7 Kecakapan Hidup yang Perlu Diajarkan Guru Kepada Siswa Saat KBM Daring
Sejumlah daerah telah memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Hal ini secara otomatis juga memperpanjang masa Pembalajaran Jarak Jauh bagi siswa/siswi di sekolah.
Perpanjangan masa belajar di rumah tersebut tentu menuntut para pengajar untuk kreatif memberikan materi. Pasalnya, tak sedikir orang tua yang mengeluhkan banyaknya tugas dan PR anak sehingga membuat anak lebih stres saat belajar di rumah.
Ada beberapa faktor yang membuat siswa merasa kewalahan dalam menghadapi KBM daring. Diantara faktor tersebut antara lain sulit untuk fokus, tugas yang terlampau banyak, dan kurangnya semangat ketika melaksanakan pembelajaran daring.
Sulit Fokus
Kita semua mengetahui bahwa ketika belajar di rumah akan memiliki suasana yang berbeda dibandingkan dengan belajar di sekolah. Terdapat banyak distraction atau gangguan yang sifatnya tidak kondusif. Hal ini membuat siswa sulit untuk fokus terhadap materi pembelajaran yang diberikan.
Tugas terlampau banyak
Banyak siswa dan orang tua yang mengeluhkan mengenai banyak tugas tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini membuat siswa mudah stres ketika menjalankan pembelajaran daring. Padahal jika kita melihat himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, semestinya guru mewujudkan pendidikan bermakna dirumah. Pendidikan bermakna yang dimaksud yakni pendidikan yang tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif semata.
Kurangnya semangat atau motivasi
Tidak sedikit siswa yang merasa tidak bersemangat dalam menjalankan pembelajaran daring. Hal ini disebabkan karena tidak ada sosok yang dapat memberikan mendorong mereka. Jika hal ini terjadi maka pembelajaran daring menjadi tidak menyenangkan dan efisien.
Sebagai pengajar sebaiknya perlu melakukan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran daring. Melalui Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-2019), Mendikbud menjelaskan aturan lebih rinci tentang pembelajaran jarak jauh.
Dalam poin 2 surat edaran tersebut dijelaskan, proses belajar dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Aktivitas dan tugas pembelajaran dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah.
Bukti atau produk aktivitas belajar dari Rumah adalah dengan memberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna bagi evaluasi dan proses penilaian guru, tanpa harus memberi skor/nilai kuantitatif kepada peserta didik.
Guru dapat juga memberikan pengetahuan tentang kecakapan hidup yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Karena hal ini sangat bermanfaat bagi kehidupan siswa, terlebih di masa pembelajaran daring ini.
Berikut kecakapan hidup yang dapat diajarkan guru selama masa pembelajaran daring. Dalam bukunya yang inovatif “Mind in the Making” Ellen Galinsky menjelaskan tujuh keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam semua aspek kehidupan, baik sekolah, hubungan dan pekerjaan.
1. Fokus dan Pengendalian diri
Anak-anak berkembang sesuai dengan perkembangan usianya, dengan pembiasaan suatu hal secara rutin tidak hanya membuat anak merasa aman tetapi juga meningkatkan pengendalian diri dan juga fokus. Untuk melatih hal ini guru dapat mengajarkan tentang bagaimana membuat perencanaan aktivitas setiap hari. Misalnya, membiasakan meletakkan sepatu, alat tulis dan barang pribadi anak pada tempatnya.
Dari sudut pandang psikologis, Fiona Damanik, seorang psikolog di Student Support Universitas Multimedia Nusantara menjelaskan bahwa Distraction atau gangguan menjadi salah satu kunci mengapa fokus sulit dibangun. Salah satu faktor yang membangun fokus tergantung pada dorongan eksternal yang secara garis besar ada dua prinsip, yaitu prinsip kesenangan dan prinsip aturan.
Prinsip kesenangan didasari pada dorongan melakukan sesuaru yang disukai dan tertarik dilakukan. Hal itu dapat membangun fokus karena menyukai subjeknya. Disini pentingnya guru untuk menanamkan rasa senang kepada siswa dalam setiap pembelajarannya.
Prinsip yang kedua adalah prinsip aturan yang didasari pada dorongan melakukan sesuatu karena tuntutan aturan yang memiliki akibat. Prinsip tersebut juga dapat mendorong kemauan seseorang untuk melakukan sesuatu dan mendorong fokus.
