Tips Menyiapkan Mental Siswa SMA Masuk Perguruan Tinggi
Dunia pendidikan di perguruan tinggi tentu sangat berbeda dibandingkan pendidikan di sekolah. Tak hanya perbedaan materi saja, tetapi juga beragam kebiasaan baru di mana semua kebiasaan baru ini butuh dihadapi dengan persiapan mental yang baik.
Artikel ini selanjutnya berisi tentang bagaimana tips menyiapkan mental pendidikan siswa SMA masuk perguruan tinggi.
Perbedaan Belajar di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Sebelum membahas bagaimana menyiapkan mental siswa SMA masuk ke perguruan tinggi, perlu membahas terlebih dahulu tentang apa saja perbedaan belajar di sekolah dan perguruan tinggi. Di mana perbedaan-perbedaan inilah yang nantinya membuat siswa SMA harus menyiapkan mentalnya saat belajar di perguruan tinggi.
Berikut adalah perbedaan-perbedaan belajar di sekolah dan perguruan tinggi :
- Tugas dan Belajar
Perbedaan pertama belajar di sekolah dan perguruan tinggi adalah tentang tugas yang diterima. Tugas mahasiswa cenderung lebih banyak dibandingkan tugas siswa SMA. Hal ini sengaja dilakukan agar para mahaiswa lebih banyak belajar di luar kampus.
Tak heran jika di kampus, perpustakaan adalah tempat yang sangat ramai. Perpustakaan menjadi tempat favorit bagi para mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.
Proses belajar di perguruan tinggi juga berbeda dengan belajar di sekolah. Di perguruan tinggi, dosen sebagai pengajar tidak akan memberikan pelajaran secara mendetail. Ini bertujuan agar para mahasiswa mencari sumber belajar lainnya di luar kelas.
- Ujian
Ujian di perguruan tinggi tidak sebanyak di sekolah. Umumnya dalam satu semester, hanya ada dua ujian yaitu ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).
Meski begitu, saat akhir masa perkuliahan para mahasiswa harus mengumpulkan skripsi sebagai ujian akhir proses pendidikan di perguruan tinggi.
- Pakaian yang Digunakan
Hal yang dianggap paling menyenangkan dari pembelajaran di perguruan tinggi adalah pakaian yang digunakan saat belajar. Ketika belajar di perguruan tinggi, tidak ada yang namanya seragam. Para mahasiswa memakai pakaian bebas saat belajar di kampus.
Meski bebas, tentunya pakaian yang digunakan tetap harus sopan dan rapi. Juga tetap harus memakai sepatu saat ke kampus.
- Buku
Buku di perguruan tinggi lebih banyak dibandingkan di SMA. Di perguruan tinggi dosen memberikan banyak kebebasan dalam mencari buku referensi belajar. Mahasiswa juga tidak harus membeli buku. Sebab biasanya buku-buku sudah disediakan di perpustakaan.
Buku juga tidak menjadi sumber referensi utama. Melainkan mahasiswa juga bisa menjadikan jurnal atau seminar sebagai referensi belajar.
- Interaksi dengan Pengajar
Perbedaan yang mencolok antara belajar di sekolah dan perguruan tinggi adalah tentang interaksi dengan pengajar. Pembelajaran perguruan tinggi yang mandiri, membuat dosen tidak selalu memberikan pengajaran. Dosen juga tidak selalu ada di kampus. Jarang ada interaksi yang dekat antara dosen dan mahasiswanya seperti guru dan siswa.
- Jadwal
Di sekolah umumnya mewajibkan belajar selama lima hari atau enam hari seminggu dan dilakukan 6 jam per harinya. Berbeda dengan dunia perkuliahan yang di mana jadwal kuliahnya lebih fleksibel. Misalnya pada jurusan tertentu mahasiswa hanya memiliki satu mata kuliah dalam seminggu atau hanya perlu masuk tiga kali dalam seminggu.
Tetapi meski begitu ada juga yang tidak mengenakan dari jadwal pembelajaran di perguruan tinggi. Salah satunya yaitu ketika dosen yang membatalkan jadwal perkuliahannya secara mendadak. Jika pemberitahuan itu dilakukan secara mendadak, tentu saja mahasiswa yang tempat tinggalnya jauh dari kampus terpaksa untuk pulang ke rumah begitu saja jika tidak ada keperluan.
Bagian yang kurang mengenakkan lainnya yaitu ketika jadwal kelas pengganti yang bertabrakan dengan jadwal kelas lain, keadaan ini cenderung membuat mahasiswa kesulitan.
