Kesalahan yang Kerap Terjadi Saat Mengajar Matematika
Matematika seringkali dianggap pelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa. Saat sudah menganggap Matematika itu sulit, maka siswa jadi tidak tertarik lagi terhadap pelajaran Matematika. Akibatnya, siswa memperoleh nilai jelek dalam pelajaran ini.
Padahal, bisa dibilang Matematika adalah pelajaran yang sangat penting. Matematika dibutuhkan untuk bisa memahami pelajaran lainnya, misalnya Fisika dan Kimia. Tak hanya itu, sebenarnya Matematika juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Beragam aktivitas sehari-hari, membutuhkan kemampuan Matematika ini.
Matematika juga menjadi salah satu indikator penting dalam melihat kemajuan pendidikan suatu bangsa. Melalui tes PISA (Programme for International Student Assessment), Matematika menjadi salah satu indikator dalam melihat kemajuan pendidikan di sebuah negara.
PISA adalah survey tiga tahunan yang dilakukan oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Meskipun Indonesia bukan anggota OECD, Indonesia ikut serta dalam survey PISA ini.
PISA menggelar survey setiap tiga tahun sekali di 79 negara yang berpasrtisipasi. Pelajar yang berusia 15 tahun akan dipilih secara acak untuk mengikuti tes PISA ini. Adapun tes yang diujikan adalah tentang literasi, Sains dan numerasi.
Sayangnya, sejak berpartisipasi pada tahun 2000 lalu, hasil tes Indonesia tidak memuaskan. Indonesia bahkan konsisten berada di peringkat terbawah dalam bidang literasi dan numerasi.
Terakhir, pada tes PISA 2018 lalu, kemampuan literasi siswa Indonesia berada peringkat ke-6 dari bawah (74) dengan skor rata-rata 371. Turun dari peringkat 64 pada tahun 2015. Sedangkan untuk kemampuan numerasi, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah (73) dengan skor rata-rata 379. Turun dari peringkat 63 pada tahun 2015. Sedangkan untuk Sains, Indonesia berada di peringkat ke-9 dari bawah (71), yakni dengan rata-rata skor 396. Merosot dari peringkat 62 pada tahun 2015.
Tentunya hasil ini menjadi perhatian bersama. Ini juga yang membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menetapkan kurikulum Merdeka Belajar. Di mana salah satu bagian dari kurikulum merdeka belajar adalah adanya AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), yang mengukur kemampuan dasar dalam bidang literasi dan numerasi. Merdeka belajar ingin menyiapkan siswa-siswa Indonesia untuk bisa melalui tes PISA dengan baik.
Dengan demikian, maka sangat penting untuk menguasai Matematika. Harapannya siswa tak lagi menganggap Matematika sebagai momok menakutkan yang harus dihindari. Siswa harus tertarik dengan pelajaran Matematika. Agar saat pelajaran Matematika, siswa bisa semangat dan senang hati belajar Matematika. Sehingga, nilai Matematika siswa tak lagi jelek.
Sebenarnya siswa tentu tidak begitu saja tidak suka Matematika, pasti banyak faktor penyebabnya. Salah satu faktor penyebab siswa tidak suka dengan Matematika adalah faktor yang berasal dari guru. Terkadang guru yang membuat siswa tidak suka dengan Matematika.
Guru adalah ujung tombak kemajuan pendidikan suatu bangsa. Sebab, gurulah yang mendidik generasi suatu bangsa untuk bisa menjadi SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul, yang nantinya akan membangun bangsanya. Namun, guru juga manusia biasa. Tentunya, sebagai manusia biasa guru juga tidak luput dari kesalahan.
Berlaku juga untuk guru matematika. Terkadang guru matematika melakukan kesalahan saat mengajar dan kesalahan itulah yang bisa jadi membuat siswa jadi tidak menyukai pelajaran Matematika. Artikel ini selanjutnya akan membahas kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika.
Apa saja kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika? Mengapa kesalahan tersebut akhirnya bisa membuat siswa tidak suka dengan Matematika? Berikut adalah kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika.
