Tips Mengajarkan Siswa Pentingnya Keseimbangan Kemampuan Akademik dan Skill
Pintar dalam bidang mata pelajaran dan selalu memiliki nilai besar tidak cukup menjamin kesuksesan di masa depan. Ada beberapa faktor yang menentukan masa depan seseorang selain kepintaran atau knowledge, seperti keterampilan atau skill, sikap dan kerja keras. Itulah alasan, mengapa di sekolah, siswa bukan hanya dilatih kemampuan akademiknya tetapi juga mengembangkan bakat atau skill yang dimilikinya.
Jangan terlalu fokus mengajar anak untuk mendapatkan nilai tinggi dan menjadi pintar di sekolah, jika mereka tidak memiliki keterampilan atau skill khusus yang dapat diandalkan di masa depan, hal tersebut akan terdengar sia-sia. Kita sering menemukan banyak anak yang biasa saja semasa sekolahnya, tidak pintar dan tidak pernah mendapat juara, namun ketika dewasa mereka menjadi orang yang berhasil dan berguna.
Namun hal tersebut juga bukan berarti anak yang pintar di sekolah tidak bisa menjadi apa-apa di masa depan, akan lebih baik jika ia juga memiliki keterampilan atau skill yang berguna.
Tips Menyeimbangkan Kemampuan Akademik dan Skill Siswa
Masa depan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, namun sekolah memiliki peran penting sebagai tempat belajar untuk menumbuhkan dan meningkatkan keterampilan atau kemampuan akademik siswa. Begitu pula dengan guru, Anda harus bisa mengarahkan peserta didiknya untuk menjadi apa di masa depan.
Guru harus bisa mengajarkan mereka pentingnya keseimbangan kemampuan akademik dan skill, karena dua hal tersebut menjadi modal siswa dalam menghadapi dunia kerja. Adapun berikut ini merupakan beberapa tips menyeimbangkan kemampuan akademik dan skill siswa yang bisa Anda lakukan, di antaranya yaitu:
1. Edukasi Perencanaan Karir
Terlepas dari materi pelajaran, Anda juga harus memberikan edukasi perencanaan karir pada siswa, khususnya bagi siswa SMA yang akan memasuki dunia kerja. Bimbingan karir harus dirancang dengan baik dan bijak agar siswa tidak kehilangan arah ketika mereka lulus sekolah.
Pasalnya tak sedikit siswa yang masih bingung atau tidak mampu menentukan karirnya di masa depan. Mungkin mereka tahu ingin menjadi apa nantinya, namun tidak bagaimana cara meraihnya.
Disela-sela pembelajaran di kelas, Anda bisa mengedukasi siswa mengenai dunia kerja. Beritahu mereka bagaimana bersosialisasi yang baik dengan orang lain, mencari pekerjaan, buat CV yang baik, keterampilan atau skill yang perlu diasah dan tips-tips bersaing di dunia kerja. Dengan begitu mereka tidak akan fokus terhadap nilai dan peringkat di kelas saja, tetapi bisa meningkatkan skill yang dimilikinya.
Jangan lupa beri motivasi kepada siswa untuk selalu berusaha, dan katakan pada mereka jika masa depan merupakan gambaran dari apa yang kita rencanakan dan usaha yang kita lakukan. Sehingga siswa tidak akan kehilangan arah setelah lulus sekolah dan ia dapat membuat perencanaan karirnya sendiri.
2. Pelatihan dan Pengembangan
Edukasi saja tidak cukup, kemampuan akademik dan skill siswa juga harus terus dilatih dan dikembangkan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk menghasilkan lulusan atau sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. Oleh sebab itu, guru harus mengupayakan adanya transfer of knowledge dan transform of value dengan seimbang
Tujuan adanya pelatihan dan pengembangan yang dilakukan sekolah terhadap siswa yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian serta perilaku yang nantinya dibutuhkan dalam dunia kerja.
