Ini Kata 10 Orangtua Tentang Mulai Mengajar Tatap Muka di Tengah Pandemi

edukasi 12 Apr 2021

Tak terasa sudah setahun ini pandemi Corono COVID 19 berlangsung. Selama pandemi, banyak perubahan yang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan. Sudah setahun ini, anak-anak belajar dari rumah. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi terbaik, agar pendidikan tetap berlangsung meski sedang pandemi.

PJJ ini memberikan dampak yang besar. Tak hanya bagi guru dan murid saja, tetapi juga bagi orangtua murid. Ketika PJJ berlangsung, orangtua menjadi lebih banyak terlibat dalam proses pendidikan anak-anaknya. orangtua menjadi patner utama guru dalam proses PJJ.

Dimana hal ini ternyata tidak mudah. banyak sekali kendala yang dihadapi orangtua saat PJJ. Nyatanya mayoritas orangtua kesulitan saat mendampingi anak-anak PJJ. Tak heran jika rencana pembelajaran tatap muka saat pandemi banyak disambut secara positif oleh para orangtua. Banyak orangtua yang setuju dengan adanya pembelajaran tatap muka saat pandemi.

Kesulitan Orangtua Saat PJJ

Selama satu tahun ini, murid-murid belajar dari rumah. Meskipun sudah cukup lama, nampaknya PJJ masih memiliki banyak kendala. Banyak kesulitan yang dialami orangtua saat PJJ berlangsung.

Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat orangtua perlu ekstra mendampingi anak. Sayangnya, momen yang seharusnya membahagiakan justru sebaliknya membuat anak maupun orangtua frustasi.

Metode pembelajaran jarak jauh memberikan tantangan tersendiri, termasuk memahami pelajaran sekolah, kendala teknis, serta kondisi mental orangtua dan anak.

Menurut penelitian terbaru dari Common Sense Media dan Boston Consulting Group, sekitar 15 juta hingga 16 juta siswa sekolah negeri K-12 di AS tinggal di rumah dengan koneksi internet yang tidak memadai. Masalah tidak sampai di situ, pembelajaran jarak jauh juga membuat anak-anak dan orangtua tidak mudah mengendalikan emosi. Siapapun yang memiliki anak usia sekolah mungkin bisa memahami situasi membingungkan seperti sekarang.

Para orangtua pada 2020 harus bekerja lebih keras dari biasanya. Tantangan menjadi lebih kompleks ketika pendamping juga sekaligus harus bekerja dari rumah. Pembelajaran jarak jauh yang diikuti siswa masih banyak kendala. Tak hanya jaringan internet, tetapi pendampingan dari orangtua juga sangat berpengaruh.

Dari hasil survei Tanoto Foundation terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada 332 kepala sekolah, 1.368 guru, 2.218 siswa, dan 1.712 orangtua, berikut ini ditemukan tiga masalah utama. Tentu masalah itu yang dihadapi orangtua dalam mendampingi anaknya selama belajar dari rumah (BDR) dalam masa pandemi Covid-19.

1. Sebanyak 56 persen orangtua yang jadi responden mengaku kurang sabar dan jenuh menangani kemampuan dan konsentrasi anak yang duduk di bangku SD/MI dan 34 persen orangtua yang anaknya duduk di bangku SMP/MTs.

2. orangtua kesulitan menjelaskan materi pelajaran ke anak untuk SD/MI (19 persen) dan SMP/MTs (28 persen).

3. orangtua kesulitan memahami materi pelajaran anak untuk SD/MI (15 persen) dan SMP/MTs (24 persen).

Rencana Pembelajaran Tatap Muka

Kendala-kendala yang dihadapi orangtua ini nampaknya didengar oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk segera membuka kembali pembelajaran tatap muka. Mendikbud Nadiem Makarim berencana memulai pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru, tepatnya di bulan Juli 2021 nanti.

Sebenarnya, sejak Januari 2021 beberapa daerah sudah menggelar pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka sebetulnya sudah dibolehkan asalkan mengantongi persetujuan pemerintah daerah.

