Apa Saja yang Dipelajari di Sekolah Luar Biasa?
Indonesia memiliki beberapa sekolah luar biasa (SLB) yang tersebar di setiap provinsi. Dengan dibangunnya SLB, lembaga pendidikan berharap bahwa semua generasi bangsa Indonesia bisa memiliki kemampuan akademik, kreativitas, dan kemampuan sosial yang baik. Walaupun SLB mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus, ada beberapa pelajaran yang dipelajari di sekolah luar biasa yang harus kamu ketahui. Pelajaran apa saja? Informasi tersebut akan dibahas dalam artikel ini.
Memang anak-anak yang sekolah di SLB bisa belajar seperti biasa? Seperti anak-anak yang belajar di sekolah pada umumnya?
Kerap kali masyarakat memandang sebelah dan tidak terlalu memedulikan anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk pendidikan yang akan mereka dapatkan. Selain masyarakat, beberapa orang tua juga masih mengalami kebingungan dalam menentukan pendidikan yang sesuai dengan anak mereka (yang berkebutuhan khusus), karena SLB tidak tersebar di setiap penjuru daerah, berbeda dengan sekolah umum.
Meskipun beberapa orang beranggapan bahwa SLB adalah sekolah yang memiliki keterbelakangan pendidikan dan memiliki metode belajar yang cenderung tertinggal dibandingkan dengan sekolah umum, SLB mengajarkan anak-anak mengenai berbagai macam keterampilan dan kemampuan dasar supaya mereka bisa mengikuti kurikulum pendidikan yang dimiliki sekolah umum.
Menurut Depdiknas (1986), terdapat 3 bentuk keterpaduan dalam layanan pendidikan yang diperuntukkan untuk anak berkebutuhan khusus. Tiga bentuk itu ialah sebagai berikut.
1. Bentuk Kelas Biasa
Pada bentuk ini, anak berkebutuhan khusus akan belajar di kelas biasa secara penuh dan juga menggunakan kurikulum biasa. Pendekatan, metode belajar, dan cara penilaian yang digunakan dalam kelas ini tidak jauh berbeda dengan apa yang digunakan dalam sekolah umum.
Namun, ada beberapa perbedaan yang terdapat pada mata pelajaran yang akan disesuaikan dengan ketunaan anak di kelas. Sebagai contohnya, apabila anak tersebut mengalami tuna netra, dalam pelajaran menggambar, matematika, menulis, dan juga pelajaran membaca, proses belajarnya akan disesuaikan dengan kondisi anak.
Sementara itu, anak dengan tuna rungu akan mengikuti mata pelajaran kesenian, bahasa asing, ataupun bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan kemampuan wicara anak di kelas.
2. Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
Selain itu, dalam bentuk keterpaduan ini, anak-anak yang berkebutuhan khusus akan melakukan proses belajar di kelas biasa tempat mereka akan menggunakan kurikulum biasa. Mereka juga akan mengikuti pelayanan khusus untuk mata pelajaran tertentu.
Pelayanan khusus yang akan diberikan kepada anak akan diberikan di ruang bimbingan khusus oleh guru pembimbing khusus (GPK). Pendekatan yang akan digunakan oleh guru pembimbing khusus, yaitu pendekatan individu dan dengan menggunakan metode peragaan yang sesuai.
Peran guru pembimbing khusus, yaitu sebagai konsultan bagi kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi, dan orang tua. Pelayanan khusus akan diberikan kepada anak berkebutuhan khusus di ruang konsultan tersebut.
3. Bentuk Kelas Khusus
Anak-anak yang berkebutuhan khusus akan mengikuti kelas atau pendidikan yang sama dengan kurikulum di Sekolah Luar Biasa (SLB) secara penuh di dalam kelas khusus pada sekolah umum yang melaksanakan program pendidikan terpadu.