- Tempat Tinggal
Saat kuliah di perguruan tinggi, seringkali harus berpisah dengan keluarga. Perguruan tinggi biasanya terletak di kota-kota besar. Ini membuat para mahasiswa daerah harus berpindah tempat tinggal. Tinggal sendiri di kos-kos an.
- Liburan
Libur di sekolah dan perguruan tinggi juga berbeda. Biasanya waktu liburan sekolah hanya sekitar 1 hingga 2 minggu setiap semesternya. Namun berbeda dengan liburan di perguruan tinggi, di perguruan tingi, masa liburan lebih lama, yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan setiap semesternya.
Mental yang Harus Dimiliki Siswa untuk Memasuki Perguruan Tinggi
Dengan berbagai perbedaan-perbedaan itu membuat siswa SMA harus menyiapkan mental saat masuk perguruan tinggi. Suasana pembelajaran yang berbeda ini, membuat siswa SMA harus memiliki mentalitas seperti berikut:
1. Mandiri
Mahasiswa harus mandiri. Mulai dari harus tinggal sendiri saat kos atau mandiri dalam belajar. Dosen tidak seperti guru yang selalu mengingatkan untuk belajar dan mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mahasiswa harus memiliki sikap yang mandiri. Mencari sumber belajar sendiri hingga mengerjakan semua tugas kuliah.
2. Tanggung jawab
Mahasiswa juga harus punya rasa tanggung jawab yang tinggi. Misalnya saat hadir di perkuliahan di mana saat kuliah, syarat kelulusan setiap mata kuliah adalah 75%. Sehingga mahasiswa harus bertanggung jawab atas kehadiran di kelas, di mana mahasiswa tidak boleh tidak hadir lebih dari 25% apapun alasannya.
3. Disiplin
Mentalitas disiplin juga harus dimiliki oleh mahasiswa. Masa kuliah yang lebih fleksibel  dibandingkan saat SMA. Namun tetap ada batas waktunya. Bila melebihi batas waktu, maka akan dikeluarkan dari kampus. Jadi sangat perlu untuk disiplin agar bisa menyelesaikan masa kuliah tepat waktu.
4. Menghargai Keragaman
Di perguruan tinggi, mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan yang beragam. Dosen dan teman-teman kuliah memiliki latar belakang yang beragam. Mulai dari asal daerah, suku, agama maupun kondisi sosial.
Tentunya semua keragaman ini harus disikapi dengan baik. Caranya adalah dengan memiliki mentalitas yang menghargai keragaman. Tidak boleh berpikiran sempit dan bersikap primordial saat menjalani masa-masa belajar di perguruan tinggi.
5. Ulet
Mahasiswa harus memiliki mentalitas ulet. Belajar di perguruan tinggi lebih berat dibandingkan di SMA. Banyak tugas, mulai dari membuat paper hingga kuis. Belum lagi skripsi yang menjadi syarat kelulusan.
Selain itu juga harus ulet belajar. Membaca banyak referensi belajar, agar bisa mengerjakan tugas-tugas dengan baik.
Jika ulet, mahasiswa akan lulus tepat waktu. Bahkan ada juga yang bisa lulus lebih cepat satu semester. Jenjang sarjana yang biasanya ditempuh dalam waktu 4 tahun, bisa diselesaikan selama 3,5 tahun bila ulet belajar.
6. Sabar
Belajar di perguruan tinggi juga menuntut kesabaran yang tinggi. Proses belajar yang fleksibel tak seperti saat masih di SMA, membuat harus banyak bersabar. Bersabar untuk jadwal kuliah yang terkadang harus berubah, belajar saat dosen tiba-tiba tidak datang hingga bersabar saat ada kuis mendadak.
7. Jujur
Kejujuran adalah mentalitas yang penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam menjalani proses belajar di perguruan tinggi. Bila tidak jujur dalam mengerjakan tugas, maka mahasiswa terancam dikeluarkan secara tidak hormat dari kampus.
Ada peraturan anti plagiarisme. Jadi jangan sampai mengerjakan paper maupun skripsi dengan memplagiat karya orang lain.
Masa SMA dan kuliah adalah hal yang sangat berbeda. Oleh karena itu, siswa SMA harus mempersiapkan mentalnya sebelum masuk ke perguruan tinggi. Semoga tips meyiapkan mental siswa SMA masuk ke perguruan tinggi ini bisa membantu Anda. Agar siap memasuki dunia belajar di perguruan tinggi.