Percakapan Coaching dengan Alur TIRTA

kurikulum merdeka 14 Sep 2023

Kata coaching mungkin sudah tidak asing di telinga Anda, apalagi sebagai seorang calon guru penggerak. Kata coaching ini sudah sering diucapkan dalam proses menjadi seorang guru penggerak. Coaching sendiri merupakan sebuah kolaborasi komunikasi antara guru dan siswanya dengan upaya membantu siswa mencapai tujuannya.

Dengan kata lain, teknik coaching ini sudah banyak digunakan dalam pendidikan. Teknik coaching dapat membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dan terstruktur dengan baik. Salah satu teknik coaching yang terkenal adalah GROW (Goal, Reality, Options, dan Will). Dalam model coaching ini terdapat yang namanya alur percakapan. Ada beberapa alur percakapan dalam teknik coaching. Akan tetapi, yang paling terkenal adalah alur TIRTA.

Alur percakapan coaching dengan alur TIRTA ini mendorong guru untuk membantu siswa dalam menggapai tujuannya. Selain itu dengan adanya alur TIRTA ini, guru diharapkan dengan mudah menguasai teknik coaching. TIRTA merupakan sebuah kata lain dari air, seorang guru yang membayangkan siswanya adalah air, maka menjadi seorang guru harus bisa menghalangi hambatan-hambatan siswa agar tidak ada yang menyumbat dalam prosesnya menggapai tujuannya.

Apa Itu Alur TIRTA?

Mungkin beberapa dari Anda ada yang baru mendengar teknik Alur TIRTA ini. TIRTA sendiri merupakan singkatan dari Tujuan umum, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggungjawab. Berikut ini merupakan penjelasan dari alur TIRTA.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tahapan awal percakapan coach dan coachee membuat sebuah kesepakatan tentang tujuan pembicaraan yang akan berlangsung, normalnya tujuan ini biasanya akan muncul dari coachee. Tanpa tujuan umum, coach atau coachee akan sulit mengidentifikasi alur percakapan dengan audience. Pasalnya, tujuan umum ini juga ditujukan untuk memberikan batasan agar percakapan tidak semakin melebar.

Apa Perbedaan KKTP dengan KKM
KKTP digunakan untuk mengukur pencapaian siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang telah diajarkan dan metode yang digunakan dalam mengukur KKTP adalah KKM

Dalam tujuan umum, coach bisa memberikan pertanyaan yang dapat meningkatkan potensi coachee.

Contohnya:

A. Apa tujuan dari pertemuan ini?

B. Apa saja rencana yang sudah dibuat coachee untuk pertemuan ini?

C. Apa tujuan dari rencana yang sudah dibuat coachee?

D. Apa saja tujuan akhir yang sudah diperkirakan oleh coachee?

E. Apakah sudah ada perkiraan keberhasilan atau presentase keberhasilan dari rencana ini?

F. Apakah rencana yang dibuat coachee ini sudah benar-benar matang?

Tujuan dari coach memberikan beberapa pertanyaan di atas adalah untuk menanyakan apa tujuan utama yang ingin diraih oleh coachee. Dengan begitu, coach akan tahu harus membantu dan membimbing dengan cara apa.

2. Identifikasi

Identifikasi merupakan sebuah kegiatan di mana coach melakukan sebuah pemetaan situasi yang sedang dibahas, dan dihubungkan dengan beberapa fakta yang ada. Fakta-fakta yang ada ini adalah hasil dari supervisi akademik yang dilakukan oleh supervisor.

Dalam sesi identifikasi, coach bisa memberikan beberapa pertanyaan yang mampu membantu meningkatkan potensi coachee.

Contohnya:

A. Kesempatan apa yang sudah dimiliki saat ini?

B. Dari skala 1—5 di mana pencapaian tujuan Anda?

C. Apa saja kekuatan yang sudah dimiliki untuk mencapai tujuan?

D. Apakah ada beberapa peluang yang bisa diambil saat terjadi masalah?

E. Apa saja hambatan yang mungkin menghalangi Anda dalam meraih tujuan yang sudah Anda rencanakan sebelumnya?

F. Jika ada sebuah hambatan yang menghalangi tujuan Anda, apakah Anda sudah memiliki opsi atau solusi yang dapat digunakan?

