Betulkah Kendala Belajar Jarak Jauh Itu Bukan Internet, Tapi Pola Pikir?

parenting 22 Sep 2020

Pandemi COVID-19 belum berakhir. Kegiatan belajar mengajar pun masih dialihkan menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumah masing-masing. Terhitung sudah 5 bulan sekolah-sekolah sudah menerapkan pembelajaran jarak jauh sejak tanggal 16 Maret 2020, mengikuti anjuran social distancing yang telah ditetapkan pemerintah. Kelas online kemudian menjadi solusi terbaik menghadapi situasi darurat ini menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Indonesia yaitu Nadiem Anwar Makarim.

Kelas yang seharusnya diadakan di setiap ruang sekolah kini sudah berganti ke ruang maya untuk sementara waktu. Perubahan pola kebiasaan yang terjadi memunculkan polemik di masyarakat. Mulai dari gagap teknologi yang dialami instrumen pendidikan, guru yang harus mencari metode pengajaran kreatif untuk murid, hingga menyusun strategi anti-bosan belajar para murid ketika harus belajar dari rumah.

Diantara permasalahan yang muncul selama pembelajaran jarak jauh, akses internet menjadi persoalan yang paling disorot pada penerapan sistem ini. Tak hanya tentang sulitnya mendapat akses internet, pada sejumlah pemberitaan di media online juga disebutkan bahwa tidak semua murid memiliki kondisi finansial yang memadai untuk terus membeli paket internet. Pandemi COVID-19 membuat seluruh aspek terkena imbas dari keberadaannya, begitu pula roda perekonomian masyarakat. Harga paket internet tidaklah murah untuk sebagian kalangan.

Menanggapi polemik yang muncul terkait akses internet, Pak Nadiem mencoba memaparkannya dalam berbagai sesi diskusi yang sudah ia lakukan bersama sejumlah media. Yang paling baru adalah perbincangan dengan Najwa Shihab di acara televisi miliknya.

Pada acara tersebut, Pak Nadiem sekali lagi mengingatkan bahwa sistem pembelajaran jarak jauh lahir bukan atas kehendak Kemendikbud, tetapi keadaan pandemi memaksa sistem ini untuk dilaksanakan.

Menurut Pak Nadiem, pilihannya hanya ada dua: tetap diadakan proses pembelajaran walau tidak optimal atau tidak ada sama sekali.

Penyebaran virus Corona masih masif sehingga tidak mungkin mengorbankan anak-anak berusia muda untuk tetap bertatap muka demi berjalannya proses pembelajaran. Kesehatan tetaplah yang utama, kata Pak Nadiem. Oleh karena itu, pembelajaran jarak jauh dipilih sebagai opsi yang paling memungkinkan untuk dilakukan di masa krisis ini.

Salah satu yang menjadi fokus dalam permasalahan akses internet yaitu terjadinya delta / gap antara daerah perkotaan dan daerah tertinggal. Pada kenyataannya, masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum tersentuh akses internet. Mengatasi hal tersebut, Kemendikbud menyiapkan beberapa strategi yaitu membuat alternatif modul pembelajaran dan menggaet saluran televisi yaitu TVRI untuk menyiarkan materi belajar.

Sesungguhnya penggunaan internet bukanlah suatu keharusan dalam pelaksanaan sistem pembelajaran jarak jauh. Pemerintah Daerah atau sekolah yang bersangkutan dapat berinovasi menemukan metode yang tepat untuk siswa dan guru.

Sebagai contoh, guru dapat mendatangi rumah murid secara berkala dan bergantian. Bagi sekolah yang berada di wilayah zona hijau, murid dapat datang secara bergantian ke sekolah untuk mengambil modul belajar sekaligus menanyakan materi yang rumit kepada guru. Atau mengikuti cara suatu sekolah di NTB yang menggunakan handy talkie (HT) sebagai media belajar. Esensi dari PJJ sendiri adalah bagaimana menjalankan pembelajaran tanpa harus datang ke sekolah untuk mencegah pembentukan kerumunan yang memungkinkan terjadinya cluster baru virus Corona.

Selanjutnya adalah permasalahan bagi daerah-daerah yang dapat mengandalkan internet sebagai media belajarnya. Permasalahan tersebut terkait pembelian kuota internet dan keterbatasan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dialami sebagian siswa. Menanggapi hal ini, Kemendikbud sudah membuat aturan berkaitan dengan penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Pak Nadiem menjelaskan bahwa Kepala Sekolah sudah diberi kewenangan untuk menggunakan dana BOS secara penuh atau sebesar 100% guna mendukung sistem pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Ini adalah pertama kalinya peraturan tersebut dibuat agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar walau dari rumah. Kepala Sekolah dapat berkoordinasi dengan instrumen sekolah lainnya terkait pembelian alat-alat TIK seperti laptop, ponsel, pulsa, atau kuota internet bagi murid dan guru menggunakan dana BOS.

