Mendukung Anak Menjadi Content Creator

parenting 5 Des 2023

Perkembangan teknologi saat ini berkembang dengan pesat. Hal tersebut membawa kemajuan di segala bidang, mulai bidang keuangan, pendidikan, kesehatan, dan hiburan. Banyak pula platform digital yang bermunculan sebagai wujud aktualisasi diri, seperti Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, blog, dan masih banyak platform lainnya. Bukan hanya orang dewasa yang ingin menuangkan kreatifitas dan karyanya di dalam platform tersebut. Saat ini telah banyak remaja dan anak-anak yang eksis untuk berkarya.

Tidak sedikit anak yang menjadi content creator dan berkreasi sesuai dengan minat dan bakatnya. Agar kreativitas dan cita-cita anak sebagai content creator dapat terwujud, orang tua memiliki peran penting untuk mendampinginya dalam berkarya. Terlebih lagi, mengingat suatu konten memang dibuat sekreatif dan semenarik mungkin agar orang tertarik menikmati hasil karyanya. Berikut adalah sembilan langkah dalam mendukung anak menjadi content creator.

1. Kenalkan Keamanan Berinternet Sehat

sumber: https://www.pexels.com/

Content creator tentu tidak lepas dari internet. Ajarkan anak untuk tidak membagikan informasi pribadinya ketika berinternet. Hal ini bertujuan agar data pribadinya tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Beri batasan apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan di internet. Selain itu, sebagai content creator, anak diajarkan tentang menghormati karya orang lain. Berikan komentar pada hasil karya orang lain dengan baik dan hargai hasil karyanya pula sebagai bentuk dukungan bagi content creator lain untuk berkarya. Apabila anak melakukannya, tentu content creator lain juga akan memberikan reaksi yang sama sebagai bentuk apresiasi terhadap karya anak Anda.

2. Pilih Media Konten yang Tepat

Setiap anak yang lahir ke dunia telah dihadiahkan Tuhan untuk memiliki talenta yang berbeda-beda. Anak-anak yang memiliki kecerdasan-kecerdasan yang dikenal sebagai Multiple Intelligences. Kecerdasan-kecerdasan itu antara lain: kecerdasan verbal linguistik, kecerdasan logis matematik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan berirama musik, kecerdasan jasmaniah kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik.

Kecerdasan ini dapat menjadi dasar bagi anak untuk membuat konten berdasarkan kecerdasan yang dimilikinya. Dengan demikian, konten yang dibuatnya menjadi natural dan anak senang melakukannya tanpa ada paksaan.

Anak juga dapat memilih media apa yang digunakan sesuai bakat dan minatnya. Apabila anak suka berkreasi secara visual, ia dapat menggunakan media Youtube, Facebook, TikTok, atau Instagram. Namun, apabila anak lebih nyaman mengunggah karyanya melalui tulisan, anak dapat membagi hasil karyanya lewat blog, Facebook, Instagram, atau platform kepenulisan yang lain.

3. Buat Konten Yang Bermanfaat

sumber: https://www.pexels.com/

Content creator yang baik mampu memberikan manfaat bagi orang lain ketika menikmati hasil karyanya. Ketika orang lain mendapatkan manfaat dari konten yang dibuatnya dan berguna bagi kehidupan, hal tersebut akan menjadi promosi bagi konten yang dibuatnya. Konten yang disajikan secara informatif memiliki ciri khas, menarik, membawa kebaikan, dan memberi ilmu bagi banyak orang. Konten semacam ini semakin banyak dicari orang.

Konten yang positif dan bermanfaat akan mampu bertahan diantara banyaknya konten-konten yang banyak bermunculan. Tidak sedikit konten yang timbul, tetapi cepat hilangnya. Hal ini disebabkan konten kreator tersebut hanya mengejar viral, tetapi tidak mau belajar bagaimana membuat kontennya berisi informasi yang bermanfaat dan meningkatkan kualitasnya.

4. Kenalkan Kesabaran dalam Berkarya

Seorang content creator melalui berbagai macam proses untuk menghasilkan karya, mulai dari proses awal pembuatan, proses editing dan proses pengunggahannya ke media digital. Proses ini membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, biaya, dan yang paling utama adalah ide. Untuk menghasilkan karya yang berkualitas, tentu kesabaran dalam melalui proses tersebut harus dimiliki. Ketika proses itu dijalani secara bertahap dengan kesabaran, anak akan menghasilan karya dengan kualitas tinggi.

Tidak sedikit pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan karya yang mungkin ketika diunggah di platform hanya membutuhkan waktu tayang tidak lebih dari 15 detik. Semua proses itu memerlukan kesabaran yang tinggi. Sikap pantang menyerah perlu dipupuk agar tidak ada rasa putus asa ketika hasil karyanya belum berkembang sesuai dengan harapan yang diinginkan.

5. Hargai Proses

Anak menjadi content creator bisa dimulai dengan proses learning by doing. Awalnya mereka mencoba, melihat, dan belajar dari teknologi yang berkembang di sekitar mereka. Mulai dari internet, gawai, laptop, dan komputer. Fasilitas yang ada di sekitar mereka, memberikan kesempatan untuk belajar bagaimana cara bekerjanya. Mereka belajar bagaimana menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dengan dukungan infrastruktur yang ada di sekitar mereka.

Sebuah konten diawali dengan konsep yang sederhana, peralatan seadanya, dan penonton yang masih minim jumlahnya. Seiring dengan perkembangannya, seorang content creator akan belajar bagaimana cara untuk mengembangkan kontennya dan bertahan lama. Tidak ada proses instan untuk suatu kesuksesan. Semua butuh waktu untuk berproses. Nikmati proses yang ada, setahap demi setahap sehingga kontennya akan berkembang dan mampu bersaing dengan konten-konten lainnya.

6. Berikan Komentar Positif

Apabila anak telah memiliki platform sesuai dengan minat dan bakatnya dan telah
mengunggah karyanya, orang tua dapat memberikan dukungan dengan
memberikan komentar yang positif dan mem-follow akunnya. Komentar yang positif tentu akan membuat anak senang karena hasil karyanya dihargai. Selain memberikan komentar positif, orang tua dapat pula melakukan review terhadap karya tersebut. Mereka dapat memberi komentar bagian mana yang sudah bagus dan bagian mana yang perlu diperbaiki. Masukan yang positif akan memicu anak untuk berkarya lebih baik lagi.

Berikut 7 Hal yang Harus Diketahui Mengenai AKM Nasional
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah bentuk pembaruan penilaian mutu pembelajaran. Tujuan AKM yaitu meningkatkan kualitas KBM dan mutu sekolah.

Bagikan link konten yang dimiliki anak kepada keluarga, kerabat, teman, dan
media sosial yang dimiliki orang tua. Hal tersebut menjadi cara yang efektif untuk mempromosikan konten anak. Sehingga dukungan dapat diberikan dan orang lain mengetahui tentang konten yang sedang dibuatnya. Ketika anak mengetahui dirinya mendapatkan dukungan dari orang tua dan orang-orang di sekelilingnya, anak akan bersemangat dan semakin rajin berkreasi.

8. Ajarkan Sikap Bijak

Konten kreator diharapkan memberikan contoh yang baik bagi penikmat kontennya. Jangan hanya karena ingin mendapatkan subscriber, ia menjadi berbuat yang di luar etika atau norma. Setelah menjadi content creator, seseorang mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan konten yang mendidik, membawa kebaikan, dan diharapkan dapat membawa perubahan yang positif di dalam masyarakat. Ajarkan anak untuk membuat konten yang bermanfaat.

Selain itu, anak diajarkan untuk menghargai konten orang lain dengan memberikan komentar yang positif terhadap konten orang lain. Menjadi seorang content creator adalah sarana untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Jika anak mendapatkan materi karenanya, itu adalah bonus.

7 Tips Mengelola Keuangan Pribadi Bagi Guru Muda
Cara mengelola keuangan yang baik adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap orang, termasuk guru. Bagi guru muda yang bingung mengelola keuangan, begini caranya.

9. Harus Bisa Membagi Waktu

Walaupun sebagai content creator, anak juga memiliki kewajiban lain. Untuk itu, anak harus selalu diingatkan akan tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan. Anak diarahkan untuk membagi waktu dengan bijaksana, kapan waktunya beribadah, harus belajar, waktu untuk membuat konten, dan beristirahat. Jangan sampai hanya karena konten, akhirnya anak mengabaikan semua kewajiban yang harus dipenuhi. Semua kegiatan harus dilakukan dengan seimbang.

Menjadi content creator adalah kesempatan untuk menyalurkan bakat dan minat anak. Orang tua sendiri tetap harus mendampingi dan membimbing agar anak yang menjadi terarah. Kegiatan anak sebagai content creator menjadi bermanfaat dan membawa pengaruh positif pada diri anak. Anak diberikan motivasi untuk tetap menambah ilmu dan pengetahuannya sehingga kemampuan membuat konten dan berkreativitas meningkat.

Enni Kurniasih

"Penulis, blogger, pemerhati pendidikan dan parenting"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.