Apa itu Pedagogik Transformatif?
Istilah pedagogik merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi untuk para guru dan praktisi pendidikan lainnya. Pedagogik digunakan secara bergantian atau memiliki arti yang sama dengan pedagogi yang bermakna sebagai ilmu pendidik. Pedagogik merupakan ilmu praktis, yang bermakna sebagai kesatuan antara ilmu dan tindakan mendidik.
Tindakan mendidik ini diasumsikan dengan adanya suatu objek sasaran dari tindakan yang dimaksud. Adapun objek atau sasaran dari tindakan mendidik tersebut yaitu siswa. Kegiatan mendidik tidak lagi dibatasi pada siswa saja, tetapi juga merujuk pada semua proses yang berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, baik mereka yang masih dikategorikan sebagai anak-anak maupun mereka yang sudah beranjak dewasa.
Bisa dikatakan bahwa pengertian dari pedagogik ini sudah meluas, tidak hanya berfokus pada anak, remaja, dan orang dewasa saja, tetapi juga mencakup dimensi pelatihan.
Konsep Pedagogik Transformatif
Pedagogik transformatif adalah ilmu pendidikan yang bersifat transformatif dan disesuaikan berdasarkan adanya perubahan dan perkembangan zaman dan realitas sosial yang terjadi saat itu. Adapun beberapa prinsip yang membuat pedagogik tranformatif ini berbeda dari paradigma pendidikan yang lain yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Pendidikan harus mampu membuka wawasan dan cakrawala untuk berpikir baik kepada guru sebagai pendidik maupun kepada siswa sebagai peserta didik.
2. Pendidikan harus menciptakan ruang bagi peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisis dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.
3. Diperlukan sinergi yang positif antar masyarakat, pendidikan dan sekolah untuk menciptakan pendidikan yang bermakna untuk siswa.
4. Kebenaran yang bersifat terbuka, sehingga semua orang dapat meyakini kebenaran tersebut tanpa adanya pengecualian.
Adapun makna dari akar filasafat kritis yang dimiliki pedagogik transformatif yaitu pendidikan harus selalu berkaitan dengan kondisi masyarakat. Filsafat kritis inilah yang mendasari pedagogik transformatif ini yaitu realitas masyarakat yang terus mengalami perubahan.
Adapun hakikat dari pedagogik yang melihat pendidikan sebagai ruang temu antara manusia menciptakan proses pendidikan yang berlangsung secara terus menerus, bergulit, dan proses kegiatan belajarnya akan menemukan eksistensinya. Karena berdasarkan filsafat kritis, ketegangan yang terjadi secara terus menerus selama proses pembangunan identitas berlangsung akan menghasilkan transformasi.
Pendidikan transformatif ini diwujudkan melalui stakeholder society yang mana dalam penerapannya anggota masyarakat akan memiliki kepentingan bersama dalam membangun masyarakat itu sendiri. Dalam pendidikan, masyarakat, orangtua, peserta didik, negara, dan pengelola professional juga wajib untuk menciptakan ruang yang kondusif untuk terjadinya dialog yang partisipatif bagi setiap individu peserta pendidikan.
Hal yang Mendasari Pedagogik Transformatif
Pedagogik transformatif lahir dari tuntutan jaman yang sudah tidak dapat terelakkan lagi. Adapun beberapa hal yang menyebabkan tuntutan tersebut timbul yaitu:
1. Pendidikan yang dianggap sebagai pendidikan yang terasing dari kehidupan sosial. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendidikan yang merakyat, di mana keberadaannya dapat dirasakan oleh semua pihak yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan.
2. Peserta didik bukan objek, tetapi subjek dalam proses pendidikan. Peserta didik adalah bagian dari komponen guru dan masyarakat. Pada kesempatan ini, akan terlihat dengan jelas proses seorang anak yang berperan sebagai peserta didik akan menyerap ilmu pengetahuan dengan usahanya sendiri.
3. Pendidikan bukan transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik saja, tetapi juga harus dilakukan dengan adanya kegiatan belajar yang memiliki inovasi dan kreasi.
4. Kemacetan dalam transformasi sosial menyebabkan pendidikan di Indonesia masih masuk di dalam kategori pendidikan yang kritis. Dalam pelaksanaannya, pendidikan yang ada di Indonesia masih berorientasi pada paradigma konservatif dan liberalis.
5. Pendidikan di Indonesia sulit dibedakan dengan pelatihan guru. Hal ini dibuktikan dari adanya proses pembelajaran yang cenderung searah, di mana secara tidak langsung memupus kreativitas peserta didik untuk mengembangkan gerak pikir mereka yang bebas.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa diperlukan kesadaran bersama untuk menempatkan dan melaksanakan pendidikan yang mampu untuk mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang mandiri dan dapat menghayati hidup serta kehidupannya.
