7 Tips Melaksanakan Asesmen yang Inovatif
Asesmen adalah salah satu indikator penting dalam sebuah proses pembelajaran. Melalui asesmen, indikator pencapaian pembelajaran dapat terlihat. Oleh karena itu, sangat penting untuk bisa melaksanakan asesmen yang inovatif guna mendukung kesuksesan proses pembelajaran itu sendiri.
Asesmen Pembelajaran
Pada perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari rencana pembelajaran itu sendiri. Penyusunan sebuah rencana penilaian adalah sebuah rangkaian program pembelajaran yang utuh dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Asesmen pembelajaran adalah sebuah proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem institusi.
Asesmen atau penilaian untuk pembelajaran ﴾assessment for learning﴿ itu dilakukan atas dasar ide bahwa siswa akan memperbaiki pembelajarannya jika mereka sudah memahami tujuan pembelajarannya.
Dalam penerapannya, asesmen pembelajaran memiliki elemen‐elemen penting, di antaranya:
- Penggunaan metode bertanya yang efektif
- Umpan balik terhadap pekerjaan yang diakses
- Tujuan pembelajaran yang dirumuskan bersama antara guru dan siswa
- Peer and self‐assessment
- Penggunaan asesmen untuk merencanakan pembelajaran
Dengan adanya asesmen pembelajaran ini bisa dikatakan bahwa guru tidak hanya memberikan skor atau nilai saja, tetapi juga turut memberikan umpan balik terhadap tugas atau pekerjaan yang telah dikerjakan siswa. Umpan balik yang diberikan guru hendaknya bisa menuntun siswanya untuk mencari cara memperbaiki pekerjaannya.
Asesmen pembelajaran menjadi sebuah proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang bisa digunakan sebagai landasan untuk mengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan‐kebijakan sekolah.
Adapun keputusan yang diambil ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas, seperti bagaimana cara guru dalam menempatkan siswa pada program-program kegiatan pembelajaran yang berbeda. Selain itu, penting bagi guru untuk membuat tugas yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa.
Asesmen belajar memungkinkan guru melakukan bimbingan serta penyuluhan, sekaliguss mengarahkan mereka pada studi lanjut.
Asesmen pembelajaran bisa menghasilkan keputusan tentang kurikulum dan program sekolah, termasuk pengambilan keputusan tentang efektifitas program ataupun strategi-strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan remidial teaching. Selain itu, juga bisa membuat keputusan untuk kebijakan pendidikan menyangkut kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten, maupun nasional.
Jadi, asesmen sekolah adalah sebuah pembahasan tentang kompetensi untuk melakukan penilaian terhadap siswa. Adapun penilaian yang dilakukan sekolah meliputi bagaimana guru mengoleksi semua informasi untuk membantu siswa dalam mencapai target pembelajaran.
Teknik-teknik asesmen yang digunakan guru untuk mengoleksi informasi ini bisa berupa teknik yang bersifat formal maupun non formal. Cara menerapkan teknik ini yaitu dengan mengamati perilaku siswa dengan menggunakan paper and pencil test, unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas‐tugas di laboratorium maupun keaktifan diskusi selama proses pembelajaran. Semua informasi yang didapatkan guru tersebut akan dianalisis sebagai laporan peningkatkan kemampuan siswa.
Manfaat Asesmen Pembelajaran
Banyak sekali manfaat yang didapat ketika melaksanakan asesmen pembelajaran. Manfaat‐manfaat tersebut, antara lain :
1. Memberikan Informasi Seputar Target Pembelajaran secara Jelas
Sebelum guru melakukan asesmen terhadap siswanya, terlebih dulu guru harus mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan siswa, informasi yang dibutuhkan tentang pengetahuan, keterampilan, dan performa siswa. Bisa dikatakan bahwa pengetahuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki siswa adalah target guru agar siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
2. Membuat Pilihan akan Teknik yang Digunakan sesuai dengan Kebutuhan Siswa
Bila mungkin guru dapat menggunakan beberapa indikator keberhasilan untuk setiap target pembelajaran, maka masing-masing target pembelajaran memerlukan pemilihan teknik asesmen yang berbeda. Misalnya, untuk dapat melakukan asesmen kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika tentu akan sangat berbeda dengan melakukan asesmen terhadap kemampuan membaca atau mendengarkan, dan berbeda pula untuk pemecahan masalah IPS yang memerlukan diskusi.
3. Memutuskan Teknik Asesmen yang Digunakan untuk Setiap Target Pembelajaran
Dalam pelaksanaannya, teknik asesmen harus dipilih berdasarkan kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teknik asesmen yang dipilih harus bisa diungkapkan dengan kemampuan khusus serta untuk mengembangkan kemampuan siswa, jadi saat memilih teknik asesmen guru harus mempertimbangkan manfaatnya untuk memberikan feed back kepada siswa.