Sejumlah sekolah yang sudah membuka pembelajaran tatap muka masih rendah yakni 15 persen. Mundur ke belakang, sekolah-sekolah yang berada di zona hijau dan zona kuning pun sudah dibolehkan menggelar pembelajaran tatap muka sejak pertengahan 2020. Akan tetapi, jumlah sekolah yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka di dua zona tersebut juga masih sedikit.

Rencana pembelajaran tatap muka kembali disosialisasikan oleh Kemendikbud. Langkah awalnya adalah memberikan vaksinasi COVID 19 kepada para guru. Ini menjadi salah satu syarat wajib agar pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan.

10 Alasan Penting Perlunya Pembelajaran Tatap Muka Saat Pandemi Menurut orangtua

1.      orangtua kesulitan mendampingi PJJ

Alasan pertama mengapa orangtua menyambut baik rencana pembelajaran tatap muka adalah karena orangtua kesulitan mendampingi anak-anaknya saat PJJ. Ketika orangtua harus bekerja di luar rumah, mereka menjadi tidak punya waktu untuk mendampingi anak saat PJJ.

2.      orangtua tidak memiliki kemampuan mengajar

Alasan utama lainnya adalah orangtua tidak memiliki kemampuan mengajar dengan baik. orangtua sulit memahami materi belajar, apalagi untuk kelas-kelas atas, seperti SMP dan SMA. Selain itu orangtua juga tidak memiliki kemampuan mengajar dengan baik.

3.      orangtua ingin anaknya lebih fokus belajar

Belajar di sekolah membuat anak lebih fokus belajar daripada di rumah. Ini yang membuat orangtua ingin anaknya kembali belajar di sekolah.

4.      Belajar di sekolah lebih meningkatkan konsentrasi

Pembelajaran tatap muka membuat anak-anak lebih konsentrasi belajar. Mereka tidak akan mengalami banyak gangguan dibandingkan saat belajar di rumah.

5.      Meningkatkan disiplin

Belajar tatap muka di sekolah akan membuat anak-anak lebih disiplin. Mereka akan belajar sesuai waktu yang ditentukan di sekolah. Juga akan lebih disiplin karena diawasi langsung oleh guru.

6.      Anak sudah paham adaptasi kebiasaan baru

Sudah setahun ini anak-anak memahami adaptasi kebiasaan baru. Anak-anak sudah paham protokol kesehatan. Jadi tidak perlu khawatir bila mereka kembali ke sekolah. Mereka sudah paham dengan protokol kesehatan yang ada.

7.      Anak sudah rindu sekolah

Setahun menjadi waktu yang cukup lama bagi anak untuk berpisah dengan teman-temannya. Meski mereka bertemu secara virtual, tetap saja lebih menyenangkan saat bertemu langsung. Banyak murid yang sudah rindu sekolah. Rindu belajar di kelasnya, rindu bermain bersama teman-temannya.

8.      Belajar lebih efektif

Belajar di sekolah akan membuat anak-anak belajar lebih efektif. Mereka akan lebih bisa memahami penjelasan dari gurunya dibandingkan dari orangtua.

9.      Mengurangi stres

Ketika anak-anak kembali ke sekolah, tentu orangtua tidak perlu stres lagi. Tak ada rasa frustasi saat harus mendampingi anak-anak belajar dari rumah. Anak-anak juga tidak akan dimarahi oleh orangtua jika tidak cepat mengerti materi pembelajarannya.

10.  Kesulitan akses media belajar

Jika anak-anak kembali belajar ke sekolah, maka tidak ada lagi cerita orangtua yang kesulitan mengakses media belajar. Tidak ada lagi cerita anak yang terlambat mengerjakan tugas sekolah karena tidak adanya jaringan internet. Belajar di sekolah tidak lagi mengandalkan internet dan gawai. Anak-anak belajar kembali dengan buku dan penjelasan guru secara langsung.

10 hal di atas inilah yang membuat mengapa banyak orangtua setuju akan pembelajaran tatap muka meski di tengah pandemi. Semoga rencana pembelajaran tatap muka segera terealisasi. Dan semoga pandemi ini segera berakhir.

Dian Kusumawardani

"Pengajar di BKB Nurul Fikri dan Konselor Menyusui"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.