Capaian Pembelajaran IPA Fase D
Capaian Pembelajaran IPA Fase D
A. Rasional Mata Pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan sistematis yang diperoleh dari kegiatan observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau suatu prinsip yang sedang diselidiki dan dipelajari. Dengan mempelajari IPA, peserta didik akan dilatih untuk menyelesaikan permasalahan Sains yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan. Hasil karya peserta didik yang dibuat juga akan memberi dampak positif di lingkungannya.
Dalam penerapannya, IPA berperan penting dalam kehidupan peserta didik. Dengan pembelajaran IPA, peserta didik dapat menjaga keselamatan dirinya sendiri, orang lain, dan alam sekitarnya. Peserta didik juga dapat mempelajari cara untuk mencari potensi-potensi terpendam yang ada di alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan. Pada akhirnya, dengan kemampuan ini peserta didik juga dapat membantu manusia dalam mengambil suatu keputusan.
Pembelajaran IPA terdiri dari beberapa prinsip dasar metodologi ilmiah yang dapat melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis, analitis, terbuka, jujur, bertanggung jawab, pantang menyerah, tekun, objektif, solutif, sistematis, dan mampu mengambil keputusan yang tepat. Pencapaian peserta didik dalam pembelajaran IPA dapat diukur dari pemahaman Sains peserta didik, seperti mengamati, mengajukan pertanyaan dan hipotesis, memilih dan mengelola informasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan aksi. Kemudian, pengukuran juga dilihat dari sikap dan perilaku yang mau berkontribusi positif dalam mengembangkan dan melestarikan lingkungan alam sekitarnya.
B. Tujuan Mata Pelajaran IPA
Pembelajaran IPA dapat membantu peserta didik dalam:
- Meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik untuk mengkaji suatu fenomena yang ada di lingkungan sekitarnya, serta mampu memahami bagaimana sistem alam semesta bekerja dan memberi hubungan timbal balik bagi kehidupan manusia;
- Bersikap aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan alam sekitarnya, serta mampu mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak;
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengidentifikasi, merumuskan, hingga menyelesaikan suatu masalah melalui aksi nyata;
- Memahami arti menjadi anggota masyarakat sehingga peserta didik dapat berkontribusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya; dan
- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep dalam pembelajaran IPA serta mampu menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
C. Karakteristik Mata Pelajaran IPA
Pembelajaran IPA berfokus pada kompetensi menerapkan kaidah penelitian ilmiah dalam proses kegiatan belajar peserta didik. Dengan pembelajaran IPA ini, peserta didik akan dilatih untuk memiliki landasan dalam berpikir dan bertindak yang berdasarkan pada pemahaman kaidah penelitian ilmiah. Dua elemen utama dalam pembelajaran IPA, yaitu pemahaman IPA dan keterampilan proses untuk menerapkan Sains ke dalam kehidupan sehari-hari. Setiap elemen ini berlaku untuk empat cakupan konten, yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Elemen |
Deskripsi |
Keterampilan proses |
Keterampilan proses adalah sebuah proses
intensional dalam melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulasikan
permasalahan, mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan perbedaan dari
alternatif-alternatif yang ada, mencari opini yang dibangun berdasarkan
informasi yang kurang lengkap, merancang investigasi, menemukan informasi,
menciptakan model, mendebat rekan sejawat menggunakan fakta, serta membentuk
argumen yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat
direkomendasikan sebagai bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal ini
terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson,
2002). Dalam pembelajaran IPA, terdapat dua pendekatan
pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif (Constantinou et.al, 2018). Peran
guru dalam pendekatan deduktif adalah menyajikan suatu konsep berikut logika
terkait dan memberikan contoh penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan
sebagai pembelajar yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam
pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa
untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk
membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al.,
2007). Keterampilan
proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu siklus yang
dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta
didik. |
Pemahaman IPA |
Peserta didik memiliki kompetensi berpikir ilmiah
jika peserta didik memiliki pemahaman sains yang utuh. Kemampuan berpikir
akan berdampak progresif bagi pengembangan ilmu pengetahuan jika seseorang
memiliki pemahaman bidang keilmuan tertentu. Bernalar kritis dalam pemahaman
cakupan konten merupakan hal yang diharapkan dari peserta didik. Pemahaman
IPA selalu dapat dikaitkan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Dalam mencapai kompetensi itu, peserta didik
diharapkan memiliki pemahaman konsep sains yang sesuai dengan cakupan setiap
konten dan perkembangan jenjang belajar. Pemahaman atas cakupan konten yang
dibangun dalam diri peserta didik haruslah menunjukkan keterkaitan antara
biologi, fisika dan kimia. Akibatnya, peserta didik memahami sains secara
menyeluruh untuk cakupan konten tertentu. Pemahaman ini meliputi kemampuan
berpikir sistemik, memahami konsep, hubungan antar konsep, hubungan
kausalitas (sebab-akibat) serta tingkat hierarkis suatu konsep. |
Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran IPA Fase D (Umumnya untuk kelas VII sampai IX SMP/MTs/Program Paket B)
Pada Fase D, peserta didik telah mampu mendeskripsikan bagaimana hukum alam terjadi pada skala mikro hingga makro, dan membentuk sistem yang saling bergantung satu sama lain. Selain itu, peserta didik juga dapat mengimplementasikan pemahaman konsep-konsep pembelajaran yang telah dipelajari untuk membuat suatu keputusan serta menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Elemen |
Capaian
Pembelajaran |
Keterampilan proses |
1. Mengamati Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan
pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang
diamati. 2. Mempertanyakan dan memprediksi Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan
pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat
prediksi tentang penyelidikan ilmiah. 3. Merencanakan dan melakukan
penyelidikan Peserta didik merencanakan dan melakukan
langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab
pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik menggunakan berbagai jenis
variabel untuk membuktikan prediksi. 4. Memproses, menganalisis data dan
informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan
model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data
secara digital atau non digital. Mengumpulkan data dari penyelidikan yang
dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains
untuk mengidentifikasi hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti
ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan
dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses
penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan permasalahan pada metodologi. 6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh
yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai
konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang
ditentukan. |
Pemahaman IPA |
Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan
klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati,
mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan fisik dan
kimia serta memisahkan campuran sederhana. Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan
senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil
penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta
melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya
serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta
didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta
dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan
iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan
penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta mampu melakukan pengukuran terhadap aspek
fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force),
memahami hubungan konsep usaha dan energi, mengukur besaran suhu yang
diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan
isolator dan konduktor kalor. Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan,
termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan
dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik sederhana yang sering
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik dapat membuat
rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk
menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan
seharihari. Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya
tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan
memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam yang terjadi
dalam rangka mitigasi bencana. Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat
keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi
(asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta didik mengenali
sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta
pelestarian lingkungan. Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil
keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang
membahayakan dirinya dan lingkungan. |
Itulah contoh dari Capaian Pembelajaran IPA Fase D. Semoga bermanfaat!