5 Cara Membangun Ruang Belajar yang Aman dan Inklusif untuk Siswa

edukasi 25 Jul 2025

Banyak siswa di kelas sebenarnya memiliki keinginan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Mereka punya rasa penasaran dan ingin memahami pelajaran dengan baik. Namun, sayangnya, tidak semua siswa berani mengungkapkan pendapat atau bertanya di kelas.

Ada siswa yang takut jika jawabannya salah, karena khawatir akan ditertawakan teman-temannya. Ada juga yang takut dimarahi guru jika pertanyaannya dianggap tidak penting. Selain itu, ada yang merasa malu untuk bicara di depan banyak orang, karena tidak percaya diri atau takut suaranya gemetar. Bahkan, beberapa siswa merasa bahwa pendapat mereka tidak penting, sehingga lebih memilih diam saja.

Jika keadaan ini dibiarkan begitu saja, maka:

  • Siswa akan bersikap diam dan pasif di dalam kelas.
  • Mereka hanya mendengarkan tanpa benar-benar memahami materi.
  • Mereka tidak belajar untuk mengungkapkan pendapat atau mengajukan pertanyaan.
  • Lama-kelamaan, mereka akan kehilangan semangat belajar karena merasa tidak diperhatikan dan tidak dihargai.

Padahal, jika guru dan teman-teman menciptakan ruang belajar yang aman dan inklusif, suasana kelas akan jauh berbeda.

  • Siswa akan merasa nyaman dan berani mencoba, meskipun jawabannya belum tentu benar.
  • Mereka akan lebih percaya diri untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya.
  • Mereka juga akan lebih menghargai perbedaan teman-temannya, karena merasa diterima apa adanya.
7 Cara Fokus Belajar yang Terbukti Efektif dan Membuatmu Jadi Juara Kelas
Fokus belajar bukan hanya tentang duduk lama di meja belajar, melainkan bagaimana kamu benar-benar memahami dan menguasai materi yang dipelajari

Apa Itu Ruang Belajar yang Aman dan Inklusif?

1. Ruang Belajar yang Aman

Ruang belajar yang aman adalah tempat di mana siswa belajar dengan nyaman, tenang, dan tidak ada perasaan takut.

Di ruang belajar yang aman:

- Tidak ada rasa takut di dalam kelas

Siswa tidak takut dimarahi guru ketika mereka salah menjawab. Mereka juga tidak takut ditertawakan oleh teman-teman saat mengungkapkan pendapat.

- Tidak ada ejekan atau hinaan

Misalnya, saat ada siswa yang lambat memahami pelajaran, teman-teman tetap mendukung, bukan menertawakan.

- Tidak ada kekerasan fisik maupun verbal

Tidak boleh ada yang memukul, menampar, mencubit, atau berkata kasar dan menyakitkan hati.

- Guru bersikap ramah dan mendukung

Guru tidak mudah marah, selalu mendengarkan siswa, dan mau membantu ketika siswa mengalami kesulitan.

Dengan suasana seperti ini, siswa akan:

  • Berani mencoba hal-hal baru karena merasa aman.
  • Lebih berani mengemukakan pendapat atau bertanya jika tidak paham.
  • Tidak takut salah, karena siswa telah mengetahui bahwa kesalahan adalah bagian dari proses bertumbuh dan belajar.

2. Ruang Belajar yang Inklusif

Ruang belajar yang inklusif adalah tempat belajar di mana semua siswa diterima apa adanya tanpa dibeda-bedakan.

Di ruang belajar yang inklusif:

- Semua siswa merasa diterima

Misalnya, ada siswa dari daerah lain atau berbeda agama, semua diperlakukan sama dan dihargai.

- Menghargai perbedaan kemampuan siswa

Seperti yang telah kita ketahui bahwa tingkat kemampuan siswa itu berbeda-beda, ada siswa yang cepat memahami pelajaran dan ada juga siswa yang membutuhkan waktu yang lebih lama. Guru dan teman-teman tetap mendukung, bukan membanding-bandingkan.

- Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa

Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama boleh menjadi pemimpin kelompok atau presentasi di depan kelas.

- Menghargai budaya dan kebiasaan siswa

Misalnya, memahami ada siswa yang tidak bisa ikut upacara karena alasan kesehatan atau kepercayaan tertentu, guru dan teman tetap menghormatinya.

Jika ruang belajar inklusif tercipta, maka:

  • Siswa merasa dihargai, penting, dan diterima di dalam kelas.
  • Tidak ada siswa yang merasa tersisih atau sendirian.
  • Siswa belajar saling menghormati adanya perbedaan dan mau membantu sesama.

3. Mengapa Keduanya Penting?

Ruang belajar yang aman dan inklusif sama-sama penting karena:

- Membuat siswa merasa nyaman belajar

Jika suasana kelas aman dan inklusif, siswa tidak takut datang ke sekolah. Mereka justru merasa senang dan bersemangat.

- Meningkatkan kepercayaan diri siswa

sumber: kejarcita.id
sumber: kejarcita.id

Siswa berani menjawab pertanyaan, mengungkapkan ide, atau maju ke depan kelas.

- Membantu siswa berkembang sesuai potensinya

Tidak takut melakukan kesalahan berarti siswa bisa lebih mudah mempelajari hal-hal baru dan mau mencoba berbagai macam tantangan.

- Menumbuhkan sikap saling menghargai dan peduli

Siswa belajar menerima perbedaan teman-temannya, sehingga tidak mudah mengejek atau merendahkan.

- Membuat suasana belajar menjadi lebih damai, menyenangkan, dan produktif

Kelas akan terasa seperti rumah kedua yang aman bagi mereka.

