7 Tip Mengajarkan Pentingnya Pendidikan untuk Masa Depan Anak

parenting 23 Des 2020


Mungkin anak-anak pernah bertanya, “ Kenapa sih, semua anak harus sekolah?”,  “Untuk apa PR itu, bukankah kita sudah belajar di sekolah?” atau mungkin pertanyaan lain seperti “Kok sekolahnya lama sekali, ya? Dari Taman Kanak-kanak sampai Universitas?”.

Setiap orang memiliki alasan mengapa harus melakukan sesuatu. Alasan inilah yang akan menjadi penyemangat dalam menjalaninya. Contoh sederhananya adalah seorang ibu yang memasak demi ingin memberi asupan gizi terbaik untuk keluarganya. Demi cita-cita mulia ini, Ibu pasti akan mengerahkan segala kemampuan untuk menyajikan masakan paling lezat yang ia bisa.

Begitu juga jawaban dari pertanyaan mengapa pendidikan atau sekolah itu penting untuk masa depan anak-anak kelak? Ada beberapa (paling tidak satu) tujuan yang ingin diraih dari mengikuti proses pendidikan itu. Tujuan inilah yang akan mampu memberi motivasi untuk menjalani proses pendidikan hingga tuntas.

Nah, 7 tip berikut ini bisa kita sampaikan kepada anak-anak, atau siapapun yang bertanya tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan anak.

  1. Setiap orang harus memiliki bekal ilmu untuk menjalani kehidupan.

Siapa bilang hidup ini akan mengalir sedemikian rupa seperti berlalunya air dari hulu ke hilir? Air dalam perjalannnya akan bertemu bebatuan, lumpur dan rerumputan atau bahkan sampah yang bisa menghalangi laju jalannya air, bukan? Nah demikian juga kehidupan ini. Menjalaninya perlu bekal ilmu untuk mampu bertahan dan berjuang menuju keberhasilan.

Ilustrasinya bisa juga seperti ini. Ada dua orang nelayan yang mencari ikan di laut yang sama. Satu orang melakukan tanpa bekal pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana mengendalikan kapal, bagaimana membuat jaring yang baik dan bagaimana pula membaca gejala alam seperti arah angin dan perubahan cuaca. Belum lagi ilmu penting yang harus diketahui seperti pengolahan ikan, dan banyak lagi yang lainnya.

Nah, nelayan satunya sebelum berangkat melaut telah banyak belajar mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pekerjaan nelayan. Bisa dibayangkan,  akan seperti apa hasil tangkapan kedua nelayan tersebut. Mungkin ada satu kali di mana nelayan yang minim ilmu mendapat hasil yang banyak, akan tetapi secara keseluruhan nelayan yang ber-ilmu-lah yang akan meraih keberhasilan lebih dulu dan lebih besar.

2. Tidak ada ilmu yang sia-sia, apa yang dipelajari pasti ada manfaatnya.

Barangkali ini terkait dengan cita-cita anak, atau bidang ilmu yang diminatinya. Anak yang suka berhitung mungkin merasa tidak perlu belajar ilmu sosial, toh bukan dunia yang ia geluti. Sayangnya pendapat ini kurang tepat. Setiap ilmu yang dipelajari tidak ada yang sia-sia atau tidak berguna.

Kelak akan ada saat dimana arsitek perlu ilmu sosial untuk bisa sukses membuat jaringan bisnis dengan banyak mitra kerja. Atau satu saat akan membutuhkan ilmu marketing untuk memasarkan hasil rancangannya. Demikian juga sebaliknya, bussinesman harus pandai matematika supaya tidak salah hitung pada rancangan program afiliasi atau proyek-proyek baru.

3. Menjadi terdidik atau berilmu adalah kewajiban tiap orang.

Secara pribadi tiap orang memiliki kewajiban menuntut ilmu. Bahkan  tertulis dalam Alquran, bahwa menuntut ilmu itu wajib (faridhatun) bagi muslim laki-laki maupun perempuan. Ini mengandung makna bahwa setiap individu diharuskan membekali diri dengan ilmu. Ilmu apa saja? Semuanya, sesuai kemampuan orang dalam menempuh pendidikan.

Bahkan ada perintah untuk bisa sejauh mungkin memcari ilmu, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadist “Tuntutlah ilmu walau sampai negeri China”. Itu artinya menuntut ilmu adalah kewajiban yang mutlak bagi tiap orang. Sedangkan seberapa banyak dan seberapa jauh, itu tergantung kemampuan masing-masing orang.

4. Setiap orang dituntut untuk memiliki kemandirian.

Kelak anak akan tumbuh dewasa dan harus sendiri, lepas dari orang tua untuk mengembangkan diri. Artinya, mereka akan melakukan banyak hal sendiri, tanpa bantuan orang tua lagi. Untuk itulah semua anak harus dibiasakan untuk mandiri sejak dini.

