Pentingnya Menghidupkan Tradisi dan Budaya Lokal Melalui Kegiatan Pembelajaran di Sekolah
Setiap bangsa memiliki identitas autentik yang menjadi ciri khas dan menjadi kekayaan sebuah negara. Sayangnya, percepatan teknologi membuat banyak keotentikan sebuah budaya dan tradisi suatu bangsa semakin blur dengan budaya asing.
Anak-anak zaman sekarang sudah sangat mudah mengakses informasi melalui gawai yang mereka punya. Memang akan mudah ketika mereka ingin mengetahui budaya-budaya asli Indonesia, tinggal browsing langsung muncul informasinya. Sayangnya, sisi gelap internet saat ini banyak terletak di media sosial yang dihujani berjuta-juta trend yang diciptakan untuk menjual sebuah produk.
Misalnya dengan adanya beauty standart bahwa cantik itu harus putih, langsing, hidung mancung, rambut lurus dan pipi tirus. Sebetulnya, standar kecantikan yang dibuat oleh media hanyalah untuk memasarkan produknya, padahal sebetulnya cantik itu luas tanpa harus putih, langsing, pipi tirus, dan bentuk standar lainnya. Hal ini membuat remaja perempuan lupa bahwa keotentikan merekalah yang membuat mereka cantik. Begitu juga dengan budaya, sesuatu yang tradisional sering kali dianggap tidak keren sehingga mereka mengenyampingkan budaya bangsa kita.
Sekolah sebagai rumah kedua anak-anak menjadi sangat berperan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya dan tradisi lokal. Mereka menghabiskan waktu sekitar tujuh hingga delapan jam di sekolah tiap hari pastinya bisa sekali untuk disisipkan awareness tentang budaya kita yang beragam.
Lalu, apa pentingnya menghidupkan tradisi dan budaya lokal di kegiatan pembelajaran?
Mempertahankan Identitas Bangsa
Negara kita sangat kaya akan sumber daya alam dan budayanya, bahkan dunia mengakui itu. Banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan tetap menjadi satu kesatuan yakni negara Indonesia. Kerukunan antar masyarakat inilah yang dianggap sangat unik, mengingat ada jutaan perbedaan antarsuku dan agama.
Menjadi Bangsa yang Berkarakter
Pernah dengar jika wisatawan asing mengatakan bahwa warga Indonesia sangat ramah? Iya, itulah salah satu karakter yang melekat dari masyarakat Indonesia di mata dunia. Keramahan kita menimbulkan kesan positif bagi warga asing yang mengunjungi negara kita.
Lalu dari segi budaya lokal, kawasan-kawasan wisata yang masih menjunjung tinggi tradisinya pasti ramai dikunjungi. Misalnya Bali, Toraja, Jogja, Raja Ampat, dan sebagainya. Banyak wisatawan asing datang karena karakter-karakter unik budaya negara kita yang tidak dimiliki atau ditemukan di bangsa lain.
Menghargai Leluhur
Sampai di titik ini, kita menikmati nyamannya hidup tanpa peperangan, bisa tidur di kasur, menikmati malam tanpa takut ada yang mengintai kita, memakan makanan yang kita kehendaki, itu semua tidak lepas dari peran leluhur kita yang memperjuangkan bangsa ini hingga merdeka. Bukan hanya di zaman penjajahan kolonial Belanda hingga penjajahan Jepang, namun dari zaman kerajaan Hindu-Buddha yang masih sangat tradisional, para raja-raja saat itu juga saling beradu untuk memperluas kekuasaan wilayah Indonesia.
Ingatkah Anda dengan Sumpah Palapa yang diucapkan Gajah Mada? “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa” yang memiliki makna “Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Sumpah yang diucapkan oleh Mahapatih Kerajaan Majapahit ini membuktikan jika sejak dahulu bangsa kita memiliki leluhur yang berkarakter pantang menyerah, kuat, dan pantang melanggar janji. Dengan kita tetap melestarikan budaya dan tradisi, artinya kita menghargai leluhur kita.
