7 Teknik Mengajar untuk Pembentukan Karakter Siswa
Tahun ajaran 2024 menjadi tahun ketiga diterapkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah ide dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, atau yang akrab disapa Mas Menteri. Kurikulum ini adalah inspirasi dari slogan sebuah sekolah swasta di Jakarta, merdeka belajar.
Kurikulum ini dianggap bisa menjadi solusi bagi permasalahan pendidikan di Indonesia. Tak bisa dipungkiri, ketika terjadi pandemi COVID-19, pembelajaran berlangsung secara daring. Pembelajaran daring ini, nyatanya membuat pendidikan di Indonesia menjadi tertinggal.
Kurikulum merdeka ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Kurikulum merdeka, berfokus pada pemberian materi esensial, pengembangan keterampilan, dan penguatan karakter siswa.
Kurikulum merdeka tidak hanya berfokus pada kemampuan akademik semata, tetapi juga mengembangkan karakter siswa. Kurikulum merdeka, melakukan pendidikan karakter siswa. Karakter siswa dikembangan sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila, adalah proyek pendidikan karakter siswa yang dicanangkan oleh Mas Menteri yang sesuai dengan kurikulum merdeka. Adapun 6 elemen yang dimiliki Profil pelajar Pancasila, yaitu :
1. Berakhlak Mulia
Elemen berakhlak mulia ini, menjadi cerminan dari sila pertama Pancasila, Ketuhan Yang Maha Esa. Elemen berakhlak mulia ini ingin setiap siswa memiliki akhlak mulia, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesame, maupun lingkungan.
2. Berkebhinekaan Global
Elemen berkebhinekaan global ini sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Selain tetap menghargai perbedaan bangsa, juga harus berpikiran terbuka di tengah arus globalisasi. Siswa mampu berpikiran global tanpa harus melupakan jati diri bangsanya.
3. Gotong Royong
Elemen gotong royong, menginginkan siswa memiliki kemampuan bekerja sama dengan sukarela, agar pekerjaan bisa selesai dengan mudah dan cepat.
4. Mandiri
Elemen mandiri ini ingin setiap siswa memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri. Pada kesempatan ini, siswa akan bertanggung jawab sendiri atas proses dan hasil belajar mereka masing-masing.
5. Bernalar Kritis
Elemen bernalar kritis ingin setiap siswa mampu berpikir objektif dalam memproses informasi, mengevaluasi, dan mengambilkan kesimpulan.
6. Kreatif
Elemen kreatif ini menginginkan siswa memiliki kreativitas dalam kehidupan sehari-hari. Adapun arti dari kreatif ini yaitu kemampuan untuk memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat dan berdampak bagi orang sekitar.
Semua elemen profil pelajar Pancasila tersebut menjadi dasar pembentukan karakter siswa dalam kurikulum merdeka ini. Profil pelajar Pancasila ini diwujudkan dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
Selain itu, pembentukan karakter siswa juga dilakukan dalam proses pembelajaran. Melalui trik mengajar tertentu, guru juga bisa melakukan pembentukan karakter siswa sambal mengajar. Jadi, saat guru mengajar materi pelajaran, bisa sekaligus membentuk karakter siswa.
Ada tujuh teknik mengajar untuk pembentukan karakter siswa, yaitu :
1. Teknik Ceramah
Teknik ceramah menjadi salah satu metode mengajar untuk menguatkan karakter siswa. Teknik ceramah ini membuat guru mengajar dengan menyampaikan atau memaparkan materi pelajaran secara lisan. Selain memaparkan materi pelajaran, guru bisa cerita yang bisa membangun karakter siswa.
Ceritanya bisa seperti mendongeng. Guru bisa menanamkan karakter melalui tokoh-tokoh yang ada di dongeng. Misalnya, menanamkan karakter kreatif bisa melalui tokoh yang selalu berusaha mencari jalan keluar dalam menyelesaikan masalahnya.
2. Teknik Tanya Jawab
Teknik mengajar tanya jawab juga bisa dijadikan sarana pembentukan karakter siswa. Teknik tanya jawab bisa dilakukan untuk membentuk karakter siswa, seperti karakter percaya diri, komunikatif, dan menghargai pendapat orang lain.