1. Kurang Persiapan
Kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika yang dilakukan oleh guru adalah kurang persiapan. Melakukan persiapan sebelum mengajar adalah sebuah keharusan bagi guru. Persiapan yang baik, akan membuat guru bisa mengajar dengan baik pula.
Persiapan ini biasanya meliputi pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), matode pembelajaran dan bahan ajar. Kalau ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka guru tidak bisa optimal dalam memberikan materi Matematika. Siswa pun jadi tidak tertarik dan tidak bisa memahami Matematika dengan baik.
2. Metode Pembelajaran yang Monoton
Menggunakan metode pembelajaran yang monoton adalah sebuah kesalahan dalam mengajar Matematika. Mengapa? Metode pembelajaran monoton akan membuat siswa bosan dan akhirnya tidak tertarik belajar Matematika.
Sebaiknya guru matematika meggunaka metode pembelajaran yang variatif saat mengajar.
3. Kurangnya Pemahaman Konsep
Selama ini, banyak juga guru yang menekankan belajar Matematika dengan menghafalkan rumus-rumus saja. Menghafalkan rumus Matematika itu memang penting, tapi memahami konsep juga tak kalah penting. Guru kurang menekankan pentingnya pemahaman konsep dalam Matematika. Ini juga merupakan kesalahan dalam mengajar Matematika.
4. Tidak Storytelling
Tentu akan lebih menyenangkan jika guru mengajar dengan teknik storytelling atau bercerita. Siswa tentu akan lebih antusias bila mendengarkan cerita.
Tidak storytelling juga menjadi kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika. Padahal Matematika juga bisa diajarkan dengan teknik strorytelling. Pasti Matematika akan lebih menarik jika disampaikan dengan cara bercerita.
5. Kurang Memberikan Contoh Konkrit
Kurangnya memberikan contoh konkrit dalam mengajar materi Matematika juga menjadi salah satu kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika. Tentu tanpa diberitahu contoh konkritnya, siswa kurang bisa memahami materi pelajaran.
Hal ini yang akhirnya membuat siswa enggan belajar Matematika. Siswa menganggap bahwa Matematika tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, Matematika itu justru sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
6. Tidak Interaktif
Terkadang ada juga guru matematika yang hanya fokus memberikan materi di depan kelas. Guru fokusnya pada papan tulis saja. Tidak mengajak siswa-siswanya untuk saling berinteraksi.
Ini yang akhirnya membuat siswa semakin tidak memperhatikan saat guru mengajar Matematika di depan kelas. Siswa akhirnya merasa bosan.
Tidak interaktif saat mengajar Matematika adalah sebuah kesalahan. Sebab, bila mengajar dengan interaktif tentu siswa akan lebih memperhatikan. Siswa merasa terlibat langsung. Sehingga saat belajar Matematika siswa bisa fokus dan memperhatikan. Dengan begitu, siswa pun akan lebih bisa memahami Matematika.
7. Tidak Kekinian
Zaman terus berubah, banyak sekali inovasi-inovasi baru yang tercipta. Termasuk dalam bidang pendidikan. Ada banyak inovasi-inovasi baru dalam bidang pendidikan. Mulai dari perkembangnya teknologi pendidikan, alat peraga pendidikan yang makin variatif atau bahkan bermunculan banyak metode-metode pembelajaran baru.
Jika guru matematika tidak memanfaatkan inovasi-inovasi ini, maka itu salah. Tidak kekinian dalam mengajar Matematika juga sebuah kesalahan. Sebab, jika guru mengadopsi inovasi-inovasi baru, maka siswa pun jadi lebih semangat dalam belajar Matematika.
Menjadi guru juga sebuah proses pembelajaran sepanjang hayat. Guru tak hanya mengajar, tapi juga harus terus belajar agar bisa semakin optimal dalam mendidik siswa-siswanya. Termasuk memperbaiki kesalahan-kesalahan saat mengajar.
Demikian artikel tentang kesalahan yang kerap terjadi saat mengajar Matematika. Semoga artikel ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk bisa terhindar dari kesalahan-kesalahan ini.