Cara Mewujudkan Sekolah Anti-Bullying
Bullying atau perundungan masih menjadi PR besar bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Tingginya kasus bullying di sekolah membuat Indonesia masuk sebagai lima besar negara dengan kasus bullying terbanyak di dunia. Tentunya hal ini bukanlah prestasi yang dapat membanggakan. Penghapusan bullying di sekolah adalah sebuah keharusan yang mendesak. Hal ini demi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap siswa untuk mendapatkan pendidikan secara layak. Artikel ini selanjutnya akan membahas bagaimana cara mewujudkan sekolah anti-bullying.
Kasus Bullying di Sekolah
Harus diakui, angka bullying di sekolah masih sangat tinggi. Menurut catatan akhir tahun dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), sepanjang tahun 2021 terjadi 17 kasus bullying di sekolah. Kasus ini melibatkan antarsiswa maupun antara siswa dan guru.
Tentunya ini bukanlah hal yang membanggakan. Perilaku bullying tak hanya mengganggu proses pembelajaran di sekolah saja, melainkan juga dapat merugikan korban itu sendiri. Hal yang paling parah, bullying bisa menyebabkan korban merenggang nyawa. Banyak juga kasus bullying yang membuat korban mengalami gangguan kejiwaan hingga menjadi pelaku bullying di tempat lain untuk melampiaskan kekesalannya.
Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Sekolah adalah tempat anak bisa memperoleh pendidikan, bukan perundungan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan sekolah ramah anak. Sekolah ramah anak inilah yang bisa memberikan jaminan dan perlindungan agar siswa dapat menjalani proses belajar dengan aman dan menyenangkan. Dengan demikian, siswa tidak khawatir akan mendapatkan perlakuan bully dari para pelaku.
Sekolah Ramah Anak
Sebenarnya apa pengertian dari sekolah ramah anak itu? Mengapa sekolah ramah anak itu bisa melindungi anak-anak dari para pelaku bully?
Sekolah ramah anak merupakan sekolah yang dibangun dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, sehat, dan menyenangkan bagi anak-anak di sekolah. Sekolah ramah anak ini melindungi anak-anak dari berbagai hal yang merugikan dan menghambat proses pembelajaran, salah satunya adalah bullying.
Program Sekolah Ramah Anak ini sudah diatur oleh Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak. Sekolah ramah anak ini ditujukan baik sekolah formal, nonformal, maupun informal yang dapat menciptakan suasana aman, bersih, peduli, serta berbudaya lingkungan hidup yang bisa menjamin, memenuhi, dan melindungi hak anak dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan di bidang pendidikan, termasuk bullying.
Bagaimana sebuah sekolah bisa dikatakan sebagai sekolah ramah anak? Berikut adalah beberapa ciri yang dimiliki oleh sekolah ramah anak.
- Perlakuan yang adil bagi semua siswa, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan.
- Pembelajaran dilakukan dengan baik dan menyenangkan.
- Pembelajaran disokong oleh sarana dan prasarana yang memadai.
- Siswa terlibat aktif dalam dalam proses pembelajaran.
- Semua pihak terlibat dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak ini.
Pentingnya Sekolah Ramah Anak
Sangat penting untuk mewujudkan sekolah ramah anak ini. Mengapa? Berikut adalah beberapa alasan pentingnya sekolah ramah anak.
Pertama, sekolah ramah anak menjamin proses pendidikan berjalan dengan aman dan lancar. Siswa akan lebih bisa fokus mengikuti pembelajaran di lingkungan yang aman dan nyaman.
Kedua, sekolah ramah anak bisa mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Lingkungan sekolah ramah anak tentunya bisa membuat proses pendidikan berjalan lancar. Tentunya ini akan membuat tujuan pendidikan menjadi lebih mudah tercapai.
Ketiga, sekolah ramah anak bisa melindungi siswa dari perilaku bullying. Bullying adalah hal yang merugikan sekaligus bisa mengancam keselamatan siswa. Jika siswa berada di lingkungan sekolah ramah anak, tentunya siswa akan terhindar dari perilaku bullying.
Cara Mewujudkan Sekolah Ramah Anak
Mewujudkan sekolah ramah anak ini memang tidak mudah. Dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk mewujudkan sekolah ramah anak ini. Berbagai pihak itu mulai dari pemerintah, pihak sekolah, guru, siswa, maupun orang tua siswa. Semua pihak perlu saling bekerja sama dan bersinergi untuk mewujudkan sekolah ramah anak.