Jadi, metode tanya jawab bisa dilakukan guru dengan melemparkan pertanyaan pada siswa. Guru bisa melatih siswa untuk menjawab dengan santun yang dilandasi dengan nilai-nilai berpikir kritis, logis, serta menghargai pendapat orang lain. Siswa juga bisa berlatih karakter berkebhinekaan global dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.
3. Teknik Diskusi
Mengajar dengan teknik diskusi banyak digunakan guru dalam implementasi kurikulum merdeka. Teknik diskusi juga bisa menjadi metode bagi guru dalam membentuk karakter siswa. Teknik mengajar diskusi bisa membentuk karakter siswa yang mampu bernalar kritis, berpikir logis, percaya diri, berani mengungkapkan pendapat, juga menghargai pendapat orang lain.
Guru bisa melemparkan salah satu topik sesuai materi pelajaran, untuk didiskusikan oleh siswa di kelas. Teknik mengajar diskusi ini bisa digunakan untuk mengembangkan elemen bernalar kritis, mandiri, juga berkebhinekaan global, sebagaimana yang terdapat pada profil pelajar Pancasila.
4. Teknik Studi Banding
Pembelajaran tak hanya ada di dalam kelas. Sesekali, guru bisa melakukan pembelajaran di luar kelas. misalnya, dengan melakukan studi banding. Teknik mengajar studi banding juga bisa menjadi cara guru dalam membentuk karakter siswa.
Studi banding memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari pengalaman langsung. Melalui studi banding ini siswa bisa membentuk karakter mandiri, berakhlak mulia, sekaligus gotong royong.
Misalnya, siswa bisa melakukan studi banding ke sebuah komunitas lokal. Di sana mereka bisa belajar tentang kearifan lokal yang ada, sekaligus mengembangkan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
5. Teknik Bermain Peran
Teknik bermain peran juga menjadi salah satu teknik mengajar yang bisa dilakukan guru dalam membentuk karakter siswanya. Teknik ini dilakukan dengan cara meminta siswa melakoni sebuah peran tertentu, sesuai dengan materi pelajaran.
Saat bermain peran ini, siswa bisa mengasah karakter kreatif, akhlak mulia, berkebhinekaan global sekaligus gotong royong.
Contohnya, guru bisa mengajak siswa memaikan peran sebagai tokoh masyarakat yang bertugas membangun daerahnya, melalui pembuatan kebijakan-kebijakan.
6. Teknik Simulasi
Mengajar dengan teknik simulasi, artinya mengajak siswanya menirukan situasi tertentu dalam memahami materi pelajaran. Misalnya, siswa bisa melakukan simulasi situasi bencana alam untuk memperlajari bagaimana bencana alam bisa terjadi.
Teknik simulasi ini bisa digunakan untuk membentuk karakter bernalar kritis, berkhlak mulia, serta gotong royong.
7. Teknik Penugasan
Teknik penugasan masih sering digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Teknik penugasan ini dilakukan guru dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan. Tugas ini bisa berupa tugas individu, maupun kelompok.
Jenis ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Bila tugas sifatnya individu, maka guru bisa melmbentuk karakter mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Lalu, jika tugas yang diberikan adalah tugas kelompok, maka karakter yang bisa dibentuk adalah kreatif, bernalar kritis, sekaligus gotong royong.
Jadi,baik tugas individu maupun kelompok, keduanya tetap bisa digunakan guru dalam membentuk karakter siswa.
Guru tidak hanya berkewajiban mengasah kecerdasan siswa, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk karakter siswanya. Guru bisa mengajar sekaligus membentuk karakter siswanya, melalui teknik mengajr yang dipilih. Ada banyak teknik mengajar yang bisa dipilih guru untuk membentuk karakter siswanya. Guru bisa memilih sesuai dengan tujuan pembelajaran masing-masing.
Demikian artikel tentang tujuh teknik mengajar untuk pembentukan karakter siswa. Semoga artikel ini bisa membantu Anda memahami tujuh teknik mengajar untuk pembentukan karakter siswa.