelompokan kelas di sekolah membuat anak bermain dan bersosialisasi hanya dengan teman sekelas. Mereka kurang kesempatan mengeksplor sosialisasi dengan teman dari kelas lain atau dari angkatan yang berbeda, yaitu kakak atau adik kelas. Sosialisasi yang dilakukan di sekolah kebanyakan bersifat horizontal, yaitu dengan teman-teman sebaya.
Homeschooling memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk mengeksplor berbagai hal termasuk sosialisasi. Homeschooling melibatkan anak dalam berbagai kegiatan seperti field trip, kerja kelompok, program olah raga/seni, mengunjungi keluarga, dan aktivitas sosial seperti bakti sosial. Kesempatan sosialisasi dilakukan dengan berbagai rentang usia, kelompok minat dan berbagai tempat. Sosialisasi yang dilakukan homeschooling bersifat vertikal, yaitu dengan usia yang berbeda dan kelompok sosial berbeda.
Tips Menumbuhkan Kemampuan Sosial Homeschooling
Orang tua biasanya sibuk mencari kesempatan agar anak homeschooling bersosialisasi. Pada kehidupan sehari-hari, sosialisasi bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tempat seperti mal, pasar, taman bermain, dan tempat ibadah bisa menjadi media sosialisasi. Anak homeschooling memiliki keleluasaan waktu untuk bersosialisasi kapan saja.
- Kemampuan sosial di rumah. Anak bisa belajar bersosialisasi yang baik dari mencontoh orang tua dan saudara di rumah. Bagaimana orang tua menjalin hubungan dan komunikasi baik dengan keluarga besar dapat menjadi untuk anak. Anak bisa mencoba untuk berkomunikasi baik dengan kakek, nenek, paman dan sepupu. Buku di rumah juga bisa menjadi teman anak untuk belajar bagaimana cara bersosialisasi. Isi buku yang mengajarkan nilai baik tentang berteman, cara berbagi dan memahami menjadi modal anak untuk belajar bersosialisasi.
- Kemampuan sosial di luar rumah. Kegiatan bersama keluarga seperti mengunjungi tempat wisata. museum, tempat bersejarah, perpustakaan daerah, rumah sakit, dan kantor menumbuhkan kaingintahuan anak tentang proses berkomunikasi yang baik antara manusia. Belanja di pasar atau supermarket bisa dilakukan anak untuk melatih kemampuan sosial.
- Belajar melalui kegiatan sosial. Melatih anak untuk lebih peka terhadap keadaan sosial di sekitar misal menjadi sukarelawan di sosial. Berbagi kepada anak yatim, mengikuti kegiatan keagaamaan, bakti sosial ketika ada bencana alam seperti mengumpulkan dana, baju layak, makanan dan alat kesehatan.
- Kemampuan sosial melalui aktvitas dan belajar bersama. Anak bisa mengikuti kelompok homeschooling lain sehingga bisa saling mengenal dan belajar. Anak homeschooling memiliki kesempatan luas untuk bergabung kelompok aktivitas seperti seni, olah raga, agama, yang sesuai dengan minat dan bakat anak.
- Kemampuan sosial melalui daring. Anak bisa belajar melalui bermain games online bersama. Kerjasama dalam bermain games untuk mencapai tujuan bersama. Anak belajar untuk memberi kekuatan pada anggota tim dan belajar menerima risiko dari suatu aksi.
Manfaat Sosial Homeschooling
Homeschooling adalah proses belajar yang dilakukan dari rumah, namun tidak berarti belajar sendirian dan menjadi individu anti sosial. Penelitian yang dilakukan di luar negeri membuktikan bahwa anak-anak homeschooling memiliki kemampuan sosialisasi yang sama atau lebih baik dari anak sekolah formal. Kemampuan bersosialisasi anak ditentukan oleh beberapa faktor seperti modelling dari orang tua, lingkungan yang luas, pemahaman terhadap diri sendiri, kondisi emosi dan bagaimana cara memahami orang lain.
- Anak homeschooling memiliki kesempatan bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas. Anak bisa bersosialisasi dengan teman sebaya, orang yang lebih tua / muda, dan profesi pekerjaan yang bervariasi. Hal ini membuat anak memiliki cara berkomunikasi yang berbeda menyesuaikan dengan lingkungan sosialisasi.
- Anak homeschooling terhindar dari perundungan. Anak homeschooling tidak perlu membuang energi dan trauma karena perundungan. Dalam sosialisasi, anak akan menemukan orang-orang yang tidak menyenangkan dan tugas anak adalah bagaimana berkomunikasi dengan baik. Homeschooling membuka kesempatan agar anak menyiapkan emosi yang lebih baik untuk bersosialisasi.
- Homeschooling mempersiapkan anak untuk memasuki situasi nyata dalam kehidupan. Lingkungan yang dihadapi bukan hanya lingkungan sekolah, anak homeschooling terbiasa bersosialisasi dengan berbagai jenis karakter di kehidupan sehari-hari.
Sosialisasi di masa anak-anak bertujuan untuk menciptakan masa kanak-kanak yang bahagia dan sehat. Tujuannya untuk mempersiapkan emosi dan kemampuan anak, sehingga di usia dewasa mampu menghadapi hubungan sosial di dunia nyata. Homeschooling merupakan bagian dari kehidupan keluarga, sehingga anak bisa belajar bersosialisasi dari kehidupan keluarga. Bagaimana menjalani suatu proses, cara berkomunikasi dan bekerjasama udengan baik untuk mencapai tujuan.