Apa Itu Visible Thinking Routine (VTR)?
Seorang guru tentu ingin bisa mendidik siswa-siswanya dengan baik. Guru ingin melihat siswanya tumbuh menjadi individu yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Meskipun proses pendidikan itu lebih berfokus untuk mengasah kemampuan kognitif siswa, tentu saja mentalitas siswa juga harus diasah. Mentalitas yang baik tentu bisa mendukung kemampuan kognitif siswa. Tentunya, agar keinginan guru ini bisa tercapai, guru perlu memilih metode pembelajaran apa yang paling baik untuk mendidik siswa-siswanya ini.
Salah satu metode yang bisa dipilih guru untuk bisa mendidik siswa dengan baik adalah menggunakan metode VTR (Visible Thinking Routine). Tulisan ini selanjutnya akan membahas apa itu Visible Thinking Routine (VTR). Mulai dari pengertian visible thinking routine, apa manfaat dari penerapan visible thinking routine ini, hingga bagaimana cara menerapkan visible thinking routine ini pada saat proses pembelajaran di kelas.
Pengertian Visible Thinking Routine (VTR)
Sebenarnya apa itu Visible Thinking Routine (VTR)? Apa yang membedakan Visible Thinking Routine (VTR) ini dari metode pembelajaran lainnya? Visible Thinking Routine (VTR) bisa diartikan sebagai metode pembelajaran yang menekankan rutinitas berpikir yang terlihat. Konsep Visible Thinking Routine ini terbagi atas visible thinking dan thinking routine.
Pada visible thinking ditujukan untuk secara bersamaan memperkaya proses pembelajaran di kelas dan mendorong perkembangan kognitif siswa. Visible thinking ini berfokus pada:
· Konten pembelajaran dipelajari secara mendalam.
· Tingginya motivasi belajar.
· Perkembangan proses kognitif dan kemampuan belajar siswa.
· Perkembangan sikap siswa yang terkait dengan kemampuan kognitif dan proses pembelajaran.
· Suasana kelas yang penuh antusiasme.
Pada dasarnya visible thinking ini adalah konsep yang berasal dari sebuah penelitian tahunan yang dilakukan oleh Ron Ritchart pada Project Zero yang merupakan lembaga penelitian pendidikan di Harvard Graduate School of Education. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan proses berpikir siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memiliki kemampuan berpikir tidak hanya perlu pengetahuan dan keterampilan saja. Kemampuan berpikir ini juga memerlukan adanya kepekaan. Bisa dibilang kemampuan berpikir ini sangat kompleks, karena merupakan hasil dari pengetahuan, keterampilan, kepekaan, dan sikap yang dimiliki oleh siswa.
Visible thinking ini intinya adalah untuk mewujudkan proses berpikir dan proses belajar di kelas yang interaktif. Kelas yang interaktif inilah yang membuat proses berpikir siswa dihargai, sehingga belajar lebih menyenangkan dan bermakna.
Sedangkan thinking routine ini merupakan elemen penting dari visible thinking itu sendiri. Thinking routine atau kebiasaan berpikir inilah yang membuat suasana interaktif di kelas bisa terwujud. Dengan kebiasaan berpikir, maka siswa bisa lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Berbicara tentang kebiasaan berpikir, setidaknya ada beberapa macam tipe berpikir yang dibutuhkan saat menjalani proses pembelajaran. Kebiasaan-kebiasaan berpikir tersebut, antara lain:
· Melakukan observasi mendalam dan menjelaskan.
· Membangun interpretasi.
· Melakukan penalaran berdasarkan bukti.
· Menghubungkan atau membuat korelasi.
· Berpikir dari berbagai sudut pandang.
· Menunjukkan rasa ingin tahu dan memiliki kemampuan untuk bertanya.
· Mengungkapkan kompleksitas dan melakukan penelusuran secara lebih mendalam.
Manfaat Penerapan Visible Thinking Routine (VTR)
Banyak manfaat yang diperoleh dari penerapan Visible Thinking Routine ini. Pertama, VTR bisa meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Kedua, VTR membuat siswa menjadi lebih kritis. Ketiga, VTR akan membuat pembelajaran lebih bermakna. Keempat, VTR bisa membuat pembelajaran berjalan secara interaktif. Kelima, VTR membuat siswa lebih antusias dalam menjalani proses pembelajaran.
