Pendekatan Coaching untuk Pengembangan Diri, Guru dan Rekan Sejawat
Pendidikan saat ini mengalami banyak perubahan secara signifikan, maka dari itu calon guru penggerak harus siap menghadapi setiap tantangan yang ada. Pendekatan coaching dibuat untuk membantu guru dalam menghadapi tantangan perubahan di dunia pendidikan. Coaching berarti proses kolaborasi yang fokus pada solusi, orientasi pada hasil upaya dalam pengembangan diri, pertumbuhan pribadi guru maupun siswa.
Metode coaching ini sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi, karena siswa akan dibebaskan dalam memenuhi kebutuhan belajarnya. Sebagai seorang pendidik yang harus bisa mendampingi dan menuntun siswa ke arah kebaikannya di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. Metode coaching ini sangat cocok untuk digunakan.
Sedangkan, dalam pendidikan coaching ini berarti sebuah komunikasi pembelajaran antara siswa dalam upaya pengembangan diri gitu, yang dilakukan secara kolaboratif untuk membantu siswa mencapai tujuan hidupnya. Tidak hanya itu, metode coaching ini juga bisa digunakan untuk guru dan rekan sejawatnya. Dalam hal ini coaching berarti sebuah komunikasi pembelajaran menggunakan paradigma berpikir among, di mana guru coachee dengan guru yang menjadi coach dianggap sebagai mitra yang memiliki kedudukan yang sama. Tidak ada guru yang lebih pandai dan sebaliknya.
Tujuan dan Prinsip Coaching
Tujuan metode coaching untuk rekan sejawat adalah untuk mengembangkan kompetensi guru dengan paradigma berpikir yang fokus pada coachee atau rekan sejawat yang dikembangkan. Dengan sikap terbuka dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki kesadaran diri yang kuat dan mampu melihat peluang baru.
Selain memiliki tujuan yang jelas, metode coaching ini juga memiliki beberapa prinsip utama, ada pun 3 prinsip coaching di bawah ini :
- Prinsip kemitraan
- Proses kreatif
- Memaksimalkan potensi
Dalam proses pendekatan coaching ada beberapa hal yang harus dipahami coach, tentang kompetensi yang dimiliki coachee. Seperti di bawah ini :
- Kompetensi dan kehadiran penuh (presence)
- Mendengarkan aktif dan harus bebas dari asumsi
- Coach harus melabeli dan mengasosiasi coachee
- Mengajukan pertanyaan yang berbobot pada coachee
Dalam pelaksanaan paradigma berpikir, metode coaching ini sangat diperlukan dalam pelaksanaan supervisi akademik. Supervisi akademik adalah sebuah kegiatan untuk memastikan pembelajaran yang disampaikan oleh gitu, sudah sesuai dengan peraturan pemerintah dan harus berpihak sepenuhnya pada murid. Selain itu supervisi akademik juga harus menunjang perkembangan diri guru.
Dalam supervisi akademik ini memiliki istilah supervisor yakni kepala sekolah, guru senior dan rekan sejawat. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam membangun percakapan yang memberdayakan. Dalam upaya peningkatan kompetensi guru, ada 4 jenis percakapan yang bisa diterapkan oleh supervisor, seperti di bawah ini :
Percakapan Perencanaan
Percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee sebelum coachee memulai sebuah kegiatan pembelajaran.
Percakapan Pemecahan Masalah
Percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee di saat coachee mendapatkan permasalahan saat melaksanakan pembelajaran atau tugasnya sebagai coachee.
Percakapan untuk Refleksi
Sebuah percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee setelah melakukan aktivitas, coachee yang baru saja melaksanakan tugas dan kegiatannya. Coachee membutuhkan refleksi untuk kembali mengembalikan semangatnya.
Percakapan Kalibrasi
Sebuah percakapan yang dilakukan oleh coach dan coachee dalam melakukan analisis, evaluasi dan penilaian. Dalam hal ini coach akan menerima kritik dan saran dari coachee untuk melakukan penyesuaian ulang.
Acuan Umum untuk Metode Coaching
Selain empat (4) percakapan yang bisa diterapkan oleh supervisor. Supervisor juga memiliki 4 acuan umum percakapan untuk metode coaching agar lebih efektif dan bermakn. Acuan umum tersebut disingkat menjadi TIRTA, dengan uraian sebagai berikut :
- Tujuan Umum
Dalam acuan umum percakapan metode coaching ini tujuan umum berisi tentang kesepakatan antara coach dan coachee dalam menyepakati tujuan yang sudah dibentuk.
- Identifikasi
Pada tahap ini coach harus melakukan pemetaan situasi yang sesuai dengan fakta. Identifikasi ini bisa berupa identifikasi sistem yang sesuai atau pun hasil yang akurat.
- Rencana
Dalam tahap ini coach memberikan pertanyaan yang membangun perkembangan kompetensi coachee. Coach dilarang memberikan pertanyaan yang tidak berbobot, karena dalam tahapan ini coachee harus bisa menggali potensi yang dimiliki.
- Tanggung jawab
Dalam acuan umum ini coachee membuat sebuah komitmen pada coach. Sebuah komitmen untuk siap untuk terus belajar dan berkembang.
Ada beberapa tahapan supervisi akademik yang akan dilaksanakan oleh supervisor. Ada tiga (3) tahapan wajib yakni :
- Pra Observasi
Sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh supervisor dengan percakapan yang membangun sebuah kemitraan.
- Observasi
Sebuah kegiatan penelitian atau pengamatan yang dilakukan supervisor dengan berkeliling dari kelas ke kelas. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai. Selain itu untuk melihat perkembangan siswa dari cara mereka menerima pembelajaran.
- Pasca Observasi
Sebuah kegiatan yang dilakukan oleh supervisor berupa menganalisis data yang sudah didapatkan. Menganalisis hasil yang sudah di dapatkan dari observasi keliling kelas. Pasca observasi ini dilakukan dengan tujuan perbaikan.
Dalam hal ini metode coaching yang tepat untuk digunakan adalah GROW-TS (G= Goal, R= Reality, O= Options, W= Will, T= Terarah, S=Sejawat). GROW-TS merupakan sebuah metode yang melibatkan guru yang memiliki kemampuan unggul atau khusus, untuk membantu rekan sejawatnya dalam menghadapi perubahan dalam pendidikan saat ini. Metode ini digunakan dalam upaya pengembangan kompetensi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam implementasinya GROW-TS ini guru yang menjadi coach akan menggunakan beberapa perangkat sesuai dengan singkatan dari GROW . Seperti di bawah ini :
G= Goal, guru yang menjadi coach akan membantu coachee dalam pemilihan tujuan hingga menemukan titik kejelasannya.
R= Reality, coach akan menjelaskan apa saja realitas yang akan terjadi dalam pemenuhan Goal tersebut.
O= Options, coach akan memberikan beberapa pilihan dalam penyelesaian dan pemenuhan Goal yang ingin dicapai.
W= Will, coach akan membantu membuat rencana untuk pemenuhan Goal yang ingin dicapai.
Nah, dalam pendekatan coaching untuk perkembangan potensi diri, guru dan rekan sejawat. Dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan coaching sangat tepat digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Selain itu metode coaching juga bisa digunakan untuk membantu calon guru penggerak dalam melaksanakan tugasnya menjadi seorang guru, yang menuntun siswanya menuju tujuan dalam kehidupan sehari-hari.