Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi: Cara dan Contoh Penerapannya di Kelas

teaching 14 Nov 2023
"Setiap orang jenius. Tapi, jika anda menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, maka seumur hidup dia akan menganggap dirinya bodoh" - Albert Einstein.

Kecerdasan merupakan anugerah yang diterima lalu dikembangkan oleh manusia. Sayangnya pada beberapa praktik dunia pendidikan, kecerdasan ditentukan berdasarkan suatu patokan tertentu. Sama halnya alegori yang diutarakan Albert Einstein, anak akan merasa dirinya bodoh jika harus bisa melakukan atau mengerjakan sesuatu sesuai standar yang ditetapkan saja. Tanpa melihat bakat, minat, atau potensinya, mustahil pendidikan berhasil mengembangkan kecerdasan secara optimal.

Beberapa waktu silam (mungkin hingga kini), anak di sekolah selalu dituntut harus bisa mengerjakan soal-soal matematika dengan benar. Ada juga yang perlu bisa mengerti kosa kata Bahasa Inggris dengan baik. Anak dianggap pintar hanya jika bisa mengerjakan soal matematika dengan benar atau yang selalu mendapatkan peringkat di kelas. Maka, guru kerap melakukan berbagai usaha untuk mengejar nilai-nilai tinggi di mata pelajaran tertentu tanpa mengindahkan kemampuan siswa dalam mengerjakan mata pelajaran lain yang disukainya.

Seyogianya tujuan pendidikan ialah untuk mencerdaskan anak manusia. Upaya mencerdaskan bukan berarti hanya dinilai dari standar yang disamaratakan. Howard Gardner—tokoh pendidikan dan psikologi terkemuka—menyatakan bahwa setiap orang tidak bisa disamakan. Setiap orang membutuhkan cara berbeda dengan orang lain untuk mengeluarkan dan mengembangkan potensinya. Bahkan, Howard Gardner menyatakan ada sembilan bentuk kecerdasan (multiple intelligences). Hal tersebut menjadi salah satu landasan kenapa memberikan pembelajaran yang berorientasi pada karakteristik siswa (kemudian dikenal dengan pembelajaran berdiferensiasi) perlu dilakukan. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi?

Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

sumber: https://www.pexels.com/

Pembelajaran berdiferensiasi (differentiate instruction), dikenal juga sebagai proses belajar yang berorientasi pada siswa. Pandangan dalam pembelajaan ini diterapkan sebagai upaya untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa. Proses mendiferensiasikan pembelajaran disesuaikan kebutuhan siswa berdasarkan gaya belajar, minat, karakteristik dan potensi yang dimiliki anak.

Dalam pembelajaran diferensiasi, guru perlu menyadari dan memfasilitasi kebutuhan belajar siswanya. Namun perlu diperhatikan juga, pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti memberikan perlakuan yang berbeda untuk setiap siswa atau membedakan antara siswa yang pintar dengan yang kurang pintar. Di sini, guru membimbing siswa untuk belajar sesuai dengan karakteristik masing-masing (misalnya minat, gaya belajar, atau kesiapan belajar).

Ciri-Ciri dan Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi

Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi bisa jadi bukanlah hal yang mudah. Guru perlu memikirkan cara dan mempertimbangkan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang harus dilakukan. Sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memahami ciri-ciri dan prinsip proses belajar ini.

Ada beberapa ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi, yaitu lingkungan belajar yang mampu mengundang siswa ingin belajar, menggunakan kurikulum dengan tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, penilaian berkelanjutan, guru merespons kebutuhan belajar siswa, dan manajemen kelas yang efektif.

Tak hanya memerhatikan ciri-ciri dari proses pembelajaran berdiferensiasi, ada pula prinsip yang menjadi acuan dasar untuk menerapkannya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru mengajar siswa sesuai dengan tingkat kesiapan materi yang sanggup untuk diterimanya, mempertimbangkan minat, dan juga gaya belajarnya. Guna mendukung pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi guru dapat memodifikasi isi pelajaran, proses pembelajaran, hasil dari pembelajaran yang dilakukan, dan menyesuaikan lingkungan belajarnya.

Contoh Model Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu model pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan siswa.

Cara dan Contoh Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas

sumber: https://www.pexels.com/

Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memikirkan dan merencanakan strategi yang diperlukan. Strategi merupakan perencanaan yang disusun untuk mengintegrasikan tujuan dan sasaran tertentu agar dapat tercapai. Strategi dalam pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa dengan tepat.

Strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dapat dilakukan guru ada tiga macam, yaitu konten, strategi, dan produk.

1. Konten

Strategi pembelajaran berdiferensiasi konten mempertimbangkan hasil pemetaan belajar. Guru membedakan proses pembagian dan format penyampaian konten pembelajaran yang meliputi, materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu diajarkan pada siswa sesuai kurikulum.  

2. Proses

Strategi pembelajaran berdiferensiasi proses berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan strategi ini, guru membedakan proses belajar yang dilalui peserta didiknya. Hal itu memungkinkan siswa memahami materi dan melatih diri agar mencapai keterampilan yang diharapkan. Guru juga menentukan apakah pembelajaran yang dilakukan secara kelompok atau mandiri.

Beberapa cara ini dapat dilakukan guru untuk melaksanakan strategi pembelajaran berdiferensiasi proses, yaitu

  • menerapkan kegiatan belajar berjenjang;
  • menggunakan pertanyaan pemandu, pemantik atau memberikan tantangan yang dapat diselesaikan siswa di sudut-sudut minat;
  • menyusun agenda individual bagi peserta didik, seperti daftar tugas, memvariasikan lamanya waktu belajar, dan lainnya; serta
  • mengembangkan kegiatan bervariasi.

3. Produk

Strategi pembelajaran berdiferensiasi produk mengacu pada kemampuan guru untuk memodifikasi suatu produk untuk membantu siswa belajar. Produk bisa meliputi hasil pekerjaan, presentasi, praktik, atau unjuk kerja yang ditunjukkan siswa pada guru. Produk harus mencerminkan pemahaman siswa berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Produk yang diberikan meliputi dua hal, yaitu memberikan tantangan dan keragaman variasi, dan adanya pilihan bagi peserta didik untuk dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Tidak hanya strategi pembelajaran yang dilakukan dari segi konten, proses, dan produk. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan guru di kelas ketika melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.

  1. Melakukan Pemetaan Kebutuhan Belajar

Pemetaan ini harus memperhatikan tiga aspek yang meliputi: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa (dapat diperoleh dengan melakukan survei melalui angket, wawancara, tes tertulis, observasi, dll).

2. Merencanakan Pembelajaran Berdiferensiasi

Setelah melakukan pemetaan kebutuhan belajar, guru bisa menentukan perencanaan pembelajar berdasarkan hasil yang telah diperoleh (menyusun berbagai pilihan pembelajaran baik dari strategi, materi, atau cara belajar).

3. Mengevaluasi dan Merefleksi Kembali Pembelajaran yang Telah Dilaksanakan.

Contoh dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas ialah memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplor isi kurikulum dengan cara yang masuk akal. Guru mengawali pembelajaran berdiferensiasi dari melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kompetensi, minat, gaya belajar, karakteristik, dan potensi siswanya. Setelah mendapatkan hasil asesmen, guru melakukan pemetaan baik dari segi konten, proses, dan produk yang sekiranya sesuai dengan siswa.

Guna mendukung strategi pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menyusun program pembelajaran individual (PPI) jika diperlukan. Program pembelajaran individual dibutuhkan sebagai upaya mengolah hasil asesmen terhadap kemampuan siswa yang dirumuskan dan disusun untuk mendukung proses pembelajaran.

Cara Mudah Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi memberikan fleksibilitas pada siswa untuk menjalankan proses belajar yang sesuai dengan kesiapan dirinya, minat dan profil belajarnya

Setelah menyusun rancangan pembelajaran atau program pembelajaran individual, guru mempersiapkan materi dan perangkat ajar yang dibutuhkan. Sebagai contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memberikan materi lebih sederhana atau membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Guru juga dapat menggunakan cara mengajar yang menyenangkan dan variatif untuk kelompok belajar yang berbeda.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, guru tidak hanya melaksanakan evaluasi di akhir, tetapi juga perlu mempertimbangkan tindak lanjut berikutnya. Pembelajaran berdiferensiasi menjadi pilihan konsep mengajar yang ideal di kelas dan sesuai dengan teori belajar konstruktivisme juga Kurikulum Merdeka. Tentunya konsep belajar ini menantang bagi guru agar lebih kreatif. Guru harus menjadi fasilitator andal yang siap memberikan fleksibilitas dalam mengajar anak didiknya.

Insani Miftahul Janah

Trying. Learning. Then Doing.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.