Ujian Nasional Ditiadakan! Berikut Prosedur Penilaian Penggantinya

teaching 8 Apr 2021

Berita mengenai ditiadakannya Ujian Nasional (UN) untuk seluruh pelajar dari tingkat SD, SMP, sampai SMA sudah muncul sejak beberapa tahun silam. Kemudian, wacana tersebut kembali muncul ketika Bapak Nadiem Makariem resmi menjabat sebagai Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan. Tentu saja wacana ini cukup menarik perhatian masyarakat, terutama para siswa dan guru.

Jika pihak guru harus mempelajari apa saja yang harus disiapkan dari kebijakan baru yang disiapkan pemerintah, sebaliknya siswa merasakan euforia kebahagiaan karena tidak perlu disibukkan lagi dengan Ujian Nasional. Lantas, bagaimana prosedur penilaian pengganti Ujian Nasional setelah ditiadakan? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

Sebelum membahas tentang bagaimana prosedur-prosedur penilaian pengganti UN, kamu harus mengetahui penjelasan mengenai UN, seperti apa yang dimaksud dengan UN? Bagaimana penerapan UN dan mengapa harus UN harus diadakan sejak beberapa tahun yang lalu?

Ujian Nasional (UN) merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan bahwa UN merupakan suatu sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang telah dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan.

Selain itu, ujian nasional (UN) dijadikan sebagai subsistem penilaian dalam Standar Nasional Pendidikan yang telah dijadikan sebagai salah satu tolak ukur pencapaian SNP dalam rangka penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. Pernyataan ini juga sejalan dengan pernyataan Thomas Kellaghan, Vincen Greaney dalam The Globalisation of Assessment in the 20th Century. Assessment in Education (2001) menjelaskan tentang tujuan dari diadakan Ujian Nasional yaitu sebagai berikut.

1.      Dapat meningkatkan standar pendidikan.

2.      Dapat mempertahankan standar pendidikan yang sudah dimiliki sebelumnya.

3.      Dapat memberikan informasi yang bisa digunakan sebelum mengambil keputusan terkait dengan alokasi sumber daya pembelajaran.

4.      Dilakukan sebagai bagian dalam gerakan modernisasi.

5.      Dapat mengubah keseimbangan pengawasan dalam sistem pendidikan.

6.      Dapat mengimbangi lemahnya praktek penilaian atau evaluasi yang dilakukan para guru.

Namun, pada beberapa bulan terakhir ini, wacana tentang penghapusan Ujian Nasional kembali beredar di setiap penjuru negeri. Berita tersebut masih menjadi wacana tidak pasti sebelum Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa UN di tahun 2020 kemarin adalah Ujian Nasional yang terakhir, yang berarti bahwa pada tahun 2021 ini Ujian Nasional telah ditiadakan dan digantikan dengan Asesmen Kompetensi

Dengan ditiadakannya Ujian Nasional, maka Kemendikbud membuat beberapa kebijakan baru, salah satunya yaitu dengan menerapkan AKM di tahun 2021 ini. Adapun pengertian dari Asesmen Kompetensi Umum (AKM) adalah suatu penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan seluruh siswa untuk mengembangkan kapasitas yang ada di dalam dirinya dan berpartisipasi positif pada kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekitar masyarakat.

Dua kompetensi dasar yang akan diukur oleh AKM (Asesmen Kompetensi Umum) yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Penerapan AKM ini sudah ditindaklanjuti dengan serius oleh pihak sekolah. Hal ini dapat dilihat dari gencarnya seminar dan berbagai macam pelatihan untuk guru yang diberikan sekolah dalam menyiapkan kebijakan baru ini.

Cara Mudah Membuat Soal AKM beserta Contoh Soalnya
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menambah kemampuan dan kapasitas diri mereka. Ada 2 kompetensi yang menjadi pengukur AKM yaitu literasi membaca dan literasi matematika atau numerasi.

Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, seminar yang dilakukan tidak dilakukan secara langsung, melainkan secara virtual. Beberapa seminar akan dilangsungkan melalui via Zoom, Google Meet, atau sebagian juga dilaksanakan via WhatsApp. Adapun penyebaran informasi mengenai seminar dan berbagai macam informasi terkait AKM disebarluaskan melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, Blog, dan aplikasi lainnya.

