Cara Efektif Melaksanakan Profiling Peserta Didik
Selaras dengan esensi pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, kegiatan belajar yang mulanya berpusat pada guru, kemudian berpusat ke murid mengarah pada proses belajar berdiferensiasi. Untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu merancang strategi yang diperlukan.
Strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat disusun dengan tepat, apabila guru telah melakukan pemetaan atau identifikasi terlebih dahulu pada murid. Pemetaan yang dilakukan guru diperoleh dengan memperhatikan kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa. Setiap aspek membutuhkan asesmen yang bisa jadi berbeda-beda.
Pada aspek kesiapan belajar, guru mendapatkan informasi mengenai kemampuan diri siswa dalam menerima suatu materi, ide atau keterampilan. Apakah siswa sudah siap dengan materi baru yang diberikan atau belum?
Dari aspek minat, guru mengetahui respon siswa terhadap materi, ide maupun keterampilan dilihat dari ketertarikan atau apa yang telah diketahuinya. Dengan mengetahui materi, ide maupun keterampilan yang dimiliki siswa, guru dapat membantu siswa mengembangkan materi, ide maupun keterampilan baru yang sesuai.
Nah, untuk profil belajar siswa ada beberapa data yang harus diperoleh guru. Seperti identitas atau data diri siswa dari nama anggota keluarga, latar belakang yang mencakup tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, kebiasaan sehari-hari, pekerjaan orangtua dan lainnya. Kelengkapan dari data siswa untuk mendukung hasil asesmen profil belajar juga memperhatikan aspek lainnya seperti perkembangan fisik, psikologi, kognitif, sosio-emosional, bahasa, dan moral.
Bagi guru profil belajar siswa memberikan informasi berarti untuk menentukan keputusan yang perlu diambil dalam pembelajaran. Profil belajar siswa disebut pula profiling peserta didik dapat mendukung proses identifikasi dengan baik bila diperoleh data yang cukup lengkap. Lalu, apa itu profiling? Bagaimana guru mendapatkan informasi seputar profiling peserta didik? Apa saja langkah atau cara efektif yang dapat digunakan guru dalam profiling peserta didik? Yuk, simak selengkapnya berikut ini:
Profiling Peserta Didik
Profiling peserta didik atau disebut juga profil belajar merupakan data seputar karakteristik setiap siswa yang akan mempengaruhi gaya, cara, dan kebiasaannya dalam belajar. Mengetahui profiling peserta didik membantu guru untuk menentukan cara agar siswa dapat memahami konsep, materi, dan menguasai ketrampilan baru.
Profiling juga diartikan dengan pemetaan dan proses pencatatan yang menghasilkan informasi mengenai peserta didik. Data yang diperoleh guru dari profiling peserta didik dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan siswa terkait layanan pendidikan yang sesuai untuknya, terutama di kelas.
Profiling peserta didik bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendukung pengambilan keputusan atau menyusun program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Profiling peserta didik berisi informasi kebutuhan belajar dan kesulitan yang dihadapi anak.
Beberapa faktor menentukan profiling peserta didik, namun aspek bawaan dan lingkungan termasuk yang perlu diperhatikan guru terlebih dahulu. Aspek bawaan dan lingkungan seperti gizi dan pola asuh di keluarga akan mempengaruhi emosional, keberhasilan belajar, dan situasi belajar siswa.
Profiling peserta didik perlu sangat diperhatikan, karena proses belajar yang dilalui siswa dialaminya sendiri, jadi akan sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Siswa sebagai seorang pembelajar membutuhkan motivasi, dukungan atau dorongan agar merasa nyaman di lingkungan belajarnya. Oleh karena itu, dengan memahami profiling peserta didik, diharapkan guru dapat mendukung dan memotivasi proses belajar siswanya.
Cara Melaksanakan Profiling Peserta Didik
Ada beberapa data yang diperlukan guru, sehingga hasil dari profiling mendapatkan informasi lengkap dan tepat guna untuk mendukung kegiatan pembelajarannya. Berikut ini data-data yang dibutuhkan:
1. Identitas Diri Anak
Pada proses pencatatan ini guru menggali informasi diri anak dan keluarganya. Informasi diri anak mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, agama, kebiasaan sehari-hari dan alamat. Kemudian dari keluarga misal nama ayah ibu atau wali, pekerjaan, dan di rumah tinggal dengan siapa saja. Guru dapat memperoleh informasi ini dengan melihat kembali berkas yang berkaitan atau bertanya pada orangtua/walinya.
