Bagaimana Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi yang Efektif?
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia selalu direvisi dan dimodifikasi sampai menemukan program belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal pada kemampuan dan keterampilan siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dikembangkan pemerintah, yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Lantas, bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang efektif?
Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu proses pengajaran efektif. Pembelajaran ini memberikan berbagai cara kepada siswa untuk memahami suatu informasi baru, termasuk menemukan cara untuk mendapatkan konten, mengolah, membangun dan menalar gagasan.
Menurut Tomlinson dan Edison (2003), pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang secara proaktif melibatkan siswa selama proses pembelajarannya, serta memandang kelas-kelas sekolah dasar sebagai kelas yang memadukan berbagai kesiapan, minat dan bakat belajar pada siswa. Empat karakteristik utama pembelajaran berdiferensiasi menurut Tomlinson dan Edison, yaitu sebagai berikut.
- Pembelajaran adalah suatu konsep dan prinsip memberikan dorongan.
- Penilaian berkelanjutan terhadap kesiapan dan perkembangan belajar siswa yang dipadukan ke dalam kurikulum.
- Pengelompokkan yang dilakukan secara fleksibel dan konsisten.
- Siswa secara aktif bereksplorasi di bawah pemantauan dan bimbingan serta arahan guru.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh guru ketika ingin menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu sebagai berikut.
1. Berpusat pada Siswa
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi yaitu berpusat pada siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa adalah kegiatan pembelajaran telah dirancang dengan cermat supaya siswa bisa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar. Peran guru tidaklah sebagai pengajar, tetapi lebih memantau jalannya kegiatan belajar dan bertindak sebagai fasilitator siswa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki peluang besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan komunikasi matematika siswa.
2. Berpusat pada Kurikulum
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini tidak akan mengubah konsep atau tujuan dari kurikulum pembelajaran yang telah ditetapkan sekolah. Kegiatan pembelajaran ini lebih mengutamakan kreativitas guru dalam menyelaraskan perangkat pembelajaran.
3. Diferensiasi Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang akan diberikan oleh guru tidak bersifat sama rata untuk seluruh siswa. Oleh karena itu, Anda harus mampu menyeleksi materi pembelajaran yang akan diberikan apakah sesuai dengan minat siswa, bagaimana pengetahuan awal mereka, dan gaya belajar siswa. Anda harus benar-benar cermat dalam mempertimbangkan hal ini.
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
1. Diferensiasi Konten
Strategi diferensiasi konten berhubungan dengan apa yang akan diajarkan guru kepada siswa dengan mempertibangkan pemetaan kebutuhan kegiatan belajar, baik dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat siswa, aspek profil belajar siswa, atau kombinasi dari ketiga aspek tersebut.
2. Diferensiasi Proses
Dalam strategi ini, guru harus memahami metode belajar seperti apa yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar, apakah akan dilakukan secara berkelompok atau mandiri. Guru juga akan menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan kepada seluruh siswa, misalnya siapa saja siswa yang membutuhkan bantuan, siapa sajakah yang membutuhkan pertanyaan pemandu, dan mana yang terlatih untuk belajar mandiri. Guru harus benar-benar mempertimbangkan hal tersebut dalam rencana pembelajaran yang akan dirancang di dalam kelas.
3. Diferensiasi Produk
Untuk melakukan strategi ini Anda dapat melakukannya dengan berbagai macam cara. Namun, Anda harus benar-benar mempertimbangkan kebutuhan belajar siswa terlebih dulu sebelum memberikan penugasan produk nantinya. Adanya penugasan produk harus membantu siswa secara individual atau kelompok. Anda juga harus menentukan atau memperluas apa yang akan siswa pelajari selama periode waktu yang telah ditetapkan, yaitu selama satu semester atau selama setahun.
Diferensiasi produk terdiri dari dua hal, yaitu memberikan siswa tantangan dan pilihan agar mereka mampu mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sebagai guru Anda juga harus menentukan beberapa hal, yaitu kualitas pekerjaan yang akan dilakukan, konten apa yang harus ada pada produk tersebut, bagaimana cara membuat atau mengerjakannya, apa hasil akhir yang diharapkan dari produk yang akan dibuat nantinya.
Lantas, bagaimana cara menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang efektif?
Untuk menerapkan pembelajaran yang berdiferensi, kita harus memastikan lingkungan belajar siswa tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi yang efektif harus dibangun dengan “learning community” atau suatu komunitas belajar. Pada komunitas belajar tersebut, guru akan mengembangkan kemampuan setiap siswanya dengan berbagai macam praktik. Berikut adalah contoh keadaan komunitas belajar efektif yang dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi.
1. Setiap Siswa Akan Menyambut dan Merasa Disambut dengan Baik
Dengan adanya sikap yang terbuka, hangat, dan ramah, kegiatan pembelajaran akan jauh lebih menyenangkan dan beberapa program yang ingin dilaksanakan pun memiliki peluang besar untuk tercapai. Kemudian, ruang kelas akan dipenuhi dengan berbagai macam hasil belajar siswa.
2. Setiap Siswa di Kelas Akan Saling Menghargai
Tindakan saling menghargai adalah kunci dari kesejahteraan suatu komunitas belajar. Akan ada situasi terjadinya perbedaan pendapat, pandangan, dan selisih paham di antara siswa. Jika permasalahan tersebut diselesaikan dengan kekuatan mulut dan otot, pasti siswa tidak akan menemukan titik temu. Oleh karena itu, di sinilah pentingnya sikap menghargai. Perbedaan pendapat seperti ini akan ada dalam pembelajaran berdiferensiasi.
3. Guru Akan Mengajar untuk Mendapatkan Kesuksesan
Pada kondisi ini, guru memiliki peran penting dalam mencari tahu posisi siswa yang akan dikaitkan dengan tujuan pembelajaran utama yang ingin dicapai. Guru akan merancang pembelajaran yang sedikit di atas kemampuan siswa karena dengan melewati zona nyaman, siswa akan merasakan tantangan dan mendapatkan motivasi yang besar untuk bisa memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, ketika siswa mendapatkan tantangan, guru akan memastikan bahwa mereka akan tetap memberikan dukungan dan tidak akan meninggalkan mereka sendiri dalam menghadapi tantangan tersebut.
4. Guru Berkolaborasi untuk Pertumbuhan dan Kesuksesan Siswa
Guru dan siswa harus bekerja sama untuk mendapatkan kesuksesan bersama-sama. Walaupun guru memiliki peran besar dalam membimbing siswa, bukan berarti siswa tidak memiliki tanggung jawab besar untuk kesuksesan kelasnya. Setiap siswa juga harus memiliki solusi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan memecahkan setiap permasalahan dengan cara yang konstruktif dan membentu rutinitas yang efektif.
5. Bersikap Sdil
Selain itu, dalam menerapkan pembelajaran berdiferensi, guru harus bersikap adil. Dalam hal ini, sikap adil yang dimaksud yaitu guru harus bisa memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk bisa berkembang dan sukses dengan pekerjaan yang dilakukannya. Bisa dikatakan bahwa guru dan siswa adalah sebuah tim yang sedang berusaha untuk membuktikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas dapat berjalan dengan baik.
Itulah beberapa penjelasan mengenai pembelajaran berdiferensiasi, strategi dalam pembelajarannya, serta beberapa cara dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang efektif. Dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi tersebut, sangat diharapkan bahwa pendidikan di Indonesia akan semakin maju dan berkembang pesat.