Kurikulum Pendidikan ABK
Kurikulum memiliki peran penting dalam dunia pendidikan dan berpengaruh terhadap seluruh aktivitas pembelajaran. Menurut edukator Ronald C Doll, kurikulum merupakan muatan proses secara formal maupun informal yang diperuntukkan untuk pelajar guna mendapatkan pengetahuan serta pemahaman, mengembangkan keahlian, dan mengubah apresiasi sikap serta nilai dengan bantuan sekolah. Kurikulum juga bisa dikatakan sebagai pengalaman yang didapatkan oleh pelajar di bawah naungan sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan program pendidikan yang berisikan bahan ajar, pengalaman belajar, serta aktivitas-aktivitas di sekolah yang dirancang secara sistematik atas dasar norma yang berlaku, serta dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran oleh tenaga pendidik serta pelajar untuk mencapai tujuan pendidikan dengan optimal.
Kurikulum memiliki peran yang sangat penting. Tanpa adanya kurikulum, sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, kurikulum terus mengalami perubahan untuk mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan dengan kebutuhan pelajar saat ini.
Akan tetapi, tahukah Anda, penggunaan kurikulum untuk layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak selalu sama dengan pendidikan pada umumnya. Hal ini disebabkan kurikulum pendidikan untuk ABK harus menyesuaikan kebutuhan anak yang berbeda-beda.
Lantas, apa kurikulum untuk layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK)?
Kurikulum untuk Layanan Pendidikan ABK
Kurikulum yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah kurikulum yang menaungi pendidikan ABK tersebut. Tujuan pendidikan untuk semua anak pastinya sama, yaitu membantu meningkatkan kecerdasan dan karakter anak. Namun, kebutuhan untuk anak normal dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) akan berbeda. Perbedaan yang ada jangan dijadikan sebagai kesenjangan, tetapi seharusnya bisa menciptakan kebersamaan.
Kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) bertujuan untuk membentuk perilaku peserta didik, sama seperti kurikulum untuk anak normal. Namun, terdapat perbedaan dalam evaluasinya. Anak berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan yang berbeda karena mereka memiliki gangguan atau ketidakmampuan yang memerlukan bantuan khusus.
Beberapa penelitian juga menyoroti pentingnya pengembangan kompetensi sosial bagi anak berkebutuhan khusus. Implementasi kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi masih menghadapi tantangan. Contohnya adalah kurangnya penguasaan sumber daya manusia terhadap kurikulum tersebut.
Selain itu, Kurikulum Merdeka yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia disebut dapat mewadahi seluruh peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus. Kurikulum ini sejalan dengan pendidikan inklusif yang mengakomodasi latar belakang anak, termasuk ABK.
Penggunaan kurikulum juga bisa disesuaikan dengan instansi masing-masing. Jika sekolah umum negeri biasanya mengikuti kurikulum nasional yang berlaku atau beberapa di sekolah swasta ada yang memiliki kurikulumnya sendiri (kombinasi dengan kurikulum nasional), sekolah luar biasa (SLB) atau sekolah khusus ABK juga biasanya memiliki kurikulum sendiri.
Kurikulum yang digunakan oleh SDLB merupakan kurikulum untuk tingkat dasar yang disesuaikan dengan kekhususannya. Kegiatan belajar bisa dilakukan secara individual, pengelompokkan, atau klasikal sesuai dengan ketunaan masing-masing. Pendekatan yang digunakan juga lebih ke arah individualisasi.
Selain ada kegiatan pembelajaran, anak berkebutuhan khusus di SDLB juga akan melakukan rehabilitasi atau pelayanan khusus sesuai ketunaan anak, seperti anak tunanetra yang mendapatkan kegiatan latihan menulis, membaca braille, serta orientasi mobilitas. Kemudian, anak tunarungu mendapatkan latihan komunikasi total bina persepsi bunyi dan irama serta latihan membaca ujaran. Sementara itu, tunadaksa mendapatkan layanan latihan koordinasi motorik serta fisioterapi, serta untuk tunagrahita mendapatkan kegiatan pembelajaran mengurus dirinya sendiri.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif
Kurikulum untuk layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) biasanya banyak digunakan dalam pelaksanaan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang terbuka bagi siapa saja, dengan latar belakang berbeda serta kondisi yang berbeda. Sistem ini memungkinkan siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dalam satu lingkungan yang sama.
Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mendapatkan pendidikan tanpa memandang kondisi anak. Oleh sebab itu, anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki potensi serta kecerdasan yang patut dikembangkan.
Pendidikan inklusif juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang ramah, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Dalam praktiknya, pendidikan inklusif memerlukan adaptasi lingkungan belajar, kurikulum yang disesuaikan, dan keterlibatan semua pihak terkait untuk mencapai tujuan pendidikan inklusif.
Kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan inklusif adalah kurikulum sekolah reguler yang disesuaikan agar sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan kondisi siswa.
Panduan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Panduan ini bertujuan sebagai informasi dan menjadi rujukan bagi satuan pendidikan dan pihak terkait dalam melaksanakan pendidikan inklusif. Panduan pelaksanaan pendidikan inklusif ini akan membahas mengenai kebijakan pendidikan inklusif, serta bagaimana penerapan pendidikan inklusif ini di satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif.
Sasaran pengguna panduan ini adalah satuan pendidikan dan pihak terkait dalam melaksanakan pendidikan inklusif. Panduan ini juga membahas strategi membentuk kelas yang inklusif, seperti instruksi yang jelas, penggunaan media pembelajaran yang beragam, dan manajemen kelas inklusif.
Memaksimalkan Pembelajaran untuk ABK
Apa pun kurikulum yang digunakan untuk ABK atau panduan yang dilaksanakan sekolah inklusi, intinya kegiatan pembelajaran harus berjalan dengan optimal dan memberikan dampak yang baik bagi anak.
Untuk memaksimalkan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), berikut beberapa strategi dan metode pembelajaran bisa dilaksanakan di sekolah.
1. Variasi Strategi, Metode, dan Media Pembelajaran
Pembelajaran ABK dilaksanakan dengan melibatkan strategi, metode, teknik, evaluasi, serta berbagai media pembelajaran yang telah ditentukan sesuai kebutuhan peserta didik.
Variasi strategi, metode, dan media pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif. Beberapa strategi dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk memaksimalkan pembelajaran ABK antara lain:
Variasi Strategi dan Metode Pembelajaran
Penggunaan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, seperti komunikasi, analisis tugas, instruksi langsung, prompts, dan pembelajaran kooperatif.
Pemilihan Media Pembelajaran yang Sesuai
Media pembelajaran untuk ABK harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, seperti kartu huruf, kartu kata, kartu angka, kartu terapi wicara, beragam jenis puzzle, dan lainnya.
Penggunaan Media Pembelajaran yang Edukatif dan Estetis
Media pembelajaran harus bersifat edukatif, teknis, estetis, efektif, dan efisien. Media tersebut juga harus aman, mudah digunakan, dan dapat mencapai tujuan perkembangan anak.
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Inovatif: Mengupayakan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan memotivasi semangat belajar.
Dengan menerapkan berbagai strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai, pembelajaran bagi ABK dapat dioptimalkan untuk mendukung perkembangan dan keberhasilan mereka dalam proses pendidikan.
2. Metode Pengajaran
Metode pengajaran yang umum digunakan dalam pengajaran ABK meliputi komunikasi, analisis tugas, instruksi langsung, prompts, dan pembelajaran kooperatif.
3. Pemilihan Media Pembelajaran yang Sesuai
Media pembelajaran untuk ABK harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, seperti kartu huruf, kartu kata, kartu angka, kartu terapi wicara, beragam jenis puzzle, dan lainnya.
4. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia disebut dapat mewadahi seluruh peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus. Kurikulum ini sejalan dengan pendidikan inklusif yang mengakomodasi latar belakang anak, termasuk ABK.
Itulah beberapa hal yang bisa diketahui mengenai kurikulum untuk ABK beserta strategi mengoptimalkan pembelajaran untuk ABK. Dengan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai, serta memanfaatkan kurikulum yang mendukung, pembelajaran bagi ABK dapat dimaksimalkan untuk mendukung perkembangan dan keberhasilan mereka dalam proses pendidikan.