Sebagai contoh, belajar makan sendiri dan toilet training bagi batita. Makin tambah usia kemandirian juga makin berkembang. Sekarang saatnya belajar semua hal, sehingga saat dewasa nanti akan lebih mudah menjalani kehidupan.

5. Mencoba semua hal baru untuk menambah pengalaman hidup.
Setiap peristiwa akan menjadi pengalaman hidup bagi yang mengalaminya. Makin banyak pengalaman makin banyak pula ilmu yang bisa dipelajari. Jadi, ketika ada sesuatu yang baru, ajak anak untuk mencobanya supaya mendapat pengalaman baru.

6. Pendidikan tidak hanya melulu soal tulis hitung, tetapi juga kecakapan hidup (lifeskill).

Ini juga penting untuk dibiasakan pada anak. Bahwa belajar tidak melulu membaca buku lalu mengerjakan soal-soal. Anak juga perlu diajari berbagai kecakapan hidup mulai yang sederhana sesuai usia mereka. Kemampuan mengasai lifeskill akan mempermudah proses belajar anak-anak juga. Contohnya apa? Seperti melipat baju, mencuci piring, membersihkan rumah, dan lain-lain.

Mungkin terlihat sepele, tetapi pada saat belajar tentang lifeskill anak juga akan mendapat pengalaman dalam hal pengaturan waktu (managemen waktu). Hal ini penting untuk melatih kemampuan anak mengelola waktunya sesuai banyaknya kegiatan yang harus mereka jalani.

7.  Bekal pendidikan yang memadai akan menjadi modal untuk meneruskan pada generasi berikutnya, mencetak generasi berkualitas.

Nah, ini yang tidak kalah penting. Bahwa setiap generasi harus mempersiapkan diri untuk meneruskan peradaban manusia. Supaya memiliki kualitas yang sama dengan pendahulunya, maka setiap generasi harus memiliki kemampuan yang minimal  sama dengan pendahulunya (orang tuanya). Bahkan sudah seharusnya menjadi generasi yang lebih berkualitas. Memiliki kemampuan yang lebih baik dalam semua bidang dan secara fisik adalah sosok yang lebih berkualitas pula. Lebih tinggi, lebih sehat, dan lebih tangguh.

Tujuh alasan yang terangkum sebagai tip atau kiat mengajarkan pentingnya pendidikan untuk masa depan anak ini sebenarnya hanya segelintir dari alasan-alasan lain. Masih banyak lagi strong why atau alasan terkuat untuk membekali diri dengan ilmu.

Saatnya Go Digital untuk Proses Belajar Mengajar
Banyak yang berpendapat bahwa go digital dalam dunia pendidikan dilakukan akibat hadirnya pandemi COVID-19. Padahal, jauh sebelum pandemi COVID-19 datang, sesungguhnya kita sudah perlahan memanfaatkan konsep digitalisasi yang ada.

Tidak hanya itu saja, ketika seseorang sudah menguasai satu bidang kelimuan, maka ada keharusan juga untuk mengembangkan ilmu tersebut. Hal ini untuk menyesuaiakan diri dengan perkembangan zaman. Kembali ke contoh yang saya tulis di awal, tentang nelayan yang berilmu. Mungkin zaman dulu nelayan cukup mengasai ilmu perbintangan sederhana guna mengetahui arah mata angin, memanfaatkan gejala alam seperti pasang surut air laut untuk menentukan waktu berlayar dan berlabuh.

Sangat mungkin zaman ini nelayan harus dibekali dengan ilmu pengetahuan dan mungkin juga peralatan  zaman now seperti Global Positioning System (GPS), alat pembaca cuaca, pengetahuan tentang anomali cuaca, dan banyak lagi yang lainnya.

Tantangan Menjadi Pengajar dalam Mendidik Siswa di Era Digital
Mendidik siswa di era digital harus mengikuti perkembangan zaman. Kemajuan teknologi digital sangat memudahkan hidup manusia. Namun ada juga perubahan yang harus diikuti termasuk di bidang pendidikan dan menjadi tantangan menjadi pengajar. Untuk menjadi semakin go digital, semakin melek teknologi.

Jadi,  jika kita ingin memiliki generasi penerus yang berkualitas dan diharapkan akan mampu survive pada era mereka, maka membekali anak-anak dengan kecakapan berbagai disiplin ilmu adalah sebuah kewajiban. Bahkan ini menjadi salah satu hak anak dari orang tuanya.

Enni Kurniasih

"Penulis, blogger, pemerhati pendidikan dan parenting"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.