Model Pembelajaran IPA dengan Teknik Two Stay Two Stray
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu dasar yang ada di setiap jenjang pendidikan dan berperan penting untuk mengembangkan cara berpikir kritis, analitis, dan teliti dari para siswa. Pada tingkat Sekolah Dasar, mata pelajaran IPA sering berorientasi terhadap asepek alam, tumbuhan juga mahluk hidup.
Kendati begitu, IPA atau yang disebut juga Sains memiliki cabang ilmu yang beragam termasuk Biologi (mempelajari mahluk hidup), Fisika (mempelajari gejala, fenomena alam, sifat benda-benda, energi dan perpindahan), Kimia (mempelajari materi dan proses terbuatnya serta perubahan dan sifat reaksi kimia), Geologi (mempelajari bumi dan perubahannya), Astronomi (mempelajari planet, bintang, dan alam semesta), serta Ekologi (mempelajari hubungan makhluk hidup dan lingkungan).
Dalam pembelajaran IPA, melakukan percobaan merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Proses mengamati, menyelidiki, dan pengumpulan bukti dalam percobaan itu disebut metode ilmiah.
Pembelajaran IPA akan memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman dalam melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan dalam metode ilmiah. Pada tingkat dasar, percobaan tersebut dirancang oleh guru. Namun, di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, peserta didik akan melakukan aktivitas tersebut secara mandiri dengan tahapan berupa observasi, menyusun hipotesis, identifikasi variabel, merancang dan melakukan percobaan, menyajikan data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil, lalu melaporkannya.
Agar pembelajaran IPA tidak membosankan, guru harus mampu merancang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan agar siswa secara sukarela berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang berdampak pula terhadap meningkatnya hasil belajar. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran IPA dengan Teknik Two Stay Two Stray.
Rendahnya hasil belajar siswa bisa terjadi karena beberapa faktor seperti merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti materi, kurangnya antusias ketika mengerjakan tugas yang diberikan, tidak memahami konsep materi dan tidak aktif bertanya jika mengalami kesulitan. Masalah tersebut bisa diminimalisasi dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat menstimulasi keaktifan siswa.
Teknik Two Stay Two Stray merupakan pembelajaran kooperatif yang fokus pada konsep belajar yang berorientasi kerja sama dan saling membantu antar-anggota kelompok dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa bisa mengkonstruksi pemahaman mereka terhadap materi pelajaran secara mandiri.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan tujuannya untuk melatih kerja sama dan saling membantu siswa dalam memecahkan masalah serta mendorong mereka agar bertanggung jawab dan berprestasi. Dengan demikian, model tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan sosialisasi siswa dalam pembelajaran IPA sehingga keaktifan dalam proses belajar di dalam kelas bisa berlangsung.
Secara sederhana, sintaks dalam pembelajaran IPA dengan tipe Two Stay Two Stray adalah kerja sama kelompok dan saling mengunjungi antar kelompok lainnya dengan dua orang berperan sebagai tamu dan lainnya sebagai penyambut tamu di dalam kelompok. Dengan menerapkan model pembelajaran ini. siswa dimotivasi agar lebih berani dalam menyampaikan pendapat dan gagasannya serta mampu menghargai pendapat yang berbeda ketika saling bertukar pandangan.
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
- Pembelajaran berfokus pada partisipasi aktif siswa dalam bekerja sama atau kerja kelompok untuk menyelesaikan materi yang dipelajari.
- Setiap kelompok memiliki karakteristik siswa yang berbeda secara akademik maupun suku atau jenis kelamin.
- Orientasi lebih ditujukan pada kelompok dibandingkan individu.
Tahapan Model Pembelajaran Teknik Two Stay Two Stray
1. Tahap Persiapan
Guru mempersiapkan pembelajaran dengan merancang strategi pembelajaran dan sistem penilaian yang akan digunakan. Selain itu guru juga menyiapkan siswa ke dalam beberapa kelompok yang memiliki heterogenitas baik latar belakang maupun prestasinya.
2. Tahap Presentasi
Guru menyampaikan indikator dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran serta menjelaskan materi sesuai rencana yang telah disusun.
3. Kegiatan Kelompok
Guru mempersiapkan siswa ke dalam berbagai kelompok yang beranggotakan 4 orang untuk diberikan lembar tugas dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya. Setiap kelompok mengirim 2 dari 4 anggota untuk bertamu ke kelompok lain dan 2 anggota tinggal di tempat untuk menyampaikan informasi kepada anggota kelompok lainnya. Selanjutnya, masing-masing kembali dan melaporkan temuan kepada anggota kelompok.
4. Formalisasi
Setelah melakukan aktivitas kelompok dan menemukan solusi dalam penyelesaian masalah, siswa mempresentasikan hasil diskusi tersebut secara formal kepada guru dan rekan kelompok lainnya.
5. Evaluasi dan Penghargaan
Untuk menilai pemahaman siswa, guru memberikan pertanyaan atau kuis yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selanjutnya, memeberikan penghargaan kepada kelompok dengan nilai terbaik.
Adapun implementasi Model Pembelajaran IPA dengan Teknik Two Stay Two Stray dapat diterapkan dengan langkah berikut:
- Guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif ketika proses pembelajaran berlangsung dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Membagi siswa menjadi 4 orang dalam setiap kelompok, untuk menyelesaikan tugas yang relevan dengan materi pelajaran IPA yang dipersiapkan guru.
- Siswa saling berinteraksi sesama anggota kelompok untuk menemukan jawaban yang tepat.
- Setelah diskusi selesai, guru meminta dua orang dari setiap kelompok untuk mengunjungi kelompok lainnya.
- Sedangkan dua orang lainnya yang tinggal dalam kelompok bertugas sebagai tamu yang akan membagikan informasi kepada kelompok lain.
- Setelah berkunjung ke kelompok lain, siswa yang berperan sebagai tamu kembali ke kelompoknya dan menginformasikan hasil yang telah diperoleh dari kelompok lain.
- Guru kembali memberi waktu siswa untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya.
- Siswa mempresentasikan hasil tugas di depan kelas untuk ditanggapi kelompok lainnya dan juga menerima penguatan dari guru atas jawaban yang benar.
- Guru bersama siswa menyimpulkan hasil.
- Melakukan evaluasi dengan memberikan kuis atau soal latihan dan memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil memperoleh nilai tertinggi
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Kelebihan Model Two Stay Two Stray
a. Bisa diterapkan untuk semua tingkat.
b. Proses belajar siswa menjadi lebih bermakna.
c. Berorientasi pada keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
d. Mendorong siswa untuk berani mengungkapkan pendapat.
e. Melatih kekompakan tim dan meningkatkan percaya diri siswa.
f. Membantu agar minat dan hasil belajar siswa bisa meningkat.
g. Melatih keterampilan sosial siswa agar mampu bekerja sama, saling berbagi, dan bertanggung jawab.
h. Melatih kemampuan berkomunikasi siswa.
i. Melatih kemampuan bertanya dan mendengarkan siswa dengan baik, yang jarang ditemukan dalam pembelajaran konvensional.
Kelemahan Two Stay Two Stray
a. Memerlukan alokasi waktu yang cukup lama.
b. Kecenderungan siswa untuk tidak mau belajar bersama anggota kelompoknya.
c. Memerlukan persiapan yang cukup banyak bagi guru.
d. Kecenderungan guru yang mengalami kesulitan dalam mengelola kelas.
Kendati demikian, guru bisa meminimalisir kelemahan dalam menerapkan model Two Stay Two Stray misalnya dengan membagi kelompok siswa sebelum pembelajaran dimulai.