Computational Thinking sebagai Pendekatan Problem Solving yang Dibutuhkan untuk Peningkatan Kompetensi di Era Digital

edukasi 21 Jul 2023

Perkembangan zaman menuntut manusia untuk terus beradaptasi secara cepat dengan perubahan yang ada. Banyak keterampilan baru yang harus digali dan dimiliki agar tidak menjadi individu yang tertinggal. Di era digital saat ini, transformasi digital mulai berkembang pesat di segala lini kehidupan. Tantangan yang dihadapi akan menjadi lebih kompleks. Oleh sebab itu, setiap individu perlu mengimbanginya dengan kecakapan teknologi. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai dengan memiliki kompetensi Computational Thinking (CT) atau Berpikir Komputasional.

Computational Thinking adalah bentuk cara berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah yang menggunakan empat landasan, yaitu dekomposisi, mencari pola, abstraksi, dan algoritma. Pada penggunaanya, berpikir komputasional tidak hanya terpaku terhadap permasalahan di bidang teknologi dan digital saja, tetapi juga pada bidang lainnya maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Computational Thinking sebagai Pendekatan Problem Solving

Di era digital saat ini, keterbukaan informasi dapat menyebabkan permasalahan yang kompleks, terutama penyalahgunaan data pribadi yang bocor. Cara berpikir komputasional sebagai pendekatan dalam menyelesaikan masalah dapat membantu proses penyelesaian masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, terstruktur, dan efisien.

Langkah-langkah yang digunakan dalam metode problem solving menggunakan Computational Thinking dimulai dengan mengurai masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga menjadi lebih mudah dipahami. Selanjutnya, diteliti untuk mengenali pola dalam konflik yang telah terbagi. Sebagai contohnya, mencari kemiripan antarkonflik. Berikutnya, mulai berfokus pada informasi yang paling penting yang terdapat pada pola yang telah dikenali. Dengan begitu, langkah-langkah penyelesaian konflik dapat dirancang dengan sistematis.

Berpikir komputasional dalam memecahkan masalah akan meningkatkan kreativitas seseorang. Ia akan berusaha menyederhanakan konflik dan menghadirkan solusi yang sesuai dan efektif. Selain itu, cara berpikir tersebut dapat mempersingkat waktu dalam menemukan sebuah solusi. Dengan adanya langkah-langkah yang terstruktur memungkinkan untuk lebih cepat mengenali masalah serta menentukan solusinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan pendekatan Computational Thinking untuk menyelesaikan masalah. Sebagai contoh, seseorang bepergian menggunakan kereta api ke Jakarta. Proses dekomposisi yang terjadi adalah seseorang harus menentukan wilayah yang dituju dan waktu bepergian. Kemudian, cara ia mendapatkan tiket sebagai akses menggunakan moda transportasi terkait.

Implementasi Computational Thinking di Sekolah Dasar
Computational Thinking memiliki empat keterampilan dalam menyelesaikan masalah yakni dekomposisi, pengenalan pola, generalisasi dan abstraksi, serta berpikir algoritma

Selanjutnya, mengenali pola bahwa untuk memperoleh tiket kereta api, kita harus membelinya di stasiun terdekat, melalui aplikasi, hingga cara lainnya yang telah ditentukan. Saat membeli tiket juga harus memperhatikan ketersediaan tiket. Karena kereta api merupakan transportasi umum, banyak orang yang menggunakannya. Sebelum waktu keberangkatan, ia harus menuju stasiun tempat kereta yang akan ditumpanginya. Ia juga harus mencari gerbong dan nomor kursi yang telah ditentukan berdasarkan tiket yang dibeli. Kegiatan tersebut mencerminkan abstraksi.

Mengurutkan langkah-langkah hasil pemecahan masalah dengan tepat dalam bepergian dengan kereta api menunjukkan penciptaan algoritma. Rangkaian kegiatan tersebut menunjukkan bahwa computational thinking telah diterapkan dalam memecahkan masalah.

Cara berpikir komputasional dalam memecahkan masalah akan tumbuh sikap-sikap berikut.

1) Menghadapi Keraguan dengan Percaya Diri

Ketika menyelesaikan masalah, pasti akan ada masa seseorang menjadi ragu. Menyikapi keraguan dengan percaya diri adalah hal yang tepat. Penyebabnya, percaya diri akan mencegah munculnya rasa ketidakmampuan atau keengganan. Perasaan tersebut dapat menumbuhkan kesadaran bahwa untuk bertumbuh harus berani mengambil risiko yang ada.

2) Tangguh

Bagaimanapun, suatu masalah akan terus muncul. Pengulangan langkah dan eksperimen yang terus dilakukan dalam menghadapi masalah membuat seseorang yang memiliki keterampilan berpikir menjadi lebih tangguh.