2. Pengambilan Perspektif
Kecakapan hidup berikutnya adalah pengambilan sudut pandang atau perspektif. Memikirkan sudut pandang orang lain tidak muncul secara alami bagi kebanyakan anak, tetapi menurut Ellen Gallinsky hal ini dapat dikembangkan. Misalnya dengan mendiskusikan sebuah buku cerita tentang motivasi karakter dalam buku.
Sebagai contoh guru dapat menanyakan “Mengapa kucing dan babi tidak mau membantu ayam merah kecil?”. Bisa juga dengan mengamati perasaan orang lain, misalnya menanyakan “Alex sangat sedih karena tidak mendapat giliran. Kira-kira apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya merasa lebih baik?”
3. Komunikasi
Di masa pembelajaran daring anak-anak tidak banyak mendapat pengalaman berkomunikasi secara langsung dengan teman-temannya. Jika melihat berkembangan usianya anak-anak sangat membutuhkan interaksi personal yang baik untuk membangun keterampilan sosial-emosional yang sehat, termasuk kemampuan memahami dan berkomunikasi dengan orang lain.
Sementara kecepatan mereka mengembangkan keterampilan ini mungkin berbeda antara satu dengan lainnya. Anak-anak perlu belajar bagaimana “membaca” isyarat sosial dan mendengarkan dengan cermat. Mereka harus mempertimbangkan apa yang ingin mereka komunikasikan dan cara yang paling efektif untuk membagikannya.
Untuk melatih hal ini guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk bercakap-cakap dengan orang tua mengenai pembelajaran yang diberikan hari ini. Guru dapat meminta bantuan orang tua untuk menilai anak dalam menerima dan menyampaikan pesan.
4. Menjalin Keterhubungan
Menurut Galinsky, pembelajaran yang baik terjadi ketika kita dapat melihat hubungan dan pola antara hal-hal yang sepertinya berbeda. Permasalahan yang sering terjadi adalah siswa tidak dapat mengerti hubungan antar pelajaran. Mereka merasa bahwa setiap pelajaran terpisah, hal ini yang membuat anak tidak begitu faham dan juga kehilangan motivasi dalam belajar.
5. Berpikir Kritis
Kecakapan hidup berikutnya yang tidak kalah penting yakni berpikir kritis. Kita hidup dalam dunia yang kompleks dimana setiap dari kita diminta untuk menganalisis informasi dan membuat keputusan tentang banyak hal setiap hari.
Anak dapat mulai diajarkan ketereampilan observasi dasar seperti mengamati kelompok untuk mencari tahu apa yang membuat kelompok terbentuk. Guru dapat memberi tugas kepada siswa untuk memahami apa itu bunyi, air, cahaya, suhu, tanah serta kayu. Selain itu siswa dapat diajarkan berfikir kritis dengan mengamati lingkungan pergaulanya.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menggali kemampuan para siswa dalam berfikir kritis.
- Apa yang kamu dapat dari mengamati teman-teman kamu?
- Mengapa kamu berteman dengan mereka?
- Apa persamaan kamu dengan mereka? Apa perbedaannya?
- Apa yang kamu dapat dari teman?
- Mengapa manusia perlu berteman?
6. Mengambil Tantangan
Salah satu sifat terpenting yang dapat kita kembangkan dalam hidup adalah ketenangan, mampu menghadapi tantangan, bangkit kembali dari kegagalan dan terus mencoba. Anak-anak belajar untuk menghadapi tantangan ketika kita menciptakan lingkungan dengan jumlah struktur yang tepat. Tepat dalam artian tidak terlalu membatasi, tetapi cukup untuk membuat mereka merasa aman dan nyaman.
Guru dapat mengajarkan hal ini dengan memberi tugas seperti tantangan membantu orang tua mencuci piring, merapikan kamar tidur, berolahraga ringan di depan rumah. Selain itu guru dapat memberikan dorongan motivasi misalnya dengan kata-kata “Menurut Ibu kamu siap belajar mengikat tali sepatu, silakan dicoba”.
7. Mampu mengarahkan dan melibatkan diri
Galinsky berpendapat bahwa siswa anak yang suka belajar dan mengembangkan diri adalah orang yang jarang mengalami kebosanan. Untuk mendorong kecintaan belajar guru dapat memberikan edukasi kepada siswa untuk mengurangi menonton televisi dan mengalihkan kepada hal menyenangkan lain tetapi bermanfaat, seperti membaca, bermain dan mengeksplorasi rasa ingin tahu.
Dengan memahami 7 kecakapan hidup untuk siswa oleh Ellen Galinsky tadi, mudah-mudahan dapat meningkatkan motiviasi dan rasa gembira dalam menjalani pembelajaran daring.