Landasan yang Diterapkan dalam Pedagogik Transformatif
1. Tujuan pendidikan merupakan memanusiakan manusia
2. Pendidikan harus sesuai dengan konteks yang ada di masyarakat, yaitu sebagai lingkungan tempat hidup siswa
3. Pengakuan individual bahwa peserta didik memiliki karakteristik gaya belajar, minat, bakat, dan potensi yang dapat berkembang
4. Partisipasi yang menujukkan peserta didik yang telah mampu meraik kesuksesannya yang lebih baik harus dapat berpartisipasi sebagai penggerak perubahan bagi masyarakat.
Teori Belajar yang Cocok untuk Pedagogik Transformatif
Dalam pelaksanaannya, guru harus melakukan perbandingan antara tujuan pembelajaran dan pandangan yang dimilikinya untuk menentukan teori belajar yang cocok pada pedagogik transformatif. Menurut Tilaar, ada beberapa ciri dari dari pedagogik transformatif, berikut penjelasannya:
1. Aspek pendekatannya berupa:
a. Individuasi partisipatif
b. Penyadaran dan pengembangan potensi individu
c. Humanisme sosiokultural
d. Penggerak kebudayaan
2. Guru sebagai mitra pembelajaran
3. Peserta didik sebagai subjek yang partisipatif
4. Proses pembelajarannya bersifat dialogis partisipatif
Berdasarkan ciri-ciri yang ada di atas, dapat dilihat terdapat kesesuaian antara pedagogik transformatif dengan teori belajar konstruktivisme. Kesesuaian tersebut dapar dilihat dari beberapa hal berikut, yaitu:
1. Proses belajar yang berorientasi pada konstruktivisme, yaitu:
a. Belajar adalah proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman, sehingga pengetahuan dapat berubah.
b. Hasil belajar dipengaruhi pengalaman dengan dunia fisik dan lingkungan.
c. Pengetahuan merupakan kegiatan aktif peserta didik yang berinteraksi langsung dengan lingkungan.
2. Kegiatan belajar bukan kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru, melainkan kegiatan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya.
3. Proses kegiatan pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran di mana guru dan siswa saling berpartisipasi dalam membentuk ilmu pengetahuan, mencari suatu kejelasan terhadap informasi yang ditemukan, membuat suatu makna, mampu berpikir kritis, dan mengadakan justifikasi.
4. Dalam kegiatan belajar guru berfungsi sebagai mediator dan fasilitator agar siswa mampu untuk mengekspresikan gagasannya.
5. Peserta didik bertindak sebagai pemikir yang mampu menghasilkan teori-teori tentang dunia dan kehidupan.
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa ciri-ciri yang terdapat pada pedagogik trasformatif tertuang semua pada teori belajar konstruktivisme. Teori belajar ini yang mana akan melahirkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang inovatif, yaitu seperti Contextual Teaching and Learning (CTL), Quantum Teaching, Quantum Learning, dan Cooperative Learning.
Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme adalah teori belajar yang mengusung kepada pembangunan kompetensi, keterampilan atau pengetahuan secara mandiri oleh peserta didik yang difasilitasi oleh pendidik melalui berbagai macam rancangan kegaitan belajar yang disertai tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang diperlukan.
Konstruktivisme ini menekankan bahwa manusia harus mengkonstrukti pengetahuan itu sendiri. Sehingga manusia akan memberikan nilai yang sentimental dan juga menggali ilmu pengetahuan itu sendiri, baik melalui kajian, penelitian, atau melalui pengalaman.
Manfaat Belajar Konstruktivisme
1. Dapat Mengungkapkan Gagasan secara Eksplisit
Teori ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan gagasan yang mereka miliki secara eksplisit. Dalam kegiatan belajar, siswa cenderung akan mengalami kesulitan. Kesulitan yang dimiliki siswa tersebutlah yang akan dipecahkan.
2. Memberikan Suatu Pengalaman Baru
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang memiliki gagasannya masing-masing. Gagasan yang dimiliki seseorang bisa berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman serta pengaruh kemampuan berpikir yang dimiliki siswa dari waktu ke waktu.
3. Mengajak Siswa untuk Berpikir tentang Pengalamannya
Secara tidak langsung teori belajar ini mengarahkan siswa kepada sesuatu hal yang baru. Hal ini akan mengantar siswa untuk menemukan pengalaman baru untuk dirinya sendiri. Dalam penerapannya, teori ini akan mengajak siswa untuk berpikir tentang pengalaman yang telah mereka alami yang mana akan menjadi sesuatu hal yang lebih bermakna dan sentimental.
4. Memberikan Kesempatan Bagi Siswa untuk Mengidentifikasi Perubahan Gagasan
Dalam pelaksanaannya, siswa akan memiliki kesempatan untuk dapat mengidentifikasi adanya perubahan gagasan yang lama menjadi gagasan yang baru berdasarkan alasan yang logis. Logis atau tidaknya gagasan tersebut akan bergantung kepada sensitivitas dan kepekaan otak serta perasaan siswa terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya.
Demikianlah penjelasan mengenai pedagogik transformatif. Semoga artikel ini dapat membantu Anda.