Bolehkah Guru Menerima Tanda Sayang (Hadiah) dari Murid?

edukasi 13 Des 2023

Memberikan hadiah pada guru sebenarnya adalah hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi, ada beberapa pihak yang menganggap hal ini terlihat kurang etis, entah dari pihak orang tua ataupun dari oknum guru.

Seorang guru meluangkan waktu yang cukup banyak untuk murid-muridnya. Layaknya orang tua di rumah, guru melanjutkan peran sebagai pendidik yang mengarahkan murid di sekolah. Tidak hanya materi pelajaran berdasarkan buku-buku panduan, melainkan juga pelajaran hidup, karakter, mental, dan spiritual murid dibimbing di sekolah.  

Oleh karena itu, terjalin ikatan batin yang kuat antara guru dan murid. Seorang murid yang telah menyelesaikan sekolahnya, akan tetap mengingat gurunya dengan baik. Tak jarang, mereka akan mengirimkan hadiah sebagai tanda sayang untuk gurunya.

Hadiah-hadiah ini biasanya akan diberikan murid saat kenaikan kelas, saat ulang tahun guru, atau saat hari raya. Pemberian hadiah terhadap guru semakin lama menjadi semakin populer, begitu juga saat sekarang ini. Tidak hanya sekolah-sekolah swasta atau sekolah favorit yang melakukannya. Bahkan, sekolah negeri di pelosok negeri pun berinisiatif memberikan hadiah sebagai tanda sayang pada gurunya. Ada yang memberi hadiah atas nama pribadi dan ada yang memberi hadiah secara kelompok atau patungan.

Sebenarnya bolehkah guru menerima tanda kasih (hadiah) dari murid? Menerima hadiah sebenarnya boleh saja, asalkan tidak berlebihan dan tidak memberatkan murid. Pemberian yang berlebihan juga akan menimbulkan kecanggungan bagi guru yang menerima. Oleh karena itu, ada beberapa catatan bagi guru yang menerima tanda sayang (hadiah) dari murid, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Tidak Meminta

Seorang guru jangan pernah meminta hadiah kepada murid secara tersurat maupun tersirat meskipun dalam konteks bercanda. Ini karena murid akan berusaha mengabulkannya. Kemungkinan ada perasaan malu dan sungkan dalam diri murid jika tidak memberikan hadiah.

Nah, jangan sampai murid merasa terbebani dengan hal ini. Jika guru meminta hadiah, dikhawatirkan murid akan merasa minder dan merasa gundah saat di sekolah. Lagipula, tidak etis rasanya, meminta-minta kepada murid, sekalipun murid tersebut berasal dari keluarga yang mampu.

2. Tidak Membiasakan

Di beberapa sekolah, ada kebiasaan yang tidak tertulis untuk memberikan hadiah pada guru setiap pembagian rapor. Hendaknya orang tua tidak perlu memaksakan memberi hadiah, hanya karena ikut-ikutan orang tua yang lain. Guru juga tidak perlu memberi sinyal kepada murid untuk membawa hadiah saat pembagian rapor.

Seandainya ada yang memberi hadiah, cukup terima saja dan langsung simpan di bawah meja agar tidak terlihat oleh orang tua lain yang mungkin tidak membawa hadiah. Jangan malah melebih-lebihkannya dengan mengucapkan terima kasih berulang kali.

3. Tidak Dipublikasikan

sumber: https://www.pexels.com/

Zaman sekarang, kejadian apa pun sering kali di-share di media sosial. Begitupun guru-guru yang sering membagikan kegiatan belajarnya di media sosial. Akan tetapi, ketika guru menerima hadiah dari murid, jangan menjadikannya status di media sosial, walaupun dengan alasan mengucapkan terima kasih.

Ucapan terima kasih cukup disampaikan pada saat menerima hadiah saja. Tidak perlu berlebihan agar tidak menimbulkan rumor yang kurang bagus bagi guru dan pihak sekolah. Ini karena media sosial bisa diakses oleh banyak orang dan Anda tidak bisa mengendalikan pikiran mereka. Tidak semua orang menanggapi secara positif. Selalu saja ada pihak yang pro dan kontra terhadap postingan di media sosial.  

4. Tidak Membedakan

sumber: https://www.pexels.com/

Ada murid yang mampu memberi hadiah, tetapi ada juga yang tidak mampu memberi hadiah. Dalam menghadapi hal ini, guru tidak boleh membeda-bedakan sikap terhadap murid dan orang tuanya. Perlakukan mereka semua dengan sama, keramahan dan kasih sayang yang sama pada semua murid.

Bagaimana Cara Menciptakan Siswa Pembelajar
Rasa ingin tahu inilah yang mendorongnya untuk terus belajar. Belajar mencari tahu tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari rasa ingin tahunya itu.

5. Tidak Memaksakan

Di beberapa sekolah, ada orang tua yang "terpaksa" untuk membelikan hadiah pada guru dengan dalih merasa tidak enak karena kelas lain memberi hadiah, sedangkan kelas anaknya tidak memberi hadiah.

Sebenarnya ini tidak perlu. Namun, jika tetap ingin memberi hadiah, berilah sesuai dengan kemampuan orang tua. Tidak perlu memaksakan memberi sesuatu yang mewah sehingga mengorbankan orang tua lain untuk ikut patungan. Akan lebih baik jika memberikan sesuatu yang sederhana, tetapi ada nilai cinta kasih di sana. Sebagai contohnya, memberi kue hasil bikinan sendiri atau apa pun yang sifatnya lebih personal.

7 Strategi Membiasakan Anak untuk Hemat Energi di Rumah
Kapan sebaiknya mulai mengajarkan anak untuk hemat energi? Kebiasaan baik sebaiknya diajarkan pada anak-anak sejak dini.

Ada atau tidaknya hadiah dari murid, seorang guru harus mengajar dengan semangat dan disiplin untuk mendidik murid-murid hingga menjadi generasi penerus yang berhasil. Tak jarang kita menemukan murid-murid yang sudah berhasil sengaja datang untuk menemui gurunya. Tidak hanya hadiah yang mereka bawakan, tetapi segenap cinta, kasih sayang, dan rasa hormat mereka berikan dengan tulus.

Begitu juga orang tua akan merasa tersentuh saat anaknya diperhatikan dengan baik, dibimbing mengerjakan soal-soal, serta dibina menjadi pribadi yang berkarakter. Bagi orang tua di daerah pelosok, rasa terima kasih pada guru sangat ketara, saat anak-anak mereka dibantu untuk mengurus sekolah lanjutan. Bahkan, murid kelas atas sangat terbantu dengan info beasiswa dari universitas-universitas.

Guru yang bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk mendampingi murid-murid mengurus hal ini, sudah pasti akan diingat sepanjang masa oleh murid. Jika perasaan ini sudah muncul di dalam hati, tidak sedikit tanda kasih yang akan mereka berikan pada guru. Guru-guru yang butuh upgrade ilmunya bisa mengikuti event-event dari kejarcita.id yang rutin diadakan setiap bulannya.

Di daerah pesisir, para nelayan sering kali menyisihkan ikan tangkapan terbaik mereka untuk diberikan pada guru anaknya. Begitupun di daerah pegunungan, segala hasil bumi yang bagus akan disisihkan untuk guru anak-anak mereka. Ini sebagai ucapan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk mengajari, mendidik, dan membimbing anak-anak murid yang beraneka ragam karakternya. Terima kasih, guru ...  

Enni Kurniasih

"Penulis, blogger, pemerhati pendidikan dan parenting"

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.