Keterpaduan ini disebut dengan keterpaduan lokal atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi. Pada bentuk keterpaduan ini, guru pembimbing khusus bertugas sebagai pelaksana program di kelas khusus. Selain itu, pendekatan, metode belajar serta cara penilaian yang akan digunakan, yaitu pendekatan belajar, metode belajar dan cara penilaian yang digunakan di sekolah SLB.
Hal lain yang harus Anda ketahui adalah keterpaduan ini bersifat fisik dan sosial. Artinya, anak yang berkebutuhan khusus akan diberikan kegiatan pembelajar yang bersifat non-akademik, seperti olahraga, pelajaran keterampilan, dan juga kemampuan bersosialisasi.
Apa Saja yang Dipelajari di Sekolah Luar Biasa?
Dalam penjelasan ini, struktur kurikulum yang akan digunakan, yaitu struktur kurikulum SDLB yang strukturnya diterapkan dalam SD (Sekolah Dasar). Berikut merupakan beberapa pelajaran yang dipelajari di sekolah luar biasa pada siswa SD.
1. Mata Pelajaran Umum Kelompok A
Program kegiatan belajar yang dipelajari dalam kelompok A, yaitu terkait bidang studi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam tahap ini, program kurikuler yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Bidang studi yang diajarkan kepada siswa menjadi dasar dan penguatan dari pemahaman mereka dan menjadikan pemahaman tersebut sebagai titik acu yang dapat dikembangkan di kemudian hari.
2. Mata Pelajaran Umum Kelompok B
Program kegiatan belajar yang dipelajari dalam kelompok B yaitu terkait bidang studi Seni Budaya dan Prakarya dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Dalam tahap ini, program kurikuler yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki siswa terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
3. Kelompok C
Program kegiatan belajar yang dipelajari dalam kelompok C, yaitu program kebutuhan khusus. Program belajar yang disediakan dalam kelompok C dapat membantu kebutuhan khusus peserta didik. Beberapa program kebutuhan khusus untuk peserta didik, yaitu sebagai berikut:
- Tunanetra, program yang akan diberikan, yaitu pengembangan orientasi, mobilitas, sosial, dan komunikasi.
- Tunarungu, program yang akan diberikan yaitu pengembangan komunikasi, persepsi bunyi, dan irama.
- Tunagrahita, program yang akan diberikan, yaitu pengembangan diri.
- Tunadaksa, program yang akan diberikan, yaitu pengembangan diri dan gerak.
- Autis, program yang akan diberikan yaitu pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.
Dalam menerapkan kegiatan pembelajaran di sekolah SLB, metode belajar yang cocok yaitu pembelajaran tatap muka dan satu jam pelajaran, yaitu selama 30 menit.
Selain itu, ada beberapa metode belajar atau pendekatan yang diterapkan guru secara berbeda, tergantung dengan mata pelajaran atau program belajar yang sedang diterapkan kepada siswa. Contohnya adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, Seni Budaya, dan PPKn dengan pendekatan tematik dalam kegiatan belajar.
Hal lain yang harus diketahui yaitu kegiatan belajar Anda bisa menerapkan belajar kelompok dengan catatan Anda harus ketat dalam mengawasi dan membimbing mereka. Dengan belajar kelompok, peserta didik bisa belajar untuk bekerja sama, gotong royong, dan menjadi lebih aktif dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki. Metode belajar kelompok bisa diterapkan di beberapa pelajaran yang dipelajari di sekolah luar biasa. Untuk memastikan apakah metode tersebut bisa berjalan secara maksimal, Anda bisa membuat rancangan kegiatan pembelajarannya terlebih dulu.
Dalam menerapkan kegiatan belajar untuk peserta didik di sekolah SLB memang tidak semudah mengajar di sekolah umum. Pasalnya, tingkat kemampuan akademik yang mereka miliki berbeda dengan peserta didik yang berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, selain memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, Anda harus memiliki jiwa sosial yang tinggi dan keluasan hati dalam mengajar.