Ketika peraturan sudah diterbitkan maka langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan yaitu mengawasinya. Oleh karena itu, sebagai pengampu dan pelajar / orang tua pelajar, kita juga dituntut untuk aktif dalam mengawasi pelaksanaan regulasi ini di lapangan. Dan Pak Nadiem sedang memperjuangkan anggaran pulsa jika dana yang telah ada tersebut masih kurang, demi kelancaran sistem pembelajaran jarak jauh. Mari kita doakan bersama, ya!

Berdasarkan penjabaran yang telah Pak Nadiem katakan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan akses internet sesungguhnya sudah menemui titik terang. Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memastikan regulasi tersebut berjalan pada praktek nyata. Jadi, jika bukan akses internet, kira-kira apa yang menjadi kendala belajar jarak jauh menurut Pak Nadiem?

Jawabannya adalah pola pikir.

Pola pikir atau mindset adalah pandangan mental seseorang yang mempengaruhi pendekatan orang tersebut dalam menghadapi suatu fenomena. Pola pikir juga dapat disimpulkan sebagai sekumpulan kepercayaan atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang. Pola pikir dapat menentukan tingkat keberhasilan hidup, karena cara berpikir yang kita percayai akan menuntun kita untuk mewujudkan kepercayaan tersebut, terlepas hal itu adalah pola pikir positif atau negatif.

Perubahan sistem pembelajaran yang kini terjadi telah memaksa banyak pihak untuk cepat beradaptasi mengikuti pembelajaran jarak jauh. Sebenarnya, penggunaan teknologi dalam kehidupan manusia bukanlah suatu hal yang baru. Akan tetapi hal ini menjadi sebuah kebiasaan baru karena sistem pembelajaran sebelumnya selalu mengandalkan interaksi langsung antar instrumen pendidikan.

Oleh karena itu, pola pikir yang positif perlu dibentuk untuk memenangkan pertarungan melawan pandemi COVID-19. Tanamkan dalam diri sendiri; saya bisa melewati semua ini, saya bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh, saya mau mempelajari teknologi terbaru sebagai penunjang belajar di rumah. Hal ini berlaku bagi siswa maupun guru. Ketika kemauan dan keyakinan itu sudah tumbuh maka rintangan sebesar apapun akan mudah untuk dilalui dan menemukan jalan terbaik. Terkadang, kita terlalu sibuk untuk mempertanyakan sesuatu tanpa mencoba bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang bisa kita lakukan untuk menjawab pertanyaan yang kita miliki.

Tak hanya siswa maupun guru. Orang tua juga harus berperan dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini. Pak Nadiem sempat berkata dalam sebuah diskusi onlinebahwa faktor sukses utama dalam pembelajaran jarak jauh yang sebenarnya adalah pola pikir orang tua. “Kalau orang tua memiliki mindset untuk membantu sekolah, memfasilitasi belajar anak, pasti PJJ jalan. Jika orang tua tidak punya kapabilitas, maka tidak akan jalan. Ini peran paling penting,” jelas Pak Nadiem.

8 Pemikiran Pak Nadiem Terhadap Pendidikan di Indonesia
Kali ini, penulis sudah merangkum 8 pemikiran Pak Nadiem terhadap Pendidikan di Indonesia yang diungkapkan secara apa adanya dalam sebuah wawancara online di kanal YouTube.

Pak Nadiem menuturkan, tidak ada yang memformasi otak dan kemampuan emosi anak yang masih kecil dan tumbuh selain waktu berkualitas dengan orang tua. Hal tersebut terjadi secara scientific berdasarkan hasil penelitian. Ayah dan ibu, kedua-duanya, harus berpartisipasi dalam proses perkembangan anak. “Tidak ada, pendidikan sehebat apapun di sekolah, sekolah sehebat apapun, guru sehebat apapun, tidak akan pernah mensubstitusi waktu orang tua dengan anak,” tambah Pak Nadiem.

Pada akhirnya, kerjasama seluruh pihak – baik itu instrumen sekolah, pemerintah pusat, pemerintah daerah, siswa dan orang tua siswa – adalah yang paling dibutuhkan demi berjalannya kegiatan belajar di tengah krisis yang melanda. Mari kita ikuti regulasi yang telah ditetapkan dan mengawasi implementasinya guna kelancaran sistem pembelajaran jarak jauh yang menjadi sinar harapan melawan pandemi COVID-19.

Tips Agar KBM Online Tetap Berjalan Dengan Minimnya Fasilitas
Fasilitas yang dibutuhkan yaitu gadget atau ponsel dan akses untuk melakukan internet. Sayangnya, tidak semua orang tua bisa menyediakan fasilitas tersebut dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang.

Demikian artikel mengenai kendala belajar jarak jauh yang menurut Pak Nadiem bukanlah akses internet melainkan pola pikir. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial dan inovasi teknologi.

Anisa Cahyani

"Perempuan yang gemar merangkai kata menjadi tulisan dan juga pemburu matahari terbenam."

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.