3) Mampu Bekerja Sama

Penyelesaian masalah biasanya juga dilakukan secara berkelompok. Pada prosesnya, mampu bekerja sama dan berdiskusi penting dilakukan agar dapat tercipta solusi yang tepat. Terlebih lagi pada masa kini, berkembangnya teknologi memungkinkan kita untuk bertemu dengan banyak orang yang dengan berbagai latar belakang. Diharapkan juga sikap kerja sama tidak hanya dilakukan dengan manusia, tetapi juga program atau teknologi yang ada.

4) Aktif Mencari Tahu

Makin kompleks masalah yang dihadapi, makin membutuhkan banyak informasi maupun sumber daya untuk mengatasinya. Sikap aktif mencari tahu akan muncul demi memperoleh solusi yang tepat dalam metode memecahkan masalah dengan pendekatan cara berpikir ini.

5)Tidak Pernah Berhenti Belajar

Menemui banyak permasalahan akan membuat seseorang untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan tidak berhenti belajar agar mampu menentukan solusi yang tepat.

Computational Thinking sebagai Kompetensi Penting di Era Digital

Sebagai upaya untuk mengimbangi perubahan di abad ini, para ahli memformulasikan keterampilan di era digital yang hendaknya dikuasai oleh setiap individu. Salah satu keterampilan tersebut adalah kemampuan dalam memecahkan masalah atau problem solving. Jika seseorang mampu memecahkan suatu masalah berarti ia memiliki kemampuan dalam menjabarkan masalah hingga membuat keputusan yang dapat menyelesaikan masalah itu.

Dalam memecahkan suatu permasalahan, seseorang dapat menggunakan pendekatan Computational Thinking. Kemampuan berpikir komputasional ini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan komputer saja. Namun, kemampuan ini juga diadaptasi sebagai cara berpikir yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah. Seperti yang dikemukakan oleh Dr. Inggriani Liem, ketua Bebras Indonesia, bahwa saat ini komputer dan internet berperan besar dalam menyelesaikan masalah di kehidupan manusia. Jika tidak memiliki kemampuan Computational Thinking, bisa saja individu tersebut akan digantikan dengan robot atau kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).

Berpikir komputasional menjadi kompetensi yang penting di era digital karena memadukan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komputasional sebagai dasar solusi inovatif atas masalah di kehidupan nyata. Selain itu, kemampuan tersebut dapat menjadi cara yang memungkinkan bagi seseorang untuk memandang dari sudut pandang yang berbeda atau memunculkan kreativitas atau inovasi saat menyelesaikan masalah.

Berpikir komputasional pada prosesnya dapat melibatkan aspek pemikiran yang juga mengacu pada metodenya, yakni berpikir logis, berpikir algoritmis, efisiensi, dan berpikir inovatif.

1) Berpikir Logis

Bagian paling penting dari berpikir komputasional tampaknya adalah berpikir logis. Berpikir logis dalam hal ini mengarah pada kesimpulan atau proses menebak berdasarkan informasi yang dimiliki. Aspek logisnya adalah dalam membentuk kesimpulan-kesimpulan yang nyata, tidak memperoleh asumsi-asumsi yang tepat secara kebetulan saja.

2) Berpikir Algoritmik

Di ilmu komputer, algoritma berperan dalam pemecahan masalah, terutama yang terjadi secara berulang. Oleh karena itu, berpikir algoritmik dapat meningkatkan efisiensi saat memecahkan masalah yang serupa. Berpikir algortmik juga berarti berpikir strategis atau proses langkah demi langkah.

3) Efisiensi

Efisiensi dalam ilmu komputer adalah meminimalkan sumber yang diperlukan oleh suatu algoritma untuk menyelesaikan masalah. Ada dua sumber yang signifikan dalam menyelesaikan masalah, yaitu waktu dan kapasitas memori yang diperlukan. Dengan begitu, memecahkan suatu masalah dengan berpikir komputasional saat menciptakan algoritma harus didesain dengan baik yang mana menggunakan langkah-langkah yang paling sedikit untuk menyelesaikan masalah.

Ragam Pendidikan di Desa yang Menginspirasi
Keterbatasan fasilitas pendidikan, tak jarang membuat anak-anak di daerah pedesaan harus merelakan waktu mereka untuk berjalan berkilo-kilo meter untuk sampai di sekolah

4) Berpikir Inovatif

Inovatif berarti bersifat pembaruan. Setiap masalah yang dihadapi akan melatih kemampuan berpikir seseorang untuk mencari celah dari hal-hal yang sudah ada. Akhirnya, seseorang mampu menemukan hal baru atau dapat berpikir dari sudut pandang lainnya (out of the box ).

Jadi, Computational Thinking merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki tiap individu di era digital di mana keterkaitannya sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Jika seseorang memiliki kemampuan memecahkan masalah dari yang sederhana hingga kompleks dengan langkah yang sistematis dan mutakhir, ia tergolong sebagai individu yang mampu bersaing dan memiliki kecakapan hidup.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam mengembangkan kemampuan berpikir komputasional untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di sekitar Anda.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.