Adaptasi Tipe Pertanyaan AKM untuk Ujian Akhir Semester

teaching 15 Nov 2021

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020 lalu membawa banyak perubahan. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Pandemi mau tidak mau nyatanya memengaruhi kualitas pendidikan. Ketika murid-murid tidak bisa belajar di sekolah, tingkat prestasi belajarnya pun menurun. Hal ini mau tidak mau membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus mengambil sikap. Mendikbud Nadiem Makarim, membuat keputusan untuk menghapus pelaksanaan ujian nasional di tahun 2021. Sebagai gantinya dilakukan AKM.

Pengertian AKM

AKM (Asesmen Kompitisi Minimum) adalah pengganti dari UN (Ujian Nasional). AKM sendiri sebenarnya merupakan bagian dari AN (Asesmen Nasional) yang merupakan pengganti UN. Asesmen Nasional ini terdiri dari tiga bagian, yaitu AKM, Survei Karakter, dan Survei Sekolah.

Berbeda dengan UN yang hanya melihat dari sisi siswa saja, AN juga melihat sisi sekolah. Bila AKM dan Survei Karakter ditujukan untuk siswa, maka Survei Sekolah adalah untuk sekolah dan para stakeholdernya.

AKM ini sendiri bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan literasi dan numerasi para murid. Mengapa hanya kemampuan literasi dan numerasi saja? Sebab dua hal tersebut adalah kemampuan dasar yang wajib dikuasai. Namanya juga asesmen kemampuan minimum. Meski demikian, dua kemampuan tersebut bisa membantu murid dalam memahami semua mata pelajaran yang ada.

Dengan kompetensi literasi membaca, murid diharapkan mampu memahami, menggunakan, serta mengevaluasi berbagai jenis teks tertulis. Kemampuan literasi membaca harus dikembangkan agar murid bisa mendapatkan pemahaman terkait berbagai cakupan dan konteks yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan, kompetensi numerasi mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan data atau angka. Harapannya, murid dapat menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika dalam jenis konteks yang relevan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

Meski ditetapkan sebagai pengganti UN, AKM ini berbeda dengan UN. Bila ujian nasional berfungsi sebagai syarat kelulusan, tidak demikian dengan AKM. AKM dilakukan oleh murid-murid di tingkat kelas tengah, bukan kelas akhir sebagaimana pada ujian nasional. AKM dilakukan oleh murid-murid kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.

Tujuan AKM adalah untuk melakukan evaluasi kualitas belajar. Evaluasi tersebut akan dipakai untuk perbaikan mutu pendidikan secara keseluruhan. Ini sebabnya mengapa hanya siswa kelas tengah saja yang mengikuti AKM, sebab hasil evaluasi bisa digunakan untuk perbaikan di kelas berikutnya.

Lalu jika AKM tidak menjadi syarat kelulusan, apa yang menjadi standar kelulusan saat sudah tidak ada lagi ujian nasional? Menurut Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021, syarat kelulusan murid memuat beberapa aspek penilaian. Berikut adalah beberapa aspek penilaian untuk kelulusan.

1. Murid mampu menyelesaikan program pembelajaran dengan bukti nilai rapor tiap semester.

2. Murid memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik.

3. Murid mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan (sekolah). Ujian yang diselenggarakan sekolah berupa portofolio yang berisi evaluasi atas nilai rapor, nilai sikap/perilaku, dan prestasi; tes secara online atau offline; serta kegiatan penilaian lain sesuai ketetapan sekolah masing-masing.

Komponen AKM

AKM ini memiliki 3 komponen utama yang mewakili kemampuan literasi dan numerasi. Ketiga komponen tersebut adalah konten, konteks dan kognitif.

Konten

Komponen pertama dari AKM ini adalah konten. Pada kemampuan literasi, konten AKM mengacu pada jenis teks yang digunakan, yaitu teks informasi dan fiksi. Sedangkan konten pada numerasi berfokus pada kemampuan Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar.

