Rancangan Pembelajaran untuk ABK
Anak berkebutuhan khusus yang memiliki potensi harus digali dan dioptimalkan potensinya. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan potensi siswa berkebutuhan khusus ini.
Selain potensi yang dimiliki siswa berkebutuhan khusus, rancangan pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus juga berbeda. Sekolah inklusif yang sudah menerima anak berkebutuhan khusus harus memiliki rancangan pembelajaran khusus untuk anak berkebutuhan khusus.
Kenapa demikian? Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khusus dalam menghadapi tantangan dalam prosesnya. Dengan begitu anak berkebutuhan khusus akan mudah menerima penjelasan dan pembelajaran dari guru.
Dalam proses pembuatan rancangan pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus ini ada beberapa langkah. Sebelum mengetahui tentang rancangan pembelajaran anak ABK, ada beberapa pertanyaan yang harus diperhatikan terlebih dahulu.
1. Apakah guru sudah paham tentang pendidikan inklusif?
Sebelum membuat rancangan pembelajaran ABK, apakah guru sudah memahami tentang pendidikan inklusif? Seperti apa saja yang harus guru perhatikan dalam pendidikan inklusif. Karena pendidikan inklusif ini berbeda dengan pendidikan pada umumnya.
2. Bagaimana sikap guru terhadap pendidikan inklusif?
Sikap guru terhadap pendidikan inklusif ini juga penting. Karena hal ini akan menentukan apakah pendidikan inklusif ini akan terlaksana. Karena dalam membuat sebuah rancangan pembelajaran ABK, dibutuhkan sikap yang lebih legowo dan mampu memahami apa itu pendidikan inklusif. Selain itu penting juga bisa memahami ABK.
3. Bagaimana guru menerima konsep pendidikan inklusif?
Apakah guru menerima konsep pendidikan inklusif? Seperti anak berkebutuhan khusus dan anak reguler belajar dalam satu kelas yang sama. Selain itu juga adanya sedikit perbedaan kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus. Adanya penyesuaian pendidikan inklusif, dan masih banyak lagi.
Dari 3 pertanyaan di atas, ini harus dijawab oleh guru. Setelah itu, barulah bisa membuat sebuah rancangan pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK). Sebenarnya apa itu rancangan pembelajaran? Mengapa rancangan pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK) dan siswa umum berbeda? Yuk, simak di bawah ini.
Apa Itu Rancangan Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Rancangan pembelajaran biasanya juga disebut dengan desain pembelajaran atau rancangan instruksional. Desain pembelajaran atau rancangan pembelajaran adalah sebuah rancangan menyeluruh tentang pembelajaran, yang berisi tentang rangkaian prosedur yang dibuat sesuai dengan sistem.
Mulai dari sistem pembelajaran yang akan dipilih, langkah apa yang akan digunakan, teknik pembelajaran apa yang akan digunakan di dalam kelas, selain itu semua kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi.
Sedangkan rancangan pembelajaran anak berkebutuhan khusus ini adalah sebuah desain atau rancangan pembelajaran yang mampu mengakomodasi semua siswa tanpa memedulikan perbedaan. Dalam prinsip pendidikan inklusif yang tidak membedakan siswa berdasarkan latar belakang ekonomi, keluarga, sosial budaya, dan dari segi fisik atau pun anak berkebutuhan khusus.
Karena dalam konsep pendidikan inklusif ada beberapa konsep yang mengedepankan anak, seperti di bawah ini.
- Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
- Semua anak berhak bisa belajar.
- Semua anak berhak mendapatkan dukungan pembelajaran.
- Pembelajaran harus berpusat pada anak dan harus menguntungkan untuk anak, baik dari segi materi dan manfaat lainnya.
Selain konsep di atas, dalam pendidikan inklusif juga mengedepankan konsep tidak memandang perbedaan. Menjadikan perbedaan sebagai ajang toleransi antara anak berkebutuhan khusus dan siswa umum. Dengan begitu siswa akan belajar artinya perbedaan tanpa harus mendiskriminasi.
Rancangan atau desain pembelajaran itu sebuah rencana pembelajaran mulai dari desain, analisis, pelaksanaan dan evaluasi. Nah, sebuah desain ini membutuhkan aspek pendukung agar pendidikan inklusif ini berlangsung seusai dengan desain atau rancangan awal.
Ada beberapa tahapan dalam melaksanakan pendidikan inklusif seperti di bawah ini :
1. Mulai dari Penerimaan Siswa Baru
Pada saat penerimaan peserta didik baru ini, guru mulai melihat apakah anak berkebutuhan khusus ini bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Apakah anak berkebutuhan khusus ini memiliki potensi yang dapat digali? Hal itu sangat penting dilihat saat penerimaan siswa baru berlangsung.
2. Adanya Identifikasi Siswa dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
Identifikasi dan memberikan asesmen pada anak berkebutuhan khusus ini juga sangat penting. Mengapa demikian? Asesmen ini diberikan pada anak untuk menentukan kebutuhan belajar seorang siswa. Selain itu asesmen ini juga dijadikan sebuah penilaian yang akan mempengaruhi kurikulum yang akan digunakan, yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang ada.
