Prinsip Pengembangan Worksheet yang Baik Untuk Jenjang SD

edukasi 23 Nov 2020

Worksheet merupakan lembar kerja pada Microsoft Excel untuk memasukkan data, membuat tabel, membuat chart, dan lain sebagainya. Dalam istilah worksheet, terdapat istilah workbook, keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu sama-sama membentuk sebuah tabel kerja, sedangkan perbedaan worksheet dan workbook yaitu jika workbook merupakan buku kerja, maka worksheet merupakan lembaran kerja dari halaman buku tersebut.

Worksheet untuk peserta didik bisa disebut sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar kerja siswa merupakan panduan yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau penyelesaian masalah.

Lembar kerja ini bisa berbentuk panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif atau panduan berbentuk eksperimen atau demonstrasi untuk mengembangkan semua aspek pembelajaran.

Menurut Trianto, 2010: 111, lembar kerja siswa berisi sekumpulan kegiatan mendasar yang wajib dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dan sebagai bentuk upaya meningkatkan kemampuan dasar sesuai dengan pencapaian hasil belajar yang ditempuh. Adapun isi dari lembar kerja siswa yaitu berupa tugas yang wajib dikerjakan petunjuk, langkah-langkah menyelesaikan tugas serta jelas kompetensi dasar yang harus dicapai.

Menurut Madjid, 2007: 177, lembar kerja siswa dapat digunakan untuk pelajaran apa saja. Tugas dalam lembaran tersebut tidak bisa dikerjakan oleh siswa dengan baik apabila tidak dilengkapi buku atau referensi lain yang berhubungan dengan materi tugas. Setiap jenjang sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA memiliki pengembangan worksheet atau LKS yang berbeda. untuk membuat worksheet jenjang SD, Anda perlu memenuhi prinsip yang sesuai, mulai dari manfaat, sistematika dan struktur.

Manfaat Lembar Kerja Siswa

Worksheet atau lembar kerja memiliki Manfaat bagi siswa maupun guru dalam belajar. Adapun berikut ini merupakan beberapa manfaat lembar kerja dalam pendidikan diantaranya yaitu:

  • Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan atau mengenalkan pengajaran maupun kegiatan tertentu.
  • Untuk mempercepat kegiatan belajar mengajar serta menghemat waktu mengajar
  • Bisa mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas bagi siswa, karena mereka dapat menggunakan alat bantu secara bergantian
  • Lembar Kerja Siswa dapat digunakan untuk menyajikan mata pelajaran secara eksperimen maupun non eksperimen. Sehingga, LKS dibagi menjadi dua jenis sesuai penggunaannya, yaitu LKS eksperimen untuk kegiatan eksperimen dan LKS non eksperimen sebagai pedoman memahami konsep maupun prinsip tanpa eksperimen. Kedua jenis LKS tersebut dapat mengembangkan keterampilan siswa khususnya di bidang sains, Dewiana (2001:10)
  • Meminimalisir peran guru, namun memaksimalkan peran siswa
  • Memudahkan siswa memahami materi yang diberikan
  • Ringkas namun kaya akan tugas untuk melatih kemampuan siswa
  • Memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang diajarkan
  • Bagi guru LKS bermanfaat untuk menuntun siswa dalam melakukan kegiatan serta mempertimbangkan proses berpikir yang utuh pada siswa
  • Siswa tidak perlu membuat catatan ikhtisar atau resume di setiap buku catatan karena dalam LKS sudah terdapat ringkasan materi pelajaran.

Sistematika Lembar Kerja Siswa (LKS)

Untuk membuat lembar kerja siswa yang baik, Anda harus memperhatikan sistematika atau urutannya dengan benar. Adapun berikut ini yang merupakan sistematika lembar kerja siswa menurut Poppy Kamalia Devi, dkk (2009: 32-33), yaitu:

1. Judul LKS

Judul merupakan kata paling awal dalam lembar kerja siswa yang menggambarkan isi dari lembaran tersebut.

2. Pengantar

Pengantar merupakan uraian singkat bahan pelajaran, misalnya konsep IPA yang termuat dalam kegiatan. Selain itu ada pula pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk memancing kemampuan berpikir dan analisis siswa, sehingga siswa dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Tujuan Kegiatan

Ada pula tujuan kegiatan yang isinya kompetensi yang harus dicapai siswa setelah melakukan percobaan. Tujuan pembelajaran ini dirinci di setiap kegiatan dalam lembar kerja siswa.

4. Alat dan bahan

Maksud alat dan bahan yaitu hal-hal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan yang sesuai dalam lembar kerja.