Konteks

Komponen konteks pada AKM ini berhubungan dengan aspek kehidupan atau situasi pada konten yang digunakan. Konteks pada kemampuan literasi dan numerasi dibagi menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Kognitif

Komponen kognitif pada AKM ini berhubungan dengan kemampuan berpikir murid saat menyelesaikan masalah atau saat menjawab soal. Komponen kognitif ini masing-masing terdiri dari 3 level untuk kemampuan literasi dan numerasi.

Pada kemampuan literasi, komponen kognitif ini terdiri dari:

· Menemukan informasi: terdiri atas kemampuan mencari, mengakses, serta menemukan informasi tersurat dari wacana.

· Interpretasi dan integrasi: kemampuan memahami informasi tersirat atau tersurat, memadukan interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi.

· Evaluasi dan refleksi: kemampuan menilai kredibilitas, kesesuaian maupun keterpercayaan teks, serta mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks.

Sedangkan untuk numerasi, ketiga tingkat kognitif adalah:

· Pemahaman adalah kemampuan memahami fakta, prosedur, serta alat matematika.

· Penerapan adalah kemampuan menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin.

· Penalaran adalah melakukan penalaran dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.

Tipe Pertanyaan AKM

AKM merupakan hal yang baru dalam pendidikan di Indonesia, wajar jika masih banyak yang belum tahu bagaimana AKM akan dilaksanakan. Misalnya, bagaimanakah tipe pertanyaan AKM ini? Apakah sama dengan tipe pertanyaan ujian nasional? Atau apakah akan sangat berbeda?

Tipe pertanyaan AKM ini terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain:

Pilihan Ganda: Tipe pertanyaan AKM yang pertama adalah pilihan ganda. Pada soal pilihan ganda ini, murid diminta memilih satu jawaban yang benar dari yang salah. Ada berbagai alternatif jawaban, murid harus bisa memilih mana jawaban yang benar.

Pilihan Ganda Kompleks: Tipe pertanyaan AKM selanjutnya adalah pilihan ganda kompleks. Tipe pertanyaan pilihan ganda kompleks ini berbeda dengan pilihan ganda pada umumnya. Di sini murid bisa memilih lebih dari satu jawaban yang benar pada satu soal.

Menjodohkan: Tipe pertanyaan AKM ada yang berbentuk menjodohkan atau disebut juga matching test. Pada tipe pertanyaan menjodohkan ini, murid menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.

Isian Singkat: Pada tipe pertanyaan isian singkat ini, murid diminta menjawab secara singkat pertanyaan yang diajukan. Bisa berupa bilangan maupun kalimat yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Uraian: Pada tipe pertanyaan uraian ini, murid diminta memberikan jawaban berupa penjelasan atas soal yang ditanyakan.

Meskipun tipe pertanyaan AKM ini sama untuk semua jenjang pendidikan, yaitu SD, SMP dan SMA, namun jumlah soalnya berbeda untuk setiap jenjang. Murid kelas 5 SD akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan numerasi. Sedangkan murid kelas 8 SMP dan 11 SMA akan mengerjakan 36 soal.

Contoh Soal AKM Numerasi dan Literasi
Contoh soal AKM numerasi dan literasi yang bisa dijadikan acuan dalam mengajar dan mengukur kompetensi siswa.

Adaptasi Tipe Pertanyaan AKM untuk Ujian Akhir Semester

Lalu apakah tipe pertanyaan AKM ini bisa diadaptasi untuk ujian akhir semester? Jawabannya tentu bisa. Apalagi sebenarnya tipe pertanyaan AKM tersebut adalah tipe pertanyaan yang sudah sering dijumpai dalam ujian sekolah, termasuk ujian akhir semester.

5 Tips Meningkatkan Literasi Siswa
Kemampuan literasi adalah kemampuan membaca, menulis dan mencari informasi yang tepat. Kemampuan ini sangat penting dimiliki. Oleh karenanya akan kami bahas mengenai tips meningkatkan literasi siswa.

Bila sebelum kelas yang diwajibkan mengikuti AKM murid sudah terbiasa mengerjakan tipe pertanyaan AKM ini, maka akan lebih terbiasa. Murid pun akan lebih lancar saat harus menghadapi AKM.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.