7 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Melakukan Evaluasi Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar, guru harus memerhatikan evaluasi program pembelajaran yang akan diterapkan dalam kelas. Evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan guru adalah salah satu unsur penting dalam proses belajar mengajar. Evaluasi ini akan dilakukan guru setelah proses belajar atau transfer knowledge melalui tugas dan materi yang diajar telah selesai dilakukan.
Dalam hal ini, evaluasi yang sering dipahami dalam dunia pendidikan yaitu sebatas penilaian kemampuan akademik siswa saja. Adapun penilaian yang dilakukan guru bisa secara formatif dan sumatif. Ketika penilaian telah selesai dilakukan, maka evaluasi juga telah selesai dilaksanakan. Pemahaman tentang penilaian sebagai evaluasi pembelajaran kurang tepat adanya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru saat proses belajar hanya terbatas, yaitu mengenai pencapaian tujuan pembelajaran sudah tercapai atau tidak.
Evaluasi pembelajaran tidak hanya berurusan pada nilai yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang telah diberikan guru, tetapi evaluasi program juga akan mengkaji banyak faktor. Oleh karena itu, evaluasi program sangat penting untuk diperkenalkan kepada seluruh guru, karena evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan mutu pendidikan di Indonesia.
Sebelumnya, apa sih yang dimaksud dengan evaluasi? Evaluasi dimaknai sebagai suatu riset dalam untuk menganalisis, mengumpulkan, serta menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi tersebut. Evaluasi juga bisa dikatakan sebagai penilaian, baik penilaian yang baik ataupun buruk.
Dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang menjadi pegangan untuk seorang guru dalam evaluasi pembelajaran. Berikut penjelasannya.
1. Kontinuitas
Evaluasi yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan saat ujian tengah semester atau ketika akhir semester saja. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru bertujuan untuk melihat perubahan nilai yang didapatkan siswa secara berkesinambungan. Sehingga, bisa dikatakan guru harus memastikan secara seksama dan detail dalam menganalisis kemampuan siswa.
2. Komprehensif
Selain itu, guru juga harus memerhatikan aspek kognitif dan aspek afektif siswa. Jika diperhatikan secara seksama, tidak jarang beberapa guru hanya fokus memerhatikan aspek kognitif siswa saja, padahal kedua aspek tersebut sama penting dan berperan besar dalam proses evaluasi pembelajaran siswa. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mengajarkan siswa untuk memahami suatu materi pembelajaran saja, tetapi guru juga dituntut dalam membentuk karakter siswa, terutama dalam mengajak siswa untuk bisa berpikir positif dan memiliki perilaku positif dalam proses belajar. Bahkan, akan sangat bagus jika bisa bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran yang baik akan dilakukan guru dari proses belajar siswa hingga hasil belajar.
3. Kooperatif
Proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru memiliki beberapa elemen yang berperan penting dalam perkembangan siswa, seperti dari kepala sekolah, guru wali kelas, guru mata pelajaran, dan orangtua. Dengan sikap kooperatif yang ditunjukkan oleh beberapa pihak tersebut, perkembangan siswa akan jauh lebih baik lagi. Sehingga, bisa dikatakan bahwa komunikasi dan kerjasama merupakan unsur penting dalam evaluasi pembelajaran siswa.
4. Objektif
Selain itu, penilaian hasil dalam evaluasi belajar siswa harus bersifat objektif. Bersifat objektif berarti guru tidak memerhatikan faktor-faktor subjektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti guru memiliki hubungan khusus terhadap siswa, ada faktor perasaan tidak tega atau hal-hal lain yang dapat mengubah pandangan dan penilaian guru terhadap kemampuan siswa. Apabila siswa mendapatkan nilai yang kurang baik, Anda harus memasukkan nilai tersebut dan memberikan catatan yang dapat memotivasi siswa serta pemberitahuan kepada orangtua.
5. Praktis
Hal terakhir yaitu evaluasi pembelajaran bersifat praktis, berarti kegiatan tersebut harus bisa menghemat biaya, waktu, dan tenaga guru. Praktis yang dimaksud seperti dalam membuat instrumen penilaian. Dengan adanya prinsip tersebut, guru akan lebih mudah dalam menyusun instrumen penilaian, dengan catatan instrumen tersebut juga dapat digunakan oleh guru lain, tanpa menghilangkan esensi evaluasi pembelajaran itu sendiri, terutama dalam mencapai tujuan kegiatan belajar.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun evaluasi program pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
7 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Evaluasi Program Pembelajaran
Jika Anda ingin melakukan evaluasi pembelajaran, tentu saja Anda harus memiliki beberapa hal yang harus direncanakan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan evaluasi menurut Zinal Airifin dalam buku yang berjudul Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur.
1. Analisis Kebutuhan
Dalam hal ini, analisis yang dilakukan guru untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi kebutuhan dan mempermudah mereka dalam menentukan skala prioritas pemecahannya. Analisis yang akan dilakukan guru seperti dalam menentukan kebutuhan siswa, baik secara individu maupun kelompok.
2. Menentukan Tujuan Penilaian
Selain itu, guru juga harus menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian tersebut harus dirumuskan secara jelas dan tegas, karena berperan penting dalam menentukan arah, ruang lingkup materi ajar, model pembelajaran yang akan digunakan, serta karakter alat penilaian. Tujuan penilaian harus dirumuskan sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan guru, seperti penilaian formatif, sumatif, penempatan, atau diagnostik. Adapun rumusan dalam tujuan penilaian harus memerhatikan domain hasil belajar siswa.
3. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar
Guru harus mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan kompetensi yang ada dalam kurikulum yang berlaku, yang dimulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar siswa hingga indikator pembelajaran.
4. Menyusun Kisi-Kisi
Dalam hal ini, penyusunan kisi-kisi yang dipersiapkan guru yaitu terkait penilaian yang relevan dengan materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru kepada siswa. Fungsi dari kisi-kisi tersebut yaitu sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal dalam tes siswa. Kisi-kisi tersebut juga harus disusun berdasarkan silabus, sehingga guru terlebih dulu harus menganalisis silabus sebelum menyusun kisi-kisi.
5. Mengembangkan Draf Instrumen
Draf instrumen penilaian yang disusun guru bisa berupa tes maupun non-tes. Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal dengan pertanyaan yang jelas dan terfokus. Sedangkan dalam bentuk non-tes, guru dapat membuatnya dalam bentuk angket, lembar observasi, kegiatan wawancara, dan studi dokumentasi.
6. Uji Coba dan Analisis Soal
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan soal yang harus dibuang, serta soal mana yang baik untuk digunakan selanjutnya. Soal yang baik merupakan soal yang sudah mengalami uji coba dan revisi yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.
7. Revisi dan Merakit Soal
Jika soal telah diuji dan dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan revisi yang sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian, akan terdapat soal yang bisa diperbaiki dari penyampaian bahasa, pokok soal, ataupun harus direvisi total.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika sedang melakukan evaluasi program pembelajaran. Untuk menyusun evaluasi pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa hasil belajar yang dimiliki siswa sesuai dengan proses belajarnya selama ini.