Dengan adanya kebijakan baru yang ditetapkan pemerintah, banyak sekali anak muda di Indonesia yang mulai gencar memberikan berbagai macam solusi, tips bahkan beberapa latihan soal yang dapat membantu guru dan siswa saat proses belajar nanti. Hal ini dapat dilihat dari beberapa program yang sudah mulai disusun oleh beberapa aplikasi pendidikan yang sering digunakan oleh siswa dan guru, seperti ruangguru, Zenius, Quipper School, Kelas Pintar, Kejarcita dan lain sebagainya.

Prosedur Penilaian Pengganti Ujian Nasional

Berikut merupakan beberapa prosedur terhadap penilaian pengganti ujian nasional yang harus diketahui setiap guru.

1. Penilaian dari 5 Semester Akhir Siswa

Salah satu prosedur yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan atau mengukur nilai dari 5 semester akhir milik siswa. Dengan begitu Anda akan mendapatkan hasil akhir dari kemampuan akademik siswa, apakah mengalami peningkatan di beberapa pelajaran, apakah mengalami penurunan atau bahkan hasil yang diperoleh setiap semesternya selalu mengalami perubahan atau tidak stabil.

2. Penilaian Akan Dilakukan Di Pertengahan Jenjang Pendidikan

Apabila biasanya penilaian akan dilakukan di akhir jenjang pendidikan dan hasil akhir tersebut akan berdampak pada jenjang pendidikan setelahnya, seperti ingin masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataukah Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, pada kesempatan ini, penilaian akan dilakukan di pertengahan jenjang pendidikan.

3. Penilaian Terhadap Kompetensi Siswa

Selain itu, apabila pada kesempatan sebelumnya setiap siswa berjuang keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada Ujian Nasional, saat ini fokus siswa menjadi beralih, yaitu mengejar dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan salah satu alasan pemerintah meniadakan ujian nasional yaitu karena tidak ingin setiap anak bangsa hanya fokus pada hasil akhir dan kerap kali melupakan proses belajarnya. Bahkan tidak jarang, ada sebagian siswa yang bertindak keterlaluan karena hasil yang didapatnya tidak sesuai ekspetasi dan melakukan sesuatu yang sangat tidak baik untuk dicontoh.

4. Penilaian Terhadap Kemampuan Analisis Siswa Terhadap Suatu Bacaan

Kemampuan literasi yang dinilai bukan berarti hanya menilai kemampuan baca siswa saja, tetapi guru juga memiliki andil dalam menilai kemampuan analisis siswa terhadap suatu bacaan. Hal ini mungkin akan sangat mudah bila membawa siswa ke dalam suatu kondisi dalam menjawab beberapa soal cerita. Dengan melihat cara siswa dalam menyelesaikan soal cerita tersebut Anda akan mengetahui seberapa dalam kemampuan analisis mereka.

5. Penilaian Terhadap Kemampuan Siswa dalam Memahami Konsep

Selain itu, hal yang harus dinilai yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep. Apabila dalam pelajaran Matematika, siswa akan diajak ke dalam berbagai macam permasalahan yang mana konsepnya akan selalu sama, tidak berubah. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui apakah mereka memahami konsep dari permasalahan yang telah diberikan atau tidak.

Nah, kemampuan memahami konsep ini juga sangat berpengaruh dan memiliki peran penting dalam pembuatan soal ujian nasional, sehingga bisa dikatakan bahwa prosedur ini sudah memuat salah satu unsur yang harus dimiliki dalam soal ujian nasional.

6. Melakukan Survei Terkait Karakter Siswa

Dalam ujian nasional, setiap guru tidak bisa menilai karakter yang dimiliki siswa, karena hasil akhir dari ujian nasional yaitu berupa angka mutlak yang berhasil diraih siswa dalam menjawab soal. Sedangkan pada kebijakan baru ini, pemerintah ingin menilai karakter siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan survei terkait karakter siswa, seperti mengenai penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa di kelas.

7 Hal Penting yang Perlu Diketahui Mengenai Survei Karakter
Survei Karakter adalah upaya untuk mengetahui kondisi ekosistem karakter para murid di sekolah terkait apakah azas Pancasila benar-benar dirasakan para murid dalam interaksi di sekolah.

Itulah beberapa prosedur penilaian pengganti Ujian Nasional yang harus Anda ketahui. Dengan mengetahui beberapa gambaran terkait penilaian yang akan dipakai, Anda tidak perlu merasa khawatir dengan kebijakan baru yang sedang diterapkan pemerintah saat ini.

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.