Menentukan Jurusan Kuliah Berdasarkan Minat dan Bakat Siswa Melalui Metode Forward Chaining
Memilih jurusan kuliah memang sangat krusial bagi kebanyakan orang. Selain beban belajar yang lebih berat dibanding jenjang pendidikan menengah, juga akan berdampak buruk jika salah memilih. Tak hanya itu, tanggung jawab moral menjadi mahasiswa cukup berat karena memang mahasiswa dikenal sebagai agent of change. Sehingga karakter serta moral harus dijadikan value.
Bakat dan minat merupakan bagian dari kepribadian individu. Ahli psikologi bernama John L. Holland, seorang ahli psikologi yang sama-sama memiliki peran besar setara B.F Skinner menyatakan bahwa pilihan karir merupakan suatu ekspresi atau perluasan kepribadian dalam dunia kerja yang diikuti oleh identifikasi berikutnya dengan stereotipe pekerjaan yang spesifik.
Artinya, memilih jurusan kuliah harus spesifik, berdasar bakat serta minat karena apa yang dilakukan merupakan bagian dari kepribadian. Agar tidak salah jurusan serta peminatan, ada baiknya mengidentifikasi bakat dan minat siswa melalui metode Forward Chaining.
Secara sederhana, metode Forward Chaining didefinisikan sebagai metode pencarian atau penarikan kesimpulan yang berdasarkan pada data atau fakta yang ada menuju kesimpulan (Kurnia Handayani, 2012). Metode ini dimulai dari fakta yang sudah ada, setelah itu dilanjutkan dengan premis-premis untuk menuju pada kesimpulan.
Manfaat Metode Forward Chaining dalam Menentukan Jurusan Kuliah
Metode Forward Chaining memiliki beberapa manfaat dalam menentukan jurusan kuliah, termasuk:
1. Meningkatkan Akurasi
Metode Forward Chaining dapat membantu Anda untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dengan cara memproses informasi yang diberikan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan. Dengan begitu, baik orangtua maupun siswa bisa mendapatkan rekomendasi jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.
2. Meningkatkan Efisiensi
Metode Forward Chaining dapat membantu Anda untuk memproses informasi secara lebih efisien dengan cara mengurangi jumlah proses untuk mencapai kesimpulan. Cara ini dapat membantu siswa untuk menentukan jurusan kuliah.
3. Meningkatkan Kemudahan
Dalam penerapannya, metode Forward Chaining dapat membantu siswa dalam memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Metode ini membantu siswa dalam membuat keputusan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
4. Meningkatkan Kualitas
Metode Forward Chaining dapat membantu Anda untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang relevan dalam proses menentukan jurusan kuliah, seperti kemampuan yang dimiliki siswa, kebiasaan, dan tujuan masa depan mereka. Dengan begitu, siswa akan mendapatkan rekomendasi jurusan yang lebih berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Meningkatkan Kemampuan
Dalam penerapannya, metode Forward Chaining dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan yang mereka miliki. Hal ini dikarenakan siswa memilih jurusan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang mereka miliki, sehingga mereka dapat menjalani pendidikan dengan maksimal dan sepenuh hati.
Lalu bagaimana langkah realistis untuk mengetahui jurusan kuliah yang cocok berdasar bakat dan minat melalui metode Forward Chaining? Berikut tahapannya!
Tahapan Mengetahui Jurusan Kuliah Melalui Metode Forward Chaining
1. Temukan Fakta dan Data Peserta Didik
Menemukan data dan fakta tentang peserta didik cukup mudah. Fakta-fakta yang bisa diambil adalah dengan melihat kebiasaan siswa yang tidak dapat diukur, namun sangat melekat pada siswa tersebut. Misalnya cara problem solving, bakat, minat, cara berkomunikasi, cara memperlakukan orang lain dan itu sangat melekat pada siswa tersebut alias sudah menjadi bagian dari kepribadiannya.
Sedangkan data-data dapat diperoleh melalui nilai siswa, track record siswa dalam ekstrakulikuler yang direkam melalui data agar guru dapat memantau nilai akademik selain melalui nilai hariannya, hal tersebut juga membantu guru memilih siapa yang cocok untuk mengikuti ujian AKM.
