Pelajar Pancasila: Mengembangkan Karakter Bertakwa dan Berakhlak Mulia dalam Pembelajaran

teaching 2 Jun 2021

Lingkungan pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter seorang anak. Dalam kondisi ini, yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga (informal), lingkungan sekolah (formal), dan lingkungan masyarakat (nonformal). Lingkungan pendidikan ini memiliki kontribusi yang besar terhadap karakter, pola berpikir, dan tingkah laku seorang anak. Lantas, bagaimana cara mengembangkan karakter bertakwa dan berakhlak mulia dalam kegiatan pembelajaran?

Saat ini, kurikulum pendidikan cenderung lebih mengoptimalkan pembentukan karakter siswa supaya mampu berkembang dengan baik. Beberapa sekolah di Indonesia juga sudah mulai memberikan pembelajaran terkait pendidikan karakter guna membentuk karakter anak bangsa yang berkompeten.

Pendidikan karakter telah menjadi perbincangan yang menarik oleh para pelaku pendidikan sejak zaman Ki Hajar Dewantara. Namun, untuk penerapannya, pendidikan karakter belum sepenuhnya bisa dilakukan dan diterapkan secara formal pada dunia pendidikan.

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan pembelajaran atau usaha untuk membentuk karakter diri sehingga seseorang mampu memahami, memerhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika dengan baik. Adapun dalam penerapannya pendidikan karakter mencakup aspek afektif, kognitif, dan perilaku dari moralitas.

Apabila karakter seorang siswa baik, maka siswa tersebut juga memiliki pengetahuan, keinginan, dan perbuatan yang baik. Oleh karena itu, dalam mengupayakan pengembangan pendidikan karakter pada kegiatan pembelajaran, sekolah dan guru perlu memerhatikan fasilitas yang akan diberikan nanti dan mampu membantu siswa supaya mereka mampu memahami nilai-nilai karakter, memiliki komitmen yang kuat dalam menerapkan nilai-nilai karakter tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Menurut Lickona (2010), ada 6 kualitas moral yang terdapat dalam aspek kognitif karakter yang harus diketahui, yaitu:

1. Kepedulian dimensi moral dari situasi nyata.

2. Mengetahui nilai moral dan apa yang mereka perlukan dalam kasus-kasus yang konkret.

3. Perspective-taking.

4. Moral reasoning.

5. Thoughtful decision-making.

6. Moral self-knowledge.

Selain itu, T.Ramli (Zainal Aqib & Sujak, 2011), berpendapat bahwa pendidikan memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Adapun tujuan dari pendidikan karakter yaitu untuk membentuk pribadi atau karakter siswa, supaya kelak mereka menjadi pribadi yang baik dan sebagai warga masyarakat dan negara yang baik pula.

Cara Mengembangkan Karakter Bertakwa dan Berakhlak Mulia dalam Pembelajaran

Dikarenakan pendidikan karakter berperan penting dalam menciptakan generasi muda yang berkarakter baik dan berbudi luhur, maka guru sangat perlu mengembangkan pendidikan karakter tersebut ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Bagaimana cara mengembangkan karakter bertakwa dan berakhlak mulia dalam kegiatan pembelajaran?

7 Cara Membiasakan Siswa Agar Memiliki Karakter Pelajar Pancasila
Pelajar pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai Pancasila.

Menurut Lickona (2010), dalam mengembangkan karakter dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut penjelasannya.

1. Guru bertindak sebagai pemberi perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan perhatian, guru juga bertindak sebagai seorang model, mentor, yang mana mereka juga memperlakukan siswa dengan penuh kasih sayang, memberikan contoh yang baik di dalam kelas maupun di luar kelas, selalu mendukung kegiatan dan perilaku positif setiap siswa.

2. Guru menciptakan suatu komunitas moral yang dapat membentuk siswa dalam mengenali karakter setiap orang. Selain itu, kegunaan lain dari komunitas moral yang diciptakan guru yaitu sebagai sarana untuk mengajarkan siswa untuk bisa bersikap hormat dan peduli terhadap sesama, bisa merasakan kebersamaan, dan mampu bertanggung jawab terhadap kelompok dan komitmen yang dimilikinya.