Sebagai Bentuk Kekayaan Bangsa
Pasti kita setuju ketika budaya dan tradisi kita memiliki nilai ekonomis yang mampu mengangkat ekonomi bangsa. Banyak turis asing mendatangi Indonesia karena ingin membeli pengalaman dengan berlibur, berbaur dengan masyarakat lokal dan mempelajari keunikan budaya bangsa kita. Maka dari itu, dengan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal bagi warga asli, artinya kita juga berjuang untuk meningkatkan kualitas ekonomi Indonesia.
Misalkan saja, terdapat 50 turis asing yang berkunjung ke Desa Sasak, Lombok untuk berwisata budaya, maka ada kesempatan juga UMKM setempat menjajakan hasil karya mereka yakni kain tenun beserta aksesorisnya. Selain membantu UMKM setempat, perihal ini juga meningkatkan kualitas pembangunan sarana transportasi seperti bandara, pelabuhan, dan penambahan armada transportasi lainnya.
Tips Menghidupkan Tradisi dan Budaya Lokal dalam KBM
Lalu bagaimana cara menyisipkan budaya lokal dan tradisi dalam kegiatan belajar di sekolah? Mari kita breakdown melalui pon-poin berikut ini!
a. Menambah Jam Pelajaran Seni Budaya
Biasanya pelajaran seni budaya di sekolah tidak diberikan peluang yang banyak seperti pelajaran eksak. Maka dari itu sekolah bisa menambahkan jam pelajaran seni budaya sedikit lebih banyak dibanding sebelumnya.
b. Ekstrakulikuler Seni
Mungkin sudah banyak ekskul tari, drum-band, karawitan, dan semacamnya. Tetapi dengan menambah variasi ekskul di bidang kesenian lainnya juga akan membuat para siswa akan lebih aware dan mengenali budaya Indonesia. Ekskul seni yang jarang atau bahkan belum pernah dicetuskan adalah ekskul yang berkaitan dengan Antropologi dan Arkeologi. Memang usia sekolah dasar dan menengah belum bisa dijejali pengetahuan yang begitu dalam, tetapi dengan belajar sejarah melalui situs-situs yang ada di sekitar akan memberikan mereka gambaran yang luas mengenai bangsa kita.
c. Tugas yang Relevan
Guru dapat memberikan tugas dari mata pelajaran apapun yang dapat dikaitan dengan budaya lokal. Misalnya di pelajaran bahasa Inggris, guru dapat memberikan tugas untuk telling story tentang budaya setempat atau mengenai cerita rakyat. Contoh lainnya di pelajaran Biologi, guru dapat mengajarkan membuat tape yang merupakan makanan fermentasi asli Indonesia. Jangan lupa untuk menyisipkan asal usul yang membuat peserta didik mengenali bagaimana tape ini tercetus.
d. Sarana Prasarana Sekolah yang Ramah dengan Tradisi
Untuk mengenalkan budaya Indonesia selain dari mata pelajaran sejarah, guru dapat menjadikan sarana dan prasana sekolah sebagai media penyisipan nilai-nilai budaya lokal. Sebagai contoh, peserta didik dapat menggunakan tembok yang digambar dengan jenis-jenis batik Indonesia, menempel gambar tentang jenis-jenis pakaian adat Indonesia, menyetel musik tradisonal sebelum pembelajaran dimulai, dan menjadikan hari tertentu sebagai hari bahasa daerah.
e. Mengenakan Pakaian Adat
Di Indonesia sudah tersebar beberapa sekolah yang mengenakan baju tradisional untuk hari tertentu di sekolah. Hal ini terjadi salah satunya di Bali, banyak sekolah yang mewajibkan siswanya mengenakan pakaian adat alias kebaya lokal bagi siswa perempuan dan udeng serta sarung Bali bagi siswa laki-laki. Di beberapa daerah di Jawa juga ada yang sudah mengenakan kebaya untuk meningkatkan awareness tentang budaya aslinya. Di Kalimantan Selatan batik semua sekolahan mengenakan Batik Sasirangan khas Banjar. Apabila ini terus disebarluaskan ke penjuru negeri, maka dapat dipastikan para muda-mudi memiliki kesadaran berbudaya.
Bagaimana menurut Anda? Tertarik menerapkan nilai budaya di sekolah?