Pasalnya salah satu faktor yang menyebabkan kualitas lulusan atau Sumber Daya Manusia menurun yaitu kurang kompetitif dan tidak memiliki hard skill atau soft skill yang cukup. Di samping memiliki pengetahuan akademik dan keterampilan tinggi, siswa harus memiliki soft skill seperti mengelola emosi yang baik, menghadapi stress, integrasi/kejujuran dan lainnya.
3. Hargai Proses
Sebagai guru, Anda tidak boleh menilai siswa sesuai dengan hasil akhirnya, karena hal tersebut akan berdampak pada psikologis siswa dan membuat mereka tidak menghargai proses dalam belajar. Sebaliknya, Anda harus menilai dan menghargai proses siswa, agar mereka juga bisa menghargai hal apa saja yang telah dilakukannya.
Jika siswa terbiasa dinilai berdasarkan hasil akhirnya, mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan akhir yang baik, misalnya dengan melakukan kecurangan, memilih bersaing secara tidak sehat dalam lingkungan dan berpikir bahwa segala sesuatu bisa dilakukan dengan instan.
Padahal untuk memiliki pengetahuan akademik dan skill yang tinggi harus dilatih secara bertahap dan membutuhkan proses yang lama. Oleh sebab itu, sebaiknya penghargaan yang diberikan pada siswa didasari oleh usaha yang ia lakukan selama proses pembelajaran bukan dari nilai yang dicapainya.
4. Teori dan Praktik Harus Diajarkan Secara Seimbang
Untuk menyeimbangkan kemampuan akademik dan skill siswa, maka diperlukan keseimbangan antara teori dan praktik di sekolah. Jika siswa hanya diberikan teori terus-menerus, mereka akan "kaget" ketika dihadapkan praktik secara langsung di dunia kerja. Terlebih, pembelajaran dengan praktik juga dinilai membuat siswa lebih paham dan ingat mengenai pelajaran yang dipelajarinya.
5. Tidak Menuntut Siswa Mendapat Nilai Tinggi
Kita semua tahu bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda, sebagai guru, Anda tidak boleh menuntut siswa untuk mendapatkan nilai tinggi di semua mata pelajaran. Hal tersebut bukan hanya akan membebani siswa, tetapi membuat batasan bagi mereka untuk tidak melakukan hal yang lebih luas dan hanya fokus pada mata pelajaran di sekolah saja.
Biarkan siswa fokus meningkatkan minat dan bakatnya, jika ia suka dengan pelajaran bahasa asing, jangan menuntut mereka untuk ahli dalam biologi, fisika dan matematika. Siapa tahu di masa depan siswa bisa menjadi translator atau guru bahasa asing profesional.
6. Membantu Mengembangkan Bakat Siswa
Guru memiliki peran untuk membantu mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Pasalnya, minat dan bakat berkaitan dengan skill atau keterampilan yang dibutuhkan karirnya di masa depan. Tentunya hal ini memerlukan pendekatan ringan sesuai usia mereka.
Anda bisa memberikan rangsangan pada siswa untuk lebih mengekploitasi dirinya dan lingkungannya. Berikan mereka kesempatan untuk mengenal berbagai macam kegiatan selain belajar, seperti hobi, olahraga, musik atau berbagai kegiatan lainnya. Anak bisa mengikuti ekstrakurikuler yang ada di sekolah sesuai dengan minat dan bakat.
7. Menjadi Panutan
"Guru" artinya digugu dan ditiru, maka jangan heran jika siswa akan mengikuti apa yang Anda lakukan. Oleh sebab itu, jadilah teladan dan panutan yang memberikan contoh baik terhadap peserta didik. Menurut Purwanto (1998), salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang yaitu dari kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut.
Sebagai guru, Anda bisa menunjukkan keseimbangan antara pengetahuan dan skill ketika mengajar. Sehingga siswa akan belajar atau meniru hal tersebut dalam hidupnya.
Itulah 7 tips mengajarkan siswa pentingnya keseimbangan kemampuan akademik dan skill yang bisa Anda lakukan. Dengan begitu, siswa dapat meraih impiannya sesuai dengan minat dan skill yang mereka miliki.