3. Guru bertugas dalam melatih disiplin moral kepada siswa. Dalam penerapannya, guru bisa menggunakan kreasi dan menciptakan beberapa aturan atau tata tertib di dalam kelas atau ketika sedang melangsungkan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya aturan dan tata tertib tersebut, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan dan menumbuhkan kedisiplinan dalam diri siswa, serta menumbuhkan rasa peduli, penalaran moral, dan sikap suka rela untuk menaati aturan yang diberikan guru dan juga memiliki sikap saling menghormati.

4. Guru menciptakan lingkungan dan suasana kelas yang demokratis, serta mengajak sisa untuk mau memberikan keputusan dan pendapat ketika sedang melakukan diskusi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya sikap seperti itu, sikap tanggung jawab siswa menjadi lebih berkembang.

5. Guru mengajarkan nilai-nilai kurikulum kepada siswa. Anda dapat menggunakan ethically rich konten dari kegiatan pembelajaran.

6. Guru dapat menggunakan pembelajaran kooperatif yang mana bertujuan untuk mengembangkan apresiasi siswa selama kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, serta bertujuan dalam meningkatkan kemampuan untuk berkerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam penerapannya, model pembelajaran kooperatif ini bisa diterapkan dalam kegiatan berkelompok di dalam kelas.

7. Guru bertugas dalam mengembangkan apresiasi belajar yang dimiliki siswa, sehingga mereka bisa memiliki semangat dalam belajar dan mau bekerja keras dalam meningkatkan kemampuan akademik yang dimilikinya. Selain itu dengan apresiasi yang dimiliki siswa, mereka juga bisa belajar untuk membuat dan mempertahankan komitmen yang telah dimilikinya.

8. Guru bertugas dalam menguatkan refleksi moral melalui kegiatan membaca, meneliti beberapa karya, menulis esai, melakukan kegiatan diskusi, dan melakukan debat saat kegiatan pembelajaran.

9. Guru mengajarkan penyelesaian konflik kepada siswa, sehingga kemampuan dan keterampilan mereka dalam mengatasi konflik bisa berkembang dengan baik. Dalam hal ini, Anda berperan penting dalam memberikan pelajaran bahwa dalam tidak diperlukan kekerasan dan harus bersikap adil ketika sedang menyelesaikan suatu konflik atau permasalahan. Selain sikap adil dan tanpa melakukan kekerasan, Anda juga harus mengajarkan kepada siswa bahwa mereka harus mampu berpikir kritis dan kreatif dalam mendapatkan solusi.

Dalam kegiatan pembelajaran, bisa dilihat dan dipastikan dengan jelas bahwa tujuan dari kegiatan belajar yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Jika dalam pembelajaran matematika, maka guru akan mengenalkan berbagai macam rumus dan langkah-langkah penyelesaian soal kepada siswa, begitu juga dengan mata pelajaran yang lain.

Memang kenyataanya, kemampuan kognitif berperan penting dalam kegiatan akademik siswa. Namun, seiring berjalannya waktu, pemerintah dan para pelaku pendidikan pun sadar bahwa pendidikan karakter juga berperan penting dalam masa depan setiap siswa, terutama dalam berperilaku. Oleh karena itu, pemerintah beberapa kali melakukan pembenahan kurikulum pendidikan yang menilai kemampuan siswa tidak hanya pada aspek kognitif siswa saja, tetapi juga dapat melihat dan menilai aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (skill) siswa.

5 Tips Menumbuhkan Budaya LIMAS untuk Memperkuat Karakter Siswa
Budaya LIMAS di sekolah untuk memperkuat karakter siswa yaitu gerakan literasi sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, berperilaku baik, dan tata tertib sekolah.

Oleh karena itu, untuk menerapkan dan menanam pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki rancangan kegiatan pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Rancangan yang dimaksud dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.

Pembuatan RPP sangat berguna untuk mengatur jalannya kegiatan belajar di kelas. Rancangan tersebut sudah direncanakan dengan baik dan terstruktur sehingga guru memiliki potensi atau peluang besar dalam mengembangkan karakter bertakwa dan berakhlak mulia dalam kegiatan pembelajaran serta mampu meningkatkan kemampuan akademik siswa.

Selain itu supaya pencapaian atau tujuan yang ingin dicapai guru saat kegiatan pembelajaran tidak lari, maka perlu ditambahkan secara tertulis pembentukan pendidikan karakter pada indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran beserta penilaiannya.

Yuk tonton video youtube kejarcita mengenai Pelajar Pancasila: Mengembangkan Karakter Bertakwa dan Berakhlak Mulia dalam Pembelajaran

Agnes Meilina

content writer - content creator - reviewer books

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.