Data juga dapat diperoleh dari guru BK saat screening penjurusan di sekolah, melalui penilaian karakter setiap guru mata pelajaran, serta dari kegiatan-kegiatan yang menghasilkan nilai atau hasil asesmen terukur.
2. Mengumpulkan Premis dan Membuat Kesimpulan
Setelah menemukan data berupa nilai, fakta serta asesmen terukur, saatnya mengumpulkan premis-premis yang relate dengan data tersebut. Premis merupakan bentuk pernyataan mengenai apa yang dianggap benar sebagai landasan dari kesimpulan, dasar pemikiran dan alasan.
Dalam menentukan jurusan, misalnya siswa A memiliki hasil data nilai akademiknya lebih dominan pada pelajaran Biologi, ektrakulikulernya Palang Merah Remaja, dan faktanya siswa tersebut memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan dan pola hidup sehat. Maka premis-premis yang sesuai dengan fakta tersebut adalah ;
Premis 1 : "Jika siswa A mendapatkan nilai yang tinggi di pelajaran Biologi, maka ia dapat memahami sistem kesehatan manusia"
Premis 2 : “Jika seseorang memahami sistem kesehatan manusia, maka ia akan peduli dengan kesehatan dirinya dan orang lain”
Premis 3 : “Jika seseorang memiliki kepedulian terhadap kesehatan maka ia akan memiliki karir di bidang kesehatan”
Maka akan didapatkan sebuah kesimpulan bahwa ; “Siswa A cocok mengambil jurusan kuliah di bidang kesehatan”.
Cara tersebut akan lebih mudah jika guru dan orangtua mengetahui lebih awal tentang potensi anak. Maka dari itu selain menyelipkan pendidikan karakter melalui metode Merdeka Belajar, guru dapat menambahkan metode belajar yang dapat memperlihatkan bakat serta minat siswa.
Contohnya seperti menggunakan metode belajar student center, yakni menjadikan siswa sebagai pusat belajar, di sini mereka akan terlihat jelas siapa yang suka memimpin, ada juga yang berbakat menganalisa, ada juga yang memiliki rigiditas dalam tahapan penyelesaian tugasnya.
3. Analisis dan Keputusan
Setelah serangkaian pertanyaan dan jawaban selesai, siswa dapat menganalisis pilihan jurusan yang tersisa dan membuat keputusan berdasarkan minat dan bakat mereka dengan mempertimbangkan informasi yang diperoleh melalui metode forward chaining. Mereka dapat mengevaluasi jurusan-jurusan tersebut berdasarkan minat pribadi, kesesuaian dengan bakat, prospek karir, dan faktor-faktor lain yang dianggap penting.
Penting untuk diingat bahwa metode forward chaining adalah alat bantu yang membantu mempersempit pilihan, namun keputusan akhir tetap menjadi tanggung jawab siswa. Selain itu, siswa juga dapat melakukan penelitian lebih lanjut, mengikuti uji coba atau magang di bidang yang diminati, serta berbicara dengan para profesional atau mahasiswa yang telah berpengalaman dalam jurusan yang diminati.
Selain metode forward chaining, siswa juga perlu mempertimbangkan faktor lain seperti nilai akademik, minat dan bakat yang berkembang seiring waktu, serta kemampuan mereka dalam mengejar jurusan tertentu. Penting untuk mengambil waktu yang cukup untuk merenung dan mempertimbangkan pilihan dengan hati-hati.
Menentukan jurusan kuliah berdasarkan minat dan bakat merupakan langkah penting dalam membangun masa depan. Dengan menggunakan metode forward chaining, siswa dapat lebih terarah dalam mengeksplorasi jurusan-jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Namun, seiring perjalanan kuliah, siswa juga perlu terbuka terhadap perubahan dan fleksibilitas, karena minat dan bakat dapat berkembang seiring waktu.
Akhirnya, siswa harus percaya pada kemampuan dan keputusan mereka sendiri. Memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat akan memberikan kepuasan dan motivasi yang tinggi dalam mengejar karir di masa depan. Selamat memilih jurusan kuliah yang tepat dan semoga sukses dalam perjalanan akademik dan karir!