Penerapan Visible Thinking Routine (VTR) di Kelas
Dengan banyaknya manfaat yang diperoleh dari penerapan Visible Thinking Routine ini, maka sudah selayaknya jika guru menerapkan metode ini. Lalu, bagaimanakah cara menerapkan VTR di kelas?
Penerapan VTR di kelas ini dimulai dari bagaimana guru mengidentifikasi kemampuan berpikir dan sikap apa yang diharapkan muncul dari siswa selama dan saat selesai melakukan proses pembelajaran.
Selanjutnya, guru bisa memilih melanjutkan penerapan VPR ini melalui berbagai macam cara. Contohnya, menggunakan metode chalk talk untuk membahas sebuah topik pembelajaran.
Misalnya, saat membahas tentang persegi panjang, guru tidak langsung menjelaskan apa itu persegi panjang, apa saja sifat-sifat dan bagaimana menghitung luas dan kelilingnya. Guru ingin tahu seberapa jauh pengetahuan siswanya tentang persegi panjang.
Di sinilah guru menerapkan VTR melalui chalk talk sebagai thinking routine-nya. Pada chalk talk ini, siswa diminta menjelaskan semua pengetahuan yang dimilikinya tentang persegi panjang ini. Apa yang siswa tahu tentang persegi panjang ditulis dalam chalk talk. Siswa menulis tanpa mengeluarkan suara.
Metode chalk talk ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan metode lainnya dalam merangsang kebiasaan berpikir siswa, yaitu:
· Chalk talk mendorong keterlibatan aktif semua siswa dalam proses pembelajaran.
· Chalk talk memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
· Chalk talk bisa membuat siswa berpikir secara mandiri.
· Chalk talk menunjukkan adanya keberagaman ide dan sudut pandang.
· Chalk talk membantu siswa mengembangkan ide dan pertanyaan.
· Chalk talk membantu siswa menghubungkan pendapat yang berbeda.
· Chalk talk bisa membuat siswa sadar akan kesalah pahamannya terhadap suatu topik pembelajaran.
Bagaimana pelaksanaan chalk talk untuk menerapkan VTR ini? Berikut langkah-langkah yang bisa guru lakukan saat akan melaksanakan chalk talk untuk penerapan VTR pada proses pembelajaran di kelas.
· Guru menentukan topik pembelajaran yang akan dibahas di chalk talk.
· Membuat peraturan chalk talk, tentang apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh siswa saat chalk talk.
· Guru memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan topik yang akan dibahas.
· Siswa menuliskan setiap pemikirannya pada chalk talk.
· Selama proses chalk talk ini, guru terus mengamati siswanya.
· Setelah chalk talk selesai, guru melakukan diskusi terbuka untuk membahas apa yang sudah dituliskan siswa-siswanya pada chalk talk ini.
Sebenarnya selain menggunakan chalk talk, ada beberapa metode lain yang bisa guru gunakan untuk penerapan VTR di kelas. Guru bisa merancang pembelajaran VTR ini melalui beberapa metode, antara lain See-Think-Wonder, Think-Puzzle-Explore, Think-Pair-Share dan lain sebagainya. Guru bisa memilih metode mana saja yang dianggap paling sesuai dengan kondisi siswanya masing-masing.
Hal yang paling penting untuk diingat adalah thinking routine adalah bagian dari Visible Thinking Routine. Dimana VTR ini harus dilakukan secara terus menerus sebagai aktivitas belajar. Hingga akhirnya bisa membentuk kebiasaan berpikir di kelas.
Pada dasarnya, VTR ini adalah metode yang paling tepat untuk mengasah kemampuan berpikir siswa. Kognitif siswa bisa berkembang dengan baik. Hal ini tentu sesuai dengan apa yang dicita-cita dalam konsep merdeka belajar. Yaitu, meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Siswa bisa memiliki kemampuan berpikir yang baik.
Demikian artikel tentang Visible Thinking Routine (VTR) ini. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam menerapkan metode visible thinking routine saat proses pembelajaran di kelas.