5. Langkah Kegiatan

Langkah kegiatan berisi sejumlah langkah atau tata cara pelaksanaan yang akan dilakukan oleh siswa. Setidaknya terdapat tiga langkah kegiatan yang ditulis, yaitu:

  • Tabel atau hasil pengamatan. Tabel mempunyai fungsi untuk mencatat data hasil pengamatan dari kegiatan yang dilakukan.
  • Pertanyaan. Pertanyaan diberikan untuk mengulang kembali mengenai apa yang diamati saat melakukan percobaan juga menuntun untuk menarik kesimpulan percobaan. Pertanyaan ini dapat diselesaikan secara berkelompok ketika pembelajaran sedang dilakukan.
  • Kesimpulan. Kesimpulan berada pada bagian akhir LKS. Hal ini bertujuan agar guru bisa mengetahui apakah kompetensi yang diinginkan sudah tercapai atau belum.

Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS)

Untuk membuat worksheet atau lembar kerja siswa yang tepat bagi jenjang SD, Anda harus memperhatikan struktur pembuatannya. Dalam kegiatan belajar mengajar sendiri LKS biasa digunakan sebagai buku latihan yang didalamnya berisi 2 struktur, yaitu:

1. Ringkasan Materi

Seperti yang diketahui sebelumnya, bahwa siswa tidak perlu mencatat rangkuman kembali, karena rangkuman materi bisa ditemukan dalam Lembar Kerja Siswa. Dengan adanya ringkasan tersebut, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang diajarkan.

2. Soal-soal latihan

Bentuk soal latihan dalam lembar kerja siswa dibagi menjadi dua, yaitu soal subjektif atau uraian dan soal objektif (Fixed response item). Berikut ini beberapa penjelasannya:

1. Soal-soal Subjektif (Uraian)

Soal subjektif merupakan soal yang berbentuk uraian, dimana soal tersebut memberi kebebasan kepada siswa dalam menjawab pertanyaan di lembar kerja siswa. dari kebebasan tersebut terciptalah jawaban yang beragam, sehingga tingkat kebenaran dan kesalahan menjadi variasi. Hal tersebutlah yang mengundang sifat subjektivitas penilai dalam menilai jawaban yang diberikan (Thoha, 1994; 55).

Adapun berikut ini merupakan beberapa kelebihan soal subjektif, yaitu:

  • Siswa dapat menentukan sendiri jawaban yang ada dalam pikirannya
  • Soal tersebut tidak membuat siswa tertekan
  • Melatih siswa untuk menggunakan fakta yang relevan dengan persoalan serta dapat mengorganisasikannya dengan baik. Sehingga bisa mencapai hasil pemikiran yang terintegrasi dan utuh.
  • Melatih siswa untuk menyusun kata-kata sendirinya dengan baik, benar, tepat dan cepat, karena jawaban menggunakan pemikiran tersendiri.
  • Soal uraian bisa mengukur kemampuan sintetik, analitik dan evaluatif.
5 Tips Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Anak
Menurut Petrie, 1997 kecepatan perkembangan komunikasi serta bahasa anak-anak akan ditentukan sebagaimana cara orang dewasa menghargai bahasa anak-anak, misalnya pada saat Anda mendengarkan anak, berarti Anda telah menunjukkan perhatian kepada mereka serta mengembangkan kepercayaan diri mereka.

Meskipun memiliki beberapa kelebihan, namun soal uraian juga tak luput dari beberapa kekurangan, berikut di antaranya:

  • Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.
  • Pemberian nilai tidak ajeg atau reliable, karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian seperti tulisan siswa, situasi, kelelahan menilai, dan lainnya.
  • Sulit menentukan benar-salahnya jawaban, karena variasi jawaban yang cukup banyak dan tingkat kebenarannya bertingkat-tingkat.

2. Soal-soal Objektif (Fixed Response Item)

Soal objektif merupakan soal yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, di mana siswa hanya perlu memilih satu diantara alternatif jawaban tersebut. Ada beberapa kelebihan dari bentuk soal objektif, di antaranya yaitu:

  • Melatih siswa untuk mencari jawaban yang lebih tepat.
  • Subjektivitas pendidik rendah.
  • Memudahkan pendidik untuk memberi nilai pada siswa.
  • Tidak memerlukan waktu lama untuk mengoreksi.

Adapun beberapa kelemahan soal objektivitas yaitu:

  • Memungkinkan siswa untuk menebak jawaban.
  • Membutuhkan waktu lama untuk menyusun soal dan membuat alternatif jawabannya.
5 Do and Don’t Guru saat Melakukan Penilaian Pembelajaran
Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menilai siswa, apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif atau tidak. Ada tidak ada kesalahan dalam menilai, ada beberapa hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan guru ketika melakukan penilaian pembelajaran.

Itulah beberapa hal mengenai worksheet atau lembar kerja siswa yang bisa Anda ketahui. Untuk menciptakan worksheet yang baik bagi jenjang SD, Anda perlu memperhatikan sistem serta struktur pembuatan worksheet dengan tepat. Keberadaan lembar kerja siswa hanya untuk memberikan kemudahan serta kelancaran aktivitas proses belajar mengajar, karena kedudukan guru tidak bisa terganti lembar kerja.

‌‌‌‌

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.