G. Jika sebuah solusi yang Anda persiapkan tidak membantu penyelesaian sebuah hambatan atau masalah tersebut, apa yang akan Anda lakukan untuk menyelesaikan hambatan tersebut?

H. Apakah Anda memiliki cadangan dan opsi lain untuk penyelesaian hambatan?

Pada sesi identifikasi ini, coach akan membantu memberikan arahan untuk coachee dalam penyelesaian hambatan yang mungkin menghambat. Dengan penggalian dan pemetaan situasi berdasarkan fakta yang ada.

3. Rencana Aksi

Merupakan pengembangan dari tujuan dan identifikasi, rencana aksi ini berisi tentang pengembangan ide beserta solusi dari berbagai hambatan yang mungkin menghambat keberhasilan tujuan yang sudah dibuat di awal.

Dalam rencana aksi, coach bisa memberikan beberapa pertanyaan untuk membantu coachee, contohnya sebagai berikut.

A. Apa rencana utama dalam mencapai tujuan?

B. Apakah ada skala prioritas dalam pencapaian tujuan?

C. Apa strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan?

D. Jangka waktu yang digunakan dalam pencapaian tujuan ini berapa lama? Apakah jangka pendek atau jangka panjang?

E. Apakah sudah ada gambaran ukuran keberhasilan tujuan yang sudah dibuat?

F. Upaya apa yang Anda lakukan untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya gangguan?

G. Apa saja yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan rencana yang sudah dibuat sebelumnya?

Nah, pada sesi rencana aksi ini coachee akan menimbang-nimbang, melakukan pengembangan ide dengan berbagai cara agar tujuan awal bisa tercapai. Pada tahap ini, coach bertugas membantu pengembangan ide dengan memberikan beberapa pandangan yang membangun. Dengan begitu, audience bisa menangkap materi dengan baik dan siap mengimplementasikan.

4. Tanggung jawab

Merupakan kolaborasi antara coach dan coachee yang membuat sebuah komitmen atas hasil akhir yang akan dicapai, entah berhasil atau pun gagal untuk membuat langkah lanjutan atau pun gebrakan baru.

Beberapa pertanyaan yang bisa diberikan coach pada coachee adalah sebagai berikut.

A. Apa komitmen yang Anda buat untuk rencana aksi?

B. Siapa dan apa yang membuat Anda bertahan dalam menjaga komitmen?

C. Bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah coaching ini?

D. Apakah Anda berani bertanggung jawab atas komitmen yang anda buat?

Pada sesi ini, coach harus bisa meyakinkan coachee terhadap komitmennya. Apa pun resiko yang akan di dapat coachee, coach harus bisa membantu coachee menjaga komitmennya.

Nah, penerapan alur TIRTA ini tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa kendala yang mungkin akan dihadapi oleh coach maupun coachee saat di kelas, misalnya kendala-kendala berikut ini.

A. Tujuan umum yang belum sepenuhnya dipahami oleh coach maupun coachee, hal ini akan mempersulit proses alur percakapan coaching dengan alur TIRTA.

B. Kurang terbukanya coachee juga menjadi hambatan proses coaching. Kapasitas coachee yang tidak begitu pandai berkomunikasi akan sangat membuang waktu.

C. Tujuan umum dan identifikasi yang sudah matang dan siap dilaksanakan. Namun, rencana aksi meleset dari target karena kurangnya pemahaman dan komunikasi antaranggota akan menghambat proses coaching.

D. Jika tanggung jawab yang sudah sebagai komitmen bersama. Namun, masih ada yang menyalahi tanggung jawab tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu hambatan proses coaching.

Tips Bagi Guru Antar Mapel dalam Merumuskan P5 dengan Mudah dan Cepat
Dengan adanya kolaborasi guru antar mata pelajaran dalam P5, siswa menjadi lebih kreatif, inovatif dan mudah untuk dibimbing

Proses coaching membutuhkan kerja sama yang tepat. Dengan percakapan alur TIRTA, proses coaching akan lebih terarah. Namun, harus diperhatikan kembali tentang empat (4) aspek alur TIRTA yang harus diperhatikan. Ini agar proses coaching berjalan dengan lancar.

Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai percakapan coaching dengan Alur TIRTA. Semoga informasi ini bermanfaat.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.