5 Cara Membangun Ruang Belajar yang Aman dan Inklusif

1. Buat Aturan Kelas Bersama Siswa

Saat awal pembelajaran atau awal semester, guru bisa mengajak siswa membuat aturan kelas bersama-sama.

- Guru tidak hanya memberi aturan sepihak, tetapi mengajak siswa berdiskusi tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di kelas.

- Contoh aturan yang bisa dibuat bersama:

  • Tidak mengejek teman yang menjawab salah.
  • Menghargai pendapat teman walaupun berbeda.
  • Mengangkat tangan sebelum berbicara.
  • Membantu teman yang kesulitan.

Mengapa penting?

  • Siswa akan merasa dihargai karena pendapat mereka didengarkan.
  • Mereka akan lebih patuh pada aturan, karena merasa aturan itu dibuat bersama-sama.
  • Membiasakan siswa untuk bertanggung jawab pada peraturan yang disepakati.

2. Gunakan Bahasa yang Baik dan Menghargai

Bahasa yang digunakan guru di kelas sangat memengaruhi perasaan siswa.

- Menggunakan kata-kata yang lembut, sopan, dan positif kepada siswa.

- Jika siswa salah, jangan langsung dimarahi, tetapi berikan kalimat yang menenangkan, misalnya:

  • “Tidak apa-apa, jawabanmu sudah bagus. Kita coba lagi bersama-sama ya.”
  • “Terima kasih sudah mencoba, ada yang mau menambahkan?”

- Hindari kata-kata yang membuat siswa merasa bodoh atau malu, seperti:

  • “Masa gitu aja nggak bisa?”
  • “Kamu ini lambat sekali, ya.”

Mengapa penting?

  • Dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, siswa akan merasa lebih dihargai dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.
  • Mereka akan berani bertanya dan menjawab, tanpa takut dimarahi atau diejek.
  • Menumbuhkan kebiasaan siswa untuk juga berbicara baik kepada teman-temannya.

3. Hargai Perbedaan Siswa

Setiap siswa memiliki latar belakang keluarga, daerah asal, budaya, agama, dan kemampuan belajar yang berbeda.

- Guru harus menghargai semua perbedaan itu dan tidak membanding-bandingkan siswa.

- Contoh sikap menghargai perbedaan:

  • Tidak memaksakan siswa belajar dengan metode atau gaya belajar yang sama.
  • Memberikan contoh materi yang relevan dengan budaya siswa di kelas.
  • Menghormati jika ada siswa yang memiliki aturan agama tertentu, misalnya tidak bisa ikut kegiatan tertentu.

- Guru juga bisa mengajak siswa berbagi cerita tentang budaya atau kebiasaan di rumahnya, agar teman-teman saling mengenal dan menghargai.

Mengapa penting?

  • Siswa merasa diterima apa adanya.
  • Menumbuhkan rasa saling menghargai dan toleransi di antara siswa.
  • Membantu siswa belajar bahwa perbedaan itu indah dan harus dihargai.

4. Belajar Secara Kelompok atau Kolaborasi

sumber: kejarcita.id
sumber: kejarcita.id

Belajar tidak harus selalu individu. Guru bisa mengajak siswa untuk belajar secara kelompok kecil atau berkolaborasi.

- Misalnya saat mengerjakan soal latihan, diskusi materi baru, atau membuat proyek kelas.

- Dalam kelompok, siswa akan belajar untuk:

  • Bekerja sama dan membagi tugas.
  • Mendengarkan pendapat teman lain.
  • Membantu teman yang kesulitan memahami materi.

Mengapa penting?

  • Membuat siswa lebih akrab dan saling mengenal.
  • Menumbuhkan sikap tolong menolong dan gotong royong.
  • Mengajarkan siswa cara menyelesaikan masalah bersama-sama, bukan hanya sendiri.

5. Berikan Kesempatan Siswa untuk Bercerita atau Mengungkapkan Pendapat

Setiap siswa ingin didengarkan. Guru bisa memberikan waktu khusus bagi siswa untuk bercerita atau menyampaikan pendapat.

Bisa dilakukan dengan cara:

  • Membuka sesi tanya jawab di akhir pembelajaran.
  • Mengadakan "refleksi" yang mana siswa akan menuliskan apa yang telah mereka pelajari hari ini dan bagaimana perasaan mereka.
  • Mengadakan “hari bercerita” di mana siswa bergantian menceritakan pengalaman atau hal yang mereka sukai.
  • Saat siswa berbicara, guru dan teman-teman mendengarkan dengan baik tanpa memotong atau menertawakan.

Mengapa penting?

  • Membuat siswa merasa didengar dan dihargai.
  • Melatih siswa untuk berani bicara di depan orang lain.
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi siswa.
Kenali P.A.T.H: 4 Pilar Keterampilan Abad 21 untuk Siswa SMK
P.A.T.H digunakan untuk memetakan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa agar siap menghadapi tantangan studi lanjut maupun dunia kerja

Kelima cara di atas bisa dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Tidak perlu langsung sekaligus, tetapi bisa dimulai dari hal kecil seperti menggunakan bahasa baik atau memberi waktu siswa bercerita. Dengan begitu, ruang belajar akan menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua siswa.

Membangun ruang belajar yang aman dan inklusif memang tidak bisa dilakukan dalam sehari. Namun, guru dapat mulai dari hal-hal kecil, seperti menggunakan bahasa yang baik, menghargai perbedaan siswa, dan memberikan kesempatan bagi semua siswa untuk berbicara.

Dengan melakukan lima cara sederhana ini, guru telah membantu menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan bagi semua siswa. Mari kita ingat bahwa setiap siswa itu unik dan berharga. Tugas kita sebagai guru bukan hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga menciptakan ruang belajar yang aman, nyaman, dan penuh kasih, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berani, peduli, dan menghargai orang lain.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.