Pentingnya Memahami Jenis-Jenis Kecerdasan Peserta Didik bagi Guru
Tahun ajaran baru 2022, Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan kurikulum baru sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Kurikulum baru itu bernama Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka ini dianggap bisa menjadi solusi atas kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia selama pandemic COVID-19. Kurikulum ini dianggap bisa membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka ini memiliki tiga konsep utama. Pertama, pembelajaran dilakukan dengan cara berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek ini bertujuan untuk mengembangkan soft skill denga karakter Profil Pelajar Pancasila. Kedua, berfokus pada meteri yang penting dan esensial (numerasi dan literasi). Ini membuat peserta didik bisa lebih mendalam memperlajari materi dan memiliki cukup waktu untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Ketiga, memiliki fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang diferensiasi sesuai kemampuan anak dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Kurikulum Merdeka ini memiliki kegiatan intrakurikuler yang beragam, disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing. Oleh karena itu, pada Kurikulum Merdeka ini, guru dituntut untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Harapannya, guru bisa lebih mudah memfasiltasi setiap kebutuhan belajar peserta didiknya. Dengan demikian, proses pembelajaran berlangsung secara optimal.
Artikel ini selanjutnya akan membahas tentang apa saja jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik dan mengapa guru penting memahami jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
Jenis-Jenis Kecerdasan
Jenis-jenis kecerdasan ini dikenal dengan nama kecerdasan majemuk yang dikemukanan oleh Howard Gadner. Pada tahun 1983 Howard Gadner, seorang profesor dan psikolog yang berasal dari Universitas Harvard, menulis sebuah buku yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Dalam buku tersebut, Gadner menyebutkan bahwa manusia memiliki 8 jenis kecerdasan, beberapa tahun terakhir ditambahkan satu kecerdasan lagi. Hingga kini, dikenal ada 9 jenis kecerdasan dalam teori kecerdasan majemuk ini. Berikut adalah jenis-jenis kecerdasan menurut Howard Gadner.
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kecerdasan meliputi kemampuan berbahasa. Kecerdasan itu mulai dari kegiatan berbicara, membaca, menulis, memahami urutan dan makna kata-kata, hingga menggunakan Bahasa dengan baik dan benar.
Anak yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik ini memiliki kemampuan yang baik dalam bidang bahasa, mampu mengingat informasi secara verbal dan tertulis, senang membaca dan menulis, jago berdebat dan berpidato, juga seorang presenter yang baik.
2. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis ini berhubungan dengan kemampuan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna.
Anak dengan kecerdasan logis-matematis ini akan suka dengan pelajaran matematika dan logika.
3. Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan spasial-visual ini berhubungan erat dengan imajinasi, dan senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur. Anak yang memiliki kecerdasan spasial-visual ini sangat senang menggambar, melukis, mewarnai, bermain puzzle, ataupun playdough.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani
Kecerdasan kinestetik-jasmani ini berhubungan dengan kemampuan koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani ini senang melakukan aktivitas fisik. Mereka senang menari dan berolahraga.
5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal ini berhubungan dengan kemampuan memainkan alat musik dan mendengarkan lagu. Anak-anak dengan kecerdasan musikal ini sangat mahir dalam memahami dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal ini adalah kecerdasan dalam introspeksi diri. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal ini akan mudah memahami dirinya sendiri, tahu kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, serta bisa memotivasi dirinya.
Anak dengan kecerdasan intrapersonal ini akan tumbuh menjadi anak yang bijaksana. Dia juga pandai mengendalikan diri dan mengambil keputusan.
7. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal ini mudah berinteraksi dan bergaul dengan orang lain. Dia akan mudah bekerja sama dengan orang lain, memiliki empati sosial yang tinggi dan bisa memediasi konflik.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis ini berhubungan dengan kemampuan memahami alam. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis akan mampu mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksitensial ini adalah jenis kecerdasan yang baru-baru ini ditambahkan oleh Gadner. Kecerdasan eksistensial ini berhubungan dengan kemampuan dalam mengajukan dan mencari jawaban pertanyaan mendalam tentang eksistensi manusia, seperti "Apa arti hidup?", "Mengapa kita mati?”, atau "Apa peran kita di dunia?".
Kecerdasan eksistensial lebih mengarah ke bidang filsafat. Kecerdasan eskistensial ini dianggap berkaitan dengan tipe kecerdasan spiritual.
Pentingnya Memahami Jenis-Jenis Kecerdasan Peserta Didik
Meskipun teori kecerdasan majemuk ini sudah ada sejak tahun 1983, kecerdasan majemuk baru menjadi perhatian dan perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir ini. Apalagi sejak Kemdikbud mengeluarkan kebijakan merdeka belajar, semakin banyak orang yang memahami pentinngnya pehamanan tentang kecerdasan majemuk. Terutama bagi guru. Sangat penting bagi guru untuk memahami jenis-jenis kecerdasan majemuk peserta didiknya. Mengapa?
Pertama, dengan memahami jenis-jenis kecerdasan majemuk peserta didiknya, guru akan yakin bahwa setiap anak itu cerdas. Guru tak akan lagi putus asa saat melihat pencapaian peserta didiknya. Mereka memiliki kecerdasannya masing-masing. Misalnya, anak dengan kecerdasan logis-matematis akan jago mengerjakan soal-soal matematika. Sebaliknya, anak dengan kecerdasan spasial-visual akan mahir menciptakan beragam karya seni.
Kedua, guru bisa memberikan stimulasi belajar yang sesuai untuk setiap peserta didiknya. Misalnya, jika ada peserta didik yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik, akan diarahkan untuk mengikuti kelas bahasa dan perlobaan debat ataupun pidato. Sementara itu, peserta didik yang memiliki kecerdasan kinsettetik-jasmani, akan diarahkan untuk aktif dalam bidang olahraga. Ia bisa diarahkan untuk menjadi atlet ataupun mengikuti berbagai kejuaraan olahraga.
Ketiga, mewujudkan esensi program merdeka belajar. Jika guru bisa memahami jenis-jenis kecerdasan peserta didiknya, maka guru akan lebih mudah mengaplikasikan program merdeka belajar di kelas. Guru bisa memberikan kesempatan kepada setiap peserta didiknya untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing.
Keempat, dengan memahami jenis-jenis kecerdasan peserta didik, guru bisa memahami bahwa setiap anak itu unik. Tidak ada anak yang sama. Semuanya memiliki keunikannya masing-masing.
Kelima, saat guru telah memahami jenis-jenis kecerdasan peserta didik, guru bisa mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Mengapa? Penyebabnya, tak ada lagi paksaan penyeragaman dalam pembelajaran. Setiap anak merdeka belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Setiap anak boleh mencapai pencapaian yang sesuai dengan kemampuannya. Ini akan membuat anak belajar dengan lebih menyenangkan. Anak juga lebih mudah belajar sehingga kegiatan belajar jadi lebih bermakna.
Demikian artikel tentang pentingnya memahami jenis-jenis kecerdasan peserta didik bagi guru. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam memahami jenis-jenis kecerdasan peserta didik.