Lalu, bagaimana cara mewujudkan sekolah ramah anak ini? Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan sekolah ramah anak ini, khususnya untuk mewujudkan sekolah anti-bullying.
1. Jadikan Bahan Pembicaraan
Cara mewujudkan sekolah anti-bullying yang pertama adalah dengan menjadikan bullying sebagai bahan pembicaraan di sekolah. Berikan pemahaman kepada setiap siswa tentang apa itu perilaku bullying, cara menghadapi perilaku bullying, beserta apa saja sanksi yang didapatkan bila menjadi pelaku bullying.
Dengan dibicarakan secara terus-menerus, siswa akan paham apa itu bullying. Hal ini juga bisa menjadi langkah preventif dalam mencegah perilaku bullying di sekolah.
Pada akhirnya diharapkan siswa tidak takut lagi untuk melaporkan apabila menjadi korban bullying. Ini juga bisa mencegah siswa untuk menjadi seorang pelaku bullying.
2. Jalin Kerja Sama Berbagai Pihak
Agar tidak terjadi kasus bullying di sekolah, setiap warga sekolah harus kompak dalam menjalin kerja sama menghadapi perilaku bullying ini. Tak hanya itu, dengan rutin menjalin kerja sama antarwarga sekolah, semuanya dapat saling menghargai dan menjaga satu sama lain. Tak akan lagi ada yang berusaha merundung yang lainnya.
Guru juga perlu lebih sering mengadakan pembelajaran kelompok, terutama berbasis proyek bersama. Dengan saling terlibat dalam pengerjaan proyek bersama, siswa akan saling mengenal dan saling membantu dalam memecahkan sebuah permasalahan.
3. Responsif
Perlu tindakan yang responsif dalam menghadapi perilaku bullying di sekolah. Sikap responsif di sini berarti sekolah segera mengambil tindakan secara tepat jika terjadi kasus bullying di sekolah.
Makin cepat kasus bullying diatasi, makin mudah bullying diberantas. Responsif di sini juga menyangkut ketegasan sekolah dalam menghadapi perilaku bullying. Sekolah akan mengambil tindakan yang tegas bagi setiap perilaku bullying yang terjadi di sekolah. Setiap pelaku bullying akan ditindak tegas, tanpa pandang bulu atau pengecualian.
4. Hadapi Pelaku Bullying Secara Bersama-Sama
Menghadapi pelaku bullying juga bisa menjadi salah satu cara dalam mewujudkan sekolah anti-bullying. Hadapi pelaku bullying secara langsung. Caranya dengan melakukan tindakan konfrontasi dan bertanya mengapa melakukan tindakan bullying tersebut.
Datangi pelaku bullying secara khusus, jangan melakukannya di depan siswa-siswa lainnya. Menghadapi pelaku bullying secara kesatria ini akan membuat pelaku bullying jera. Jangan takut untuk membawa pihak lainnya apabila terjadi konfrontasi secara psikis maupun fisik.
Pelaku bullying tidak akan melanjutkan perundungan kepada korban yang berani menentangnya. Hadapi pelaku bullying dengan berani dan percaya diri. Jika tidak berani maka lakukan bersama-sama dengan orang yang kuat secara fisik dan mental.
5. Libatkan Orang Tua
Terakhir, jangan lupa untuk melibatkan orang tua dalam mewujudkan sekolah anti-bullying ini. Ajak orang tua secara bersama-sama menghadapi perilaku bullying ini, baik orang tua pelaku maupun orang tua korban bullying. Keterlibatan orang tua ini tentu sangat membantu sekolah dalam upaya mewujudkan sekolah anti-bullying.
Orang tua dan sekolah bisa menjalin kolaborasi yang baik untuk mencegah anaknya melakukan perilaku bullying ini. Selain itu, kerjasama ini juga berfungsi sebagai kontrol sosial dalam mencegah terjadinya perilaku bullying di sekolah. Tidak akan ada lagi perilaku bullying di sekolah.
Demikian artikel tentang bagaimana cara mewujudkan sekolah anti-bullying. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam mewujudkan sekolah anti-bullying. Dengan demikian, pembelajaran di sekolah bisa berlangsung dengan aman dan menyenangkan bagi semua pihak tanpa terkecuali.