3. Membuat Sebuah Program Pembelajaran yang Didukung Orangtua, Masyarakat dan Pemerintah
Guru harus merancang sebuah program pembelajaran yang didukung orangtua, masyarakat dan pemerintah. Sebuah program dengan konsep klasikal maupun individual.
4. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran ini dilaksanakan dengan beberapa komponen yang sesuai dengan pendidikan inklusif, seperti metode pembelajaran, materi pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kurikulum, media pembelajaran yang mampu mengakomodasi semua siswa reguler maupun anak berkebutuhan khusus (ABK), dan adanya evaluasi hasil pembelajaran dengan konsep pendidikan inklusif.
5. Evaluasi dari Pelaksanaan Pendidikan Inklusif
Dalam pelaksanaan pendidikan inklusif, adanya evaluasi ini sangatlah penting. Karena dengan adanya evaluasi bisa memperbaiki konsep dan implementasi pendidikan inklusif di tahun berikutnya.
Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Rancangan Pembelajaran ABK
Dalam membuat rancangan pembelajaran ABK, harus memperhatikan beberapa aspek seperti:
1. Adanya Pengaturan Lingkungan Fisik yang Mendukung ABK
Lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif sangatlah penting bagi semua anak, termasuk ABK. Pengaturan lingkungan fisik yang tepat dapat membantu ABK fokus, merasa aman, dan termotivasi untuk belajar. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan lingkungan fisik untuk ABK:
- Aksesibilitas: Pastikan semua area kelas mudah diakses oleh ABK, termasuk kursi roda, alat bantu mobilitas lainnya, dan toilet.
- Pencahayaan: Gunakan pencahayaan yang cukup dan tidak menyilaukan. Hindari cahaya langsung dari jendela atau lampu yang dapat mengganggu konsentrasi ABK.
- Kebisingan: Minimalkan kebisingan di kelas sebisa mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang papan akustik, menggunakan karpet, atau menempatkan kelas di lokasi yang jauh dari sumber kebisingan.
- Suhu: Jaga suhu ruangan agar tetap nyaman. Penting untuk menghindari suhu yang terlalu panas atau suhu yang terlalu dingin.
- Susunan Ruang: Aturlah ruang kelas agar mudah bergerak dan memungkinkan berbagai aktivitas pembelajaran.
- Perlengkapan: Sediakan semua perlengkapan yang dibutuhkan ABK untuk belajar, seperti alat tulis, buku, dan komputer adaptif.
2. Prosedur Pembelajaran
Prosedur pembelajaran bagi ABK perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan:
- Pembelajaran Individual: Berikan perhatian dan dukungan individual kepada setiap ABK. Pelajari gaya belajar dan kebutuhan mereka, dan sesuaikan metode pengajaran Anda dengan gaya belajar mereka.
- Pembelajaran Berkelompok: Libatkan ABK dalam kegiatan belajar kelompok dengan anak-anak lain. Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan belajar dari satu sama lain.
- Pembelajaran Terstruktur: Gunakan struktur dan rutinitas yang jelas dalam pembelajaran. Hal ini dapat membantu ABK merasa lebih aman dan terkontrol.
- Pembelajaran Multisensori: Libatkan berbagai indera dalam pembelajaran, seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan kinestetik. Hal ini dapat membantu ABK belajar dengan lebih efektif.
- Teknologi Bantu: Gunakan teknologi bantu untuk membantu ABK belajar, seperti komputer adaptif, perangkat lunak teks-ke-ucapan, dan alat bantu dengar.
3. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran bagi ABK perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan mereka. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih materi pembelajaran untuk ABK:
- Relevansi: Pastikan materi pembelajaran relevan dengan minat dan pengalaman ABK.
- Kompleksitas: Sesuaikan tingkat kompleksitas materi pembelajaran dengan kemampuan ABK.
- Keterkaitan: Hubungkan materi pembelajaran dengan konsep dan keterampilan lain yang telah dipelajari ABK.
- Konkret: Gunakan contoh dan ilustrasi yang konkret untuk membantu ABK memahami materi pembelajaran.
- Kegiatan: Libatkan ABK dalam berbagai kegiatan belajar yang menarik dan interaktif.
4. Alat Pendukung untuk ABK
Alat bantu dapat membantu ABK belajar dengan lebih efektif dan mandiri. Berikut beberapa contoh alat bantu yang dapat digunakan untuk ABK:
- Komputer adaptif: Komputer dengan perangkat lunak khusus yang dapat membantu ABK belajar membaca, menulis, dan berhitung.
- Perangkat lunak teks-ke-ucapan: Perangkat lunak yang dapat mengubah teks menjadi suara, sehingga ABK dapat membaca teks tanpa harus membacanya secara visual.
- Alat bantu dengar: Alat yang dapat membantu ABK mendengar suara dengan lebih jelas.
- Kursi roda: Alat bantu mobilitas yang memungkinkan ABK untuk bergerak dengan mudah.
- Alat bantu tulis: Alat tulis yang dirancang khusus untuk ABK, seperti pena adaptif dan papan tulis.
Dengan memperhatikan keempat aspek ini dalam membuat rancangan pembelajaran ABK, kita dapat memastikan bahwa semua ABK mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Nah, di atas sudah dijelaskan apa itu rancangan pembelajaran ABK. Mulai dari pengertian, konsep, tahapan, dan aspek yang harus diperhatikan. Semoga bermanfaat!