Oleh karena itu, guru harus cermat saat melakukan interpretasi hasil asesmen, serta menghindari berbagai keterbatasan yang berasal dari subjektifitas pelakasana asesmen.
Teknik Asesmen
Ada dua macam teknik untuk melakukan asesmen pembelajaran, yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes. Pada umumnya guru lebih banyak menggunakan tes sebagai alat ukur dengan rasional bahwa tingkat obyektivitas evaluasi lebih terjamin, hal ini tidak sepenuhnya benar.
1. Teknik Tes
Teknis tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites. Melalui tes yang dilakukan siswa, guru dapat menarik kesimpulan tentang aspek-aspek yang sedang diuji. Tes adalah alat ukur yang memiliki banyak macamnya dan luas penggunaannya.
2. Teknik Non-Tes
Teknik non-tes ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pelaksanaannya, teknik ini bisa menggunakan angket ataupun wawancara. Bisa juga dilakukan dengan menggunakan sosiometri.
Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap sekaligus bahan pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar. Teknik non-tes ini bisa bersifat general pada semua aspek kehidupan anak. Pada KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), teknik non-tes lebih disarankan untuk digunakan.
Tips Melaksanakan Asesmen yang Inovatif
Agar asesmen pembelajaran dapat berjalan sesuai fungsinya dan bisa mendukung proses pembelajaran itu sendiri, maka diperlukan asesmen yang inovatif. Berikut adalah tujuh tips yang dapat dilakukan untuk membuat asesmen yang inovatif.
1. Tentukan Tujuan
Pertama, tentukan dulu apa tujuan dari asesmen yang ingin dilakukan. Seringkali tujuan asesmen pembelajaran menjadi tidak jelas bahkan cenderung bias dengan kebutuhan dari proses belajar itu sendiri.
Tujuan asesmen pembelajaran ini menjadi penting sebagai pijakan awal untuk menentukan tujuan yang spesifik dan tentu akan membantu guru dalam merumuskan alur asesmen itu sendiri, mulai dari prosedur, pengolahan data asesmen ataupun mengambil keputusan dari proses asesmen yang telah dilakukan.
Dari data‐data asesmen yang telah dikumpulkan, nantinya dapat digunakan sebagai dasar penilaian proses pembelajaran yang telah dijalani oleh para siswa.
2. Cara yang Digunakan
Kedua, cara apa yang digunakan untuk melaksanakan asesmen pembelajaran. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk melakukan asesmen pembelajaran, yaitu:
- Pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa beserta tingkah laku siswa yang muncul pada saat proses belajar mengajar.
- Tes atau evaluasi hasil belajar yang didapat dengan cara memberikan tes pada setiap bidang pengajaran.
- Wawancara yang akan dilakukan terhadap orangtua, atau keluarga dan siswa.
3. Menyiapkan Alat
Ketiga, siapkan alat yang digunakan untuk melaksanakan asesmen pembelajaran. Ada dua alat yang biasa digunakan untuk melaksanakan asesmen pembelajaran, yaitu:
- Checklist, yaitu memberikan tanda pada bagian‐bagian yang telah ditentukan pada pedoman sesuai dengan kemampuan anak.
- Skala nilai, yaitu bentuk penilaian kemampuan atau prestasi belajar siswa.
4. Buat Asesmen
Keempat, buat asesmen yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Ukur hal‐hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran saja, misalnya sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang telah diberikan.
5. Tentukan Waktu Pelaksanaan Asesmen
Kelima, waktu pelaksanaan asesmen. Tentukan waktu pelaksanaan asesmen secara rutin. Sesuaikan dengan capaian proses pembelajaran yang ingin diukur. Bisa setiap satu bulan, triwulan, semester atau tahunan.
6. Memilih Bentuk Laporan Pelaksanaan Asesmen
Keenam, pilih bentuk laporan pelaksanaan asesmen. Laporan dapat berupa dokumen tertulis, grafik, atau presentasi yang menunjukkan hasil asesmen. Pastikan laporan tersebut mudah dipahami oleh semua pihak, termasuk siswa, orang tua, dan rekan guru.
7. Berikan Umpan Balik yang Konstruktif
Ketujuh, penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa setelah asesmen dilakukan. Umpan balik ini harus jelas, spesifik, dan menyarankan langkah-langkah perbaikan, sehingga siswa dapat memahami area yang perlu ditingkatkan dan merasa termotivasi untuk belajar lebih baik.
Dengan mengikuti tips ini, asesmen dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam mendukung proses pembelajaran dan pengembangan siswa. Demikianlah penjelasan mengenai asesmen beserta tips untuk melaksanakan asesmen yang inovatif. Semoga bermanfaat!