Strategi Melaksanakan Pembelajaran Diferensiasi di Kelas
Pada tahun ajaran 2022 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), menetapkan kurikulum baru sebagai acuan proses pembelajaran di Indonesia. Kurikulum baru tersebut bernama Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini sebelumnya dikenalkan sebagai konsep merdeka pada tahun 2020 lalu.
Dulu, hanya sekolah-sekolah yang tergabung di sekolah penggerak saja yang menerapkan kurikulum ini. Namun, tahun ini kurikulum merdeka wajib diterapkan di semua sekolah yang ada di seluruh Indonesia, meski secara bertahap.
Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan belajar bagi setiap siswa untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Kurikulum ini fokus pada materi esensial, penguatan karakter sesuai profil Pelajar Pancasila, dan meningkatkan kompetensi siswa.
Penerapan Kurikulum Merdeka ini akan mudah jika menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi banyak dipilih guru saat proses pembelajaran di kelas.
Apa itu pembelajaran berdiferensiasi? Mengapa pembelajaran berdiferensiasi dianggap sejalan dengan Kurikulum Merdeka? Bagaimana strategi melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas? Semua akan dibahas dalam artikel berikut.
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang bisa mengakomodiasi kebutuhan belajar setiap siswa. Guru memfasilitasi siswa sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Mereka tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Saat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang akan dilakukan selama proses pembelajaran. Pasalnya, pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan yang berbeda untuk setiap siswa.
Dalam Road to Guru Penggerak (2021) didefiniskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dan bertujuan untuk membantu siswa sukses dalam belajar.
Pembelajaran berdiferensiasi ini memungkinkan setiap siswa untuk memilih apa yang ingin dipelajari, cara belajar, hingga produk belajar apa yang akan dihasilkan. Tentu saja keputusan-keputusan ini diberi batasan. Kurikulum menjadi batasan bagi setiap pilihan siswa ini. Tugas guru adalah bisa mengakomodasi setiap pilihan siswa sesuai dengan acuan kurikulum yang berlaku.
Pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki 4 prinsip utama sebagai berikut.
1. Lingkungan Belajar yang Mendukung
Lingkungan belajar yang mendukung bukan dari segi fisik saja, seperti susunan meja atau fasilitas-fasilitas yang ada di kelas. Namun, juga termasuk sisi psikologis. Sisi tersebut adalah cara guru menciptakan kedekatan kepada siswa-siswanya saat proses pembelajaran.
Guru tak hanya harus mampu mengajar materi pelajaran dengan baik. Akan tetapi, guru juga harus mampu mendorong dan memotivasi siswanya untuk bisa sukses belajar.
2. Kurikulum Berkualitas
Kurikulum berkualitas tidak hanya fokus kepada hal-hal apa saja yang harus diajarkan. Namun, juga memperhatikan apa keinginan dan kebutuhan belajar siswa. Kurikulum berkualitas ini setidaknya mencakup tiga hal penting. Pertama, yaitu apa yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan siswa. Kedua, menghasilkan pemahaman siswa tentang pentingnya manfaat dari materi yang dipelajari. Ketiga, yaitu melibatkan siswa dalam proses belajar.
3. Penilaian yang Menunjukkan Proses Belajar
Agar bisa mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran, guru perlu tahu sejauh mana pemahaman siswa sebelum memulai pembelajaran dan sejauh mana siswa bisa menerima proses pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berdiferensiasi biasanya guru melakukan pre-test dan post-test setiap melakukan pembelajaran.
4. Instruksi yang Menjawab Kebutuhan Belajar Siswa
Instruksi pembelajaran berdiferensiasi harus mampu menjawab kebutuhan belajar siswa. Instruksi di sini fokus pada cara guru mengajar dan cara siswa menerima pelajaran.
Instruksi yang diberikan pada akhirnya mampu memastikan bahwa setiap siswa memiliki pengalaman belajar yang terbaik, sebagai cara untuk memaksimalkan peningkatan kompetensi siswa.
Keunggulan Pembelajaran Berdiferensasi
Mengapa perlu melakukan pembeajaran berdiferensiasi ini? Apa saja keunggulan pembelajaran berdiferensiasi ini? Berikut beberapa keunggulan pembelajaran berdiferensiasi.
1. Sesuai dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Pembelajaran berdiferensiasi ini sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan itu adalah sistem “among”. Artinya, guru harus dapat menuntun siswa untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Siswa bisa berkembang sesuai minat dan bakatnya masing-masing.
2. Sesuai Nilai dan Peran Guru Penggerak
Pembelajaran berdiferensiasi ini sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak, yaitu guru mampu membuat pembelajaran yang berpihak pada siswa. Pembelajaran ini bisa memberikan kebebasan terhadap pemikiran dan perkembangan potensi siswa. Hal tersebut adalah tujuan utama pembelajaran berdiferensiasi.
3. Sesuai dengan Kurikulum Merdeka
Pembelajaran berdiferensiasi ini sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing, sebagaimana apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran berdiferensiasi.
4. Sesuai dengan Tujuan Sistem Pendidikan Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan semua potensi diri setiap siswa untuk bisa mencapai kesejahteraannya. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa berkembang sesuai potensinya masing-masing.
Strategi Melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas
Agar bisa melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru. Beberapa hal tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
1.Melakukan pemetaan kebutuhan belajar setiap siswanya yang berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar siswa (hal ini bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survei menggunakan angket, dan lain sebagainya).
2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan yang sudah dilakukan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3. Melakukan evaluasi dan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung.
Ada tiga strategi dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas.
1. Direfensiasi Konten
Konten adalah apa yang diajarkan guru kepada siswa. Konten ini bisa dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, dan profil belajar siswa maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyiapkan bahan dan alat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
2. Diferensiasi Proses
Proses ini berkaitan dengan cara siswa memahami apa yang dipelajari. Diferensiasi proses bisa dilakukan dengan cara berikut.
a. Menggunakan kegiatan berjenjang.
b. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat.
c. Membuat agenda individual untuk siswa, mulai dari daftar tugas hingga memvariasikan lama waktu yang siswa dapat ambil untuk menyelesaikan tugas.
d. Mengembangkan kegiatan bervariasi.
3. Diferensiasi Produk
Produk adalah hasil pembelajaran yang harus ditunjukkan siswa kepada guru.
Produk yang diberikan meliputi 2 hal, yaitu
- memberikan tantangan dan keragaman; dan
- memberikan siswa pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi proses pembelajaran yang ada di sekolah. Setiap siswa memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda, tidak semua siswa bisa diberi perlakuan yang sama. Oleh karena itu, sangat penting untuk bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini.
Demikian artikel tentang strategi melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam menetukan strategi melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.