2. Perkembangan Fisik
Guru memperhatikan tinggi dan berat badan anak, khususnya yang mengajar di tingkat sekolah dasar. Dengan mengetahui pertumbuhannya, guru juga mendapatkan cerminan dari gizi, nutrisi, dan kesehatan anak. Untuk mengetahui pertumbuhan tinggi dan berat badan anak, guru dapat melihat dari tabel pertumbuhan anak usia 6-12 tahun.
3. Perkembangan Psikologi
Proses pencatatan ini berkaitan tentang pikiran dan perilaku anak. Guru memperhatikan perubahan tingkah laku anak melalui pengamatan atau observasi, biasanya perilaku sangat ditentukan dari apa yang dipikirkannya.
4. Perkembangan Kognitif
Penilaian dari sisi perkembangan kognitif menentukan bagaimana kemampuan siswa dalam belajar. Kognitif meliputi kemampuan berpikir, mengetahui, mengingat, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, hingga keberanian dalam melaksanakan suatu tugas materi atau keterampilan. Proses memperoleh informasi dari faktor kognitif dapat dilakukan dengan tes atau bisa juga melalui penilaian formatif maupun penilaian sumatif.
5. Perkembangan Sosio-Emosional
Guru melakukan observasi dengan menyusun pertanyaan sebagai acuan untuk memperoleh informasi dari aspek sosio-emosional. Semisal apakah siswa mampu berinteraksi dengan teman sebaya, keluarga, sekolah dan lingkungannya?; Apakah latar belakang keluarga mempengaruhi belajarnya?; Apakah mampu beradaptasi dengan baik? dan sebagainya.
6. Perkembangan Bahasa
Pada proses memperoleh informasi mengenai aspek perkembangan bahasa, guru memperhatikan kemampuan siswa dalam menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Beberapakecakapan siswa yang perlu dicatat seperti penggunaan kosa kata, cara menyampaikan bahasa, dan cara merangkai kata dalam suatu kalimat. Sedangkan perkembangan bahasa dari sudut psikologi dapat dinilai dari fonologi, morfologi, sintaks, semantik dan pragmatik yang dapat dicatat secara deskriptif.
7. Perkembangan Moral
Menurut Santrock (2007), perkembangan moral merupakan perubahan, penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Aspek ini dapat dilihat dari bagaimana anak bersikap dan mampu membedakan hal yang benar atau salah. Penilaian yang dapat dilakukan guru seperti adab atau etika yang dilakukan siswa, berlaku sopan tidaknya, hingga mengerti mana perbuatan baik atau buruk.
Output dari proses mencatat profil belajar atau profiling peserta didik yang diperoleh guru meliputi:
- Menentukan media belajar yang menarik dan mengundang motivasi belajar siswa
- Menyusun strategi atau cara agar konsep, materi atau keterampilan yang diajarkan dapat diterima dengan baik dan mudah bagi siswa
- Menentukan kriteria dan membuat lingkungan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
- Mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan pengetahuan materi yang dipelajari siswa
- Mengetahui atau menentukan tujuan belajar siswa
Cara efektif bagi guru untuk melaksanakan profiling belajar siswa berdasarkan aspek penilaian yang dibutuhkan dan output yang dibutuhkan meliputi:
- Kerja sama dan komunikasi yang baik antara guru lainnya (bila diperlukan), siswa dan orang tua atau wali murid
- Meningkatkan kepekaan, ketelitian dan kesungguhan untuk memahami kebutuhan siswa
- Menggali informasi selengkap mungkin dan jeli melihat kondisi atau kesulitan belajar siswa
- Membangun kedekatan yang menyenangkan dan mendapatkan kepercayaan dengan siswa.
Demikianlah penjelasan mengenai cara efektif dalam melaksanakan profiling peserta didik. Semoga informasi ada di artikel ini dapat membantu Anda.