Manajemen Waktu dan Biaya untuk Homeschooling
Sejak pandemi COVID-19 mewabah, tatanan kehidupan masyarakat dunia berubah total. Semua aspek kehidupan mengalami penyesuaian kondisi demi terjaganya keselamatan dan kesehatan bersama. Tentu saja, perubahan ini juga terjadi pada sistem penyelenggaraan pendidikan. Larangan berkumpul menyebabkan sekolah terpaksa harus ditutup dan kegiatan pembelajaran tidak diperkenankan dilaksanakan secara tatap muka langsung di sekolah.
Guru menyapa siswa dalam kegiatan pembelajaran secara daring (online). Penyampaian materi dan tugas oleh guru menggunakan media digital dan aplikasi pembelajaran dengan jaringan internet. Selain wajib melek teknologi, guru mau tidak mau harus kreatif mengemas kegiatan pembelajaran agar materi dan pesan pembelajaran dapat dengan mudah diterima siswa. Siswa merasakan masa ‘Belajar dari Rumah’, (BDR) didampingi orang tua atau anggota keluarga lainnya. Orang tua yang sebelumnya hanya memonitor perkembangan belajar anak setelah pulang sekolah, kini harus terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar.
Pengalaman ‘Belajar dari Rumah’ yang lebih banyak melibatkan peran orang tua dalam kegiatan belajar siswa, mencetuskan gagasan sebagian orang tua untuk memberlakukan homeschooling. Anak-anak tetap bisa belajar tanpa perlu ke sekolah. Namun, walaupun pembelajaran sama-sama berlangsung di rumah, ‘Belajar dari Rumah’ tidak sama dengan homeschooling.
Sistem pendidikan homeschooling bukan semata ditandai dengan berlangsungnya kegiatan pembelajaran di rumah.
Kata homeschooling dinamai sebagai ‘sekolahrumah’ dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2014 merujuk pada tiga kata kunci yaitu: pendidikan informal, model pembelajaran mandiri, dan dilakukan oleh keluarga dan lingkungan.
Jika orang tua bermaksud menerapkan homeschoolingsebagai pilihan bentuk pendidikan bagi anak, segala persiapan terkait semua komponen sistem pendidikan ini harus betul-betul dipikirkan dan dirancang dengan matang. Orang tua wajib memiliki pengetahuan luas dan menyeluruh tentang homeschooling. Salah satunya dapat dengan mengunjungi blog ini yang setia membersamai pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik agar pendidikan dapat diselenggarakan secara menyenangkan.
Lebih jauh, orang tua sebagai pelaksana utama homeschooling mutlak harus memiliki perencanaan yang baik terkait manajemen waktu dan pembiayaan.
Manajemen Waktu Homeschooling
Sebelum merencanakan pengaturan waktu pelaksanaan homeschooling, orang tua terlebih dahulu harus menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran homeschooling dalam sebuah keluarga bisa berbeda dengan tujuan keluarga lain. Di Indonesia, homeschooling boleh saja menggunakan program kurikulum pembelajaran yang sudah tersedia dari luar negeri, tetapi orang tua juga harus mempertimbangkan pencapaian standar kompetensi siswa yang terdapat dalam kurikulum nasional.
Secara gamblang, pelaksanaan homeschooling juga harus merekomendasikan anak supaya dapat dengan layak memiliki kompetensi sesuai standar pendidikan formal ketika harus mengikuti ujian kesetaraan untuk mendapatkan ijazah sekolah seperti pada pendidikan formal. Rancangan program dan muatan materi pembelajaran kemudian disusun disesuaikan dengan pengaturan waktu pelaksanaan homeschooling.
Selanjutnya, manajemen waktu untuk homeschooling dapat direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal berikut.
1. Jadwal dan Kegiatan Pembelajaran yang Jelas
Walaupun homeschooling dilaksanakan di rumah, orang tua tetap harus membuat jadwal belajar dan kegiatan pembelajaran yang jelas. Muatan materi pelajaran yang akan diberikan harus disusun secara sistematik. Jenis, tempat dan waktu kegiatan pembelajaran ditentukan dengan baik, dilakukan di dalam rumah (indoor), di luar rumah (outdoor), atau pembelajaran field trip.
Kondisi lingkungan seperti hujan, mendung, angin kencang, panas terik juga menjadi catatan pengaturan waktu untuk kegiatan oudoor dan field trip. Alternatif kegiatan pembelajaran dapat dirancang untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Pelajaran olahraga lebih baik dijadwalkan pada pagi hari baik di dalam maupun di luar rumah. Pengaturan waktu belajar juga disesuaikan dengan siapa saja yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, selain orang tua apakah juga menggunakan tutor atau lembaga kursus.
2. Prioritas Kenyamanan Anak
Program homeschooling tentunya harus memperhatikan kenyamanan belajar bagi anak, mempertimbangkan waktu mudah menyerap pelajaran bagi anak. Di rumah anak memang tidak perlu mengenakan seragam sekolah, tetapi adab belajar tetap harus diperhatikan dengan baik. Sebelum waktu belajar dimulai anak sudah mandi dan sarapan, berpakaian rapi dan bersih.
Ruang belajar yang kondusif dengan pencahayaan yang baik, suhu dan sirkulasi udara baik, kondisi ruangan rapi dan bersih. Untuk ini, orang tua perlu mengatur dengan baik pembiasaan waktu tidur malam dan bangun pagi bagi anak. Anak sebaiknya dalam kondisi siap belajar, dan tentunya jangan lupa berdoa. Jika kesiapan belajar sudah baik, penyampaian materi pembelajaran lebih mudah dan dapat selesai lebih cepat dari alokasi waktu yang direncanakan.
3. Pembiasaan Kedisiplinan dengan Tegas
Ketika harus bersinggungan dengan perihal manajemen waktu, kunci utama keberhasilannya selalu tidak terlepas dari kata disiplin, begitu juga dalam menerapkan homeschooling. Penerapan kedisiplinan harus dibiasakan dengan tegas, baik oleh orang tua maupun anak. Perencanaan waktu yang disusun dengan persiapan luar biasa matang akan sia-sia jika pada pelaksanaannya tidak dilakukan dengan disiplin.
Terlebih, homeschooling yang merupakan pendidikan informal menuntut peran besar orang tua tidak hanya sebagai perencana dan pelaksana, tetapi juga sekaligus sebagai evaluator dan pengawas. Kedisiplinan belajar sesuai waktu juga harus mempertimbangkan penanaman nilai agama dan pengembangan karakter sebagai tujuan utama homeschooling.
Homeschooling yang dilaksanakan sebagian besar di rumah sesungguhnya dapat menjadi rangkaian pengalaman belajar bagi anak tidak hanya terbatas pada waktu pembelajaran. Anak dapat langsung menerapkan konsep yang mereka pelajari sepanjang hari di rumah sehingga materi pembelajaran homeschoolingdapat disisipkan di luar waktu belajar.
Biaya Homeschooling
Biaya untuk homeschooling bagi satu keluarga dengan keluarga lain tentu tidak sama. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor tergantung program dan kurikulum yang dipilih. Besar biaya dianggap murah atau mahal tergantung kemampuan keluarga masing-masing, yang jelas dengan menerapkan homeschooling, orang tua tidak perlu membayar uang pembangunan gedung sekolah, seragam dan pemeliharaan fasilitas sekolah.
Biaya homeschooling sangat tergantung pada pilihan orang tua dalam merancang program pembelajaran terhadap komponen belajar berikut.
1. Program dan Tujuan Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran homeschooling, orang tua bisa membeli kurikulum program siap pakai yang tersedia yang lebih mahal, atau menggunakan kurikulum nasional yang lebih murah.
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran field trip yang memerlukan transportasi, biayanya bisa dihemat disesuaikan dengan pilihan tempat kunjungan yang lebih murah dan kemudahan transportasi umum yang digunakan.
3. Materi dan Sumber Belajar
Materi dan sumber belajar dalam bentuk fisik maupun digital yang bervariasi juga memerlukan besaran biaya yang berbeda-beda. Pemilihan modul pembelajaran dan internet dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga, bisa juga dengan berbagi sumber belajar dengan sesama orang tua yang menerapkan homeschooling. Orang tua juga dapat berlangganan program belajar online sesuai kebutuhan dan anggaran belajar homeschooling.
4. Pengajar atau Tutor
Orang tua dapat memilih dan menyewa tutor sesuai dengan keadaan finansial keluarga. Biaya bisa lebih murah jika tutor yang disewa hanya diutamakan untuk materi pengetahuan dan keterampilan yang kurang dikuasi orang tua dan/atau untuk pengembangan minat dan bakat anak saja.
Demikian, manajemen waktu dan biaya untuk homeschooling yang bisa dipertimbangkan bagi orang tua ketika ingin menerapkan sistem pendidikan ini bagi anak. Orang tua bisa ikut terlibat dalam komunitas homeschooling untuk saling berbagi pengalaman, terutama terkait manajeman waktu dan biaya pendidikan. Pada akhirnya, homeschooling diharapkan dapat maksimal mengembangkan